Persaingan Industri Pakaian Olah Raga

30 langsung menaikan harga jual produksehingga kondisi ini mengurangi keuntungan perusahaan. Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean MEA dan perdagangan bebas ASEAN-China dianggap penting dan merupakan ancaman bagi IKM termasuk industri produk tekstil berskala kecil. Menurut Hutabarat 2011 berlakunya ASEAN –China Free Trade Area menyebabkan banyaknya pabrik IKM TPT tutup, menyebabkan pengangguran dan produsen banyak beralih menjadi pedagang. Kondisi ini menyebabkan Indonesia tergolong ke dalam negara yang dominan impor Andara 2012. Dalam struktur biaya industri TPT biaya bahan bakar dan pelumas mencapai 4,17 dan merupakan biaya terkecil dibanding biaya lainnya Asmara et al 2013. Akan tetapi bagi PT PS kenaikan bahan bakar dan pelumas disertai kenaikan listrik dan pajak merupakan aspek yang sangat penting dan dianggap ancaman bagi perusahaan. Aspek Sosial Meningkatnya partisipasi penduduk Indonesia dalam berolah raga dari 21,76 tahun 2009 menjadi 24,96 pada tahun 2012 1 BPS 2014 mengindikasikan meningkatnya kesadaran penduduk melakukan olah raga. Kondisi ini merupakan peluang bagi produsen pakaian olah raga seperti PT PS. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 237. 641. 326 jiwa BPS 2012 merupakan peluang karena merupakan pasar dalam negeri yang potensial. Jumlah penduduk pengangguran terbuka di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 mencapai 15.571 orang BPS Kota Tasikmalaya 2016. Ketersediaan tenaga kerja ini merupakan hal yang penting dan menjadi peluang bagi PT PS dalam menjalankan produksinya. Aspek Teknologi Ketersediaan teknologi modern berupa mesin potong, mesin bordir, mesin obras, mesin jahit dan teknologi desain serta dukungan teknologi informasi TI dalam model dan desain dianggap penting dan merupakan merupakan peluang dalam pengembangan industri produk tekstil. Analisis Industri Porter’s Five Forces Di dalam industri terdapat lima kekuatan bersaing yaitu : masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti, kekuatan penawaran pembeli, kekuatan penawaran pemasok, dan persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada Porter dalam Pearce II dan Robinson Jr 2014. Tabel 8 menunjukkan hasil analisis industri PT PS berdasarkan identifikasi Porter’s Five Forces .

1. Persaingan Industri Pakaian Olah Raga

Persaingan indutri pakaian olah raga merupakan ancaman bagi PT PS meliputi banyaknya jumlah pengusaha trainingspak, persaingan harga jual produk sangat ketat, persaing aktif dalam pemasaran, pesaing melakukan inovasi produk dan tingkat produktivitas tenaga kerja. Sedangkan persaingan perolehan bahan baku kain tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan karena PT PS memproduksi kain sendiri. Demikian juga diferensiasi bahan baku kurang berpengaruh karena jenis yang digunakan oleh PT PS merupakan jenis kain 1 Angka 24,96 menunjukkan ada 24,96 orang dari 100 penduduk Indonesia berusia 10 tahun keatas yang berpartisipasi aktif dalam olah raga BPS, 2014 31 polyester yang mutu dan harganya dibawah jenis kain lainnya sehingga PT PS dapat menjual produk lebih murah dibanding pesaing yang menggunakan bahan baku jenis lebih mahal. Tabel 8 Analisis Industri Porter’s Five Forces No Aspek Ya Tidak Simpulan Persaingan Industri Sejenis 1 Persaingan harga jual ketat vvvv v T 2 Persaingan memperoleh bahan baku ketat vvv vv OT 3 Jenis kain bahan termurah jenis kain hyget jarang digunakan untuk trainingspak 2 vvvvv O 4 Pesaing aktif dalam pemasaran vvvvv T 5 Pesaing melakukan inovasi produk Inovatif dalam produk vvv vv OT 6 Produktivitas tenaga kerja vvvv v T 7 Jumlah pengusaha trainingspak berbahan polyester meningkat vvvvv T Ancaman Pendatang Baru 1 Skala ekonomi vvvv v O 2 Diferensiasi produk, v vvvv O 3 Persyaratan memperoleh modal vvv vv OT 4 Akses terhadap saluran distribusi vvvv v O 5 Kebijakan pemerintah vv vvv OT 6 Kebutuhan modal vvvv v O 7 Tingkat loyalitas pelanggan vvvv v O Posisi Tawar Pemasok 1 Mengurangi mutu barangjasa yang dibeli v vvvv O 2 Harga Bahan Baku vvvvv T 3 Alternatif pemasok vvvv v O 4 Mutu produk pemasok selalu konstan vvv vv OT 5 Tingkat persaingan pasar pemasok vvvv v O 6 Besarnya biaya beralih ke pemasok lain vv vvv OT 7 Tingkat dominasi pemasok v vvvv O Posisi Tawar Pembeli 1 Pelanggan setingkat grosir vvvvv O 2 Produk yang dibeli merupakan produk standar atau tidak terdeferensiasi vvvv v T 3 Pembeli memperoleh laba rendah vvv vv OT 4 Produk yang dibeli tidak terlalu penting bagi produk atau jasa pembeli, vv vvv OT Ancaman Produk Substitusi 1 Harga lebih murah v vvvv O 2 Mutu yang sama vvv vv T 3 Mutu lebih baik vvvv v T 4 Kemudahan mendapatkan produk pengganti vvvv v T Keterangan : O : Opportunities, T : Threats 2 Jenis bahan termurah adalah jenis kain hyget yang jarang digunakan untuk bahan baku trainingspak, tetapi lebih banyak digunakan untuk kaos kampanye. Hal ini menunjukkan bahwa bahan baku tidak terdiferensiasi. dan merupakan peluang bagi produk traningspak berbahan polyester. 32

2. Masuknya Pendatang Baru