Pengetahuan dan perilaku masyarakat

diterapkan daerah uji coba yaitu di Jakarta Timur dan memberikan hasil yang baik DEPKES 2008.

2.5 Pengetahuan dan perilaku masyarakat

Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni: 1 Tahu know, 2 Memahami Comprehension, 3 Aplikasi Application, 4 Analisis Analysis, 5 Sintesis Synthesis, 6 Evaluasi Evaluation. Slamet 1998 mengemukakan bahwa perilaku terdiri dari tiga dasar yang meliputi: pertama, perilaku pengetahuan knowing behaviour, kedua, perilaku sikap feeling behaviour dan ketiga, perilaku keterampilan doing behaviour. Apabila pengertian perilaku ini lebih disederhanakan maka perilaku dapat dibagi menjadi 2 unsur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Proses perubahan perilaku atau penerimaan ide baru adalah hasil dari suatu proses yang kompleks yang biasanya memerlukan waktu yang lama. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dari 3 faktor yaitu : 1 Faktor-faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya, 2 Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya puskesmas dan obat-obatan 3 Faktor- faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Dengan demikian perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Glanz et al. 1997 mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain: 1 Perilaku kesehatan health behaviour, yakni hal-hal yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dalam hal ini termasuk juga tindakan untuk mencegah penyakit dan kebersihan perorangan. 2 Perilaku sakit illness behaviour yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang merasa dirinya sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau merasa dan mengenal rasa sakit yang ada pada diri- nya. Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan individu tersebut untuk mengidentifikasi penyakitnya, penyebab penyakit serta usaha-usaha pencegahan penyakit. Notoatmodjo 2007 mengemukakan bahwa perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif pengetahuan, persepsi dan sikap, maupun bersifat aktif tindakan yang nyata atau praktis. Adapun stimulus atau rangsangan disini terdiri 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup : 1 Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, dengan tingkat pencegahan penyakit, yakni : Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. misalnya: makan makanan yang bergizi dan olahraga, pencegahan penyakit. misalnya: Tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria dan imunisasi, pencarian pengobatan seperti halnya berusaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas moderen seperti puskesmas, mantri, dokter praktek dan sebagainya, dan pemulihan kesehatan 2 perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan 3 perilaku terhadap makanan dan 4 perilaku terhadap lingkungan kesehatan. Perilaku kesehatan mencakup beberapa aspek di antaranya: perilaku kesehatan sehubungan dengan air bersih, pembuangan air kotor, limbah, rumah yang sehat meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai dan pembersihan sarang- sarang nyamuk vektor.

2.6 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Penyakit

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Penanggulan Demam Berdarah Dengue Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014

2 46 134

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Survei Jentik dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2006

0 62 106

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil

0 49 53

Survei Jentik Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dikecamatan Medan Marelan Tahun 2006

1 43 106

Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009

0 28 88

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Desa Laladon Kabupaten Bogor terhadap Masalah Vektor dan Penyakit Demam Berdarah Dengue

0 3 68

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 2 53

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Perilaku 3M Plus Di Desa Sumbermulyo Kabupaten Bantul.

0 1 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Perilaku 3M Plus Di Desa Sumbermulyo Kabupaten Bantul.

0 1 20