4.5 Profil pengetahuan responden di Desa Babakan
Karakteristik  individu  yang  relatif  tidak  berubah  adalah  umur,  jenis kelamin,  suku  bangsa,  pendidikan  dan  pekerjaan.    Semakin  tinggi  tingkat
pendidikan,  proporsi  tindakan  terhadap  pencegahan  penyakit  diharapkan  cukup baik.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  287  responden,  sebanyak  98
responden  pernah  mendengar  penyakit  DBD  dan  hanya  2  yang  tidak mengetahuinya dan tidak pernah mendengarnya Gambar 3.
.
Gambar 3  Pengetahuan masyarakat mengenal penyakit DBD.
Gambar  di  atas  menjelaskan  98  responden  yang  pernah  mendengar informasi  tentang  DBD,  informasi  terbanyak  diperoleh  dari  media  elektronik
televisi,  radio  dan  film,  kemudian  orang  dekat  Keluarga,  teman,  tetangga, media  cetak  Surat  kabar,  majalah,  brosur,  pamong  Camat,  Lurah,  RW,  RT,
petugas  kesehatan  dan  yang  terakhir  adalah  kader  Posyandu,  dasawisma Gambar 4.
Gambar 4  Media pemberi informasi yang diperoleh responden mengenai penyakit DBD.
Selain  dari  sumber-sumber  informasi  di  atas  adanya  pengalaman responden  maupun  orang-orang  terdekat  responden  yang  pernah  menderita
penyakit DBD, dapat menambah sedikit banyak pengetahuan responden terhadap DBD.    Enam  puluh  lima  persen  responden  mempunyai  pengalaman    adanya
anggota  keluarga,  sanak  saudara,  teman,  tetangga,  atau  bahkan  responden  itu sendiri,  pernah  menderita  demam  berdarah  dan  sisanya  35  responden  tidak
mempunyai pengalaman terjangkit penyakit DBD Gambar 5.
Gambar 5  Pengalaman responden terkena DBD. Pengetahuan  responden  terhadap  penyakit  DBD  dibagi  menjadi  beberapa
kategori  yaitu  pengetahuan  responden  tentang  penyebab,  penular,  perilaku nyamuk yang dapat menyebabkan  penyakit DBD.  Mengenai penyebab penyakit
DBD,  sebagian  besar  responden  sebanyak  75  masih  menjawab  penyebab penyakit DBD adalah nyamuk.  Seharusnya penyebab dari penyakit DBD adalah
virus.  Hal ini diperkirakan masih banyaknya responden yang masih terkelirukan antara  penyebab  dan  penular  dari  penyakit  DBD.    Responden  yang  mampu
mengetahui  penyebab  penyakit  ini  sebesar  11,  sedangkan  selain  nyamuk  dan virus, responden menjawab DBD disebabkan oleh parasit sebanyak 1, tidak tahu
9  dan  lain-lain  seperti  kecapekan,  kebersihan  lingkungan,  genangan  air  dan plasmodium sebanyak 4 Gambar 6.
Gambar 6  Pengetahuan responden mengenai penyebab penyakit DBD.
Gambar 7 menunjukkan sebanyak 93 responden mampu menjawab baik bahwa  penular  dari  penyakit  DBD  adalah  nyamuk  dan  7  responden  tidak  tahu
penular penyakit DBD.  Serta tidak ada satupun responden yang menjawab bahwa lalat  sebagai  penular  penyakit  ini,  namun  ada  1  responden  0  yang  menjawab
bahwa penular DBD melalui makanan.
Gambar 7  Pengetahuan responden mengenai penular penyakit DBD.
Gambar 8 menunjukkan nama nyamuk sebagai penular DBD.  Responden yang mampu  menjawab  bahwa nyamuk  adalah penular penyakit DBD, sebanyak
76  mampu  menjawab  dengan  benar  bahwa  nyamuk  Aedes  aegypti  adalah penularnya,  22  tidak  tahu,  serta  masing-masing  sebanyak  1  menjawab
Anopheles dan nyamuk demam berdarah.
Gambar 8  Pengetahuan responden mengenai nama nyamuk penular DBD.
Pengetahuan  mengenai  perilaku  nyamuk  DBD,  digolongkan  menjadi  3 kategori  yaitu  berpengetahuan  tingkat  rendah,  sedang  dan  tinggi.    Responden
dikategorikan  berpengetahuan  rendah  ketika  tidak  tahu  sama  sekali  perilaku nyamuk,  berpengetahuan tingkat  sedang ketika  responden mampu menjawab 1-3
dari 5 jawaban yang benar ≤60 dan berpengetahuan tingkat tinggi dengan 4-5
jawaban  yang  benar  60.    Berdasarkan  pada  Gambar  7,  72  responden berpengetahuan  tingkat  sedang,  26  tingkat  rendah  dan  2  berpengetahuan
tingkat tinggi mengenai perilaku nyamuk DBD.
Gambar 9  Pengetahuan responden terhadap perilaku nyamuk Aedes aegypti.
Siklus  nyamuk  berdarah  Aedes  aegypti  adalah  metamorfosis  sempurna telur-larva-pupa-dewasa. Sebanyak 55 responden menjawab dengan benar dan
40  responden  tidak  mengetahuinya.    Adapun  yang  menjawab  telur-dewasa sebesar 3, beranak 1 dan lain-lain 1 yang terdiri dari bertelur bertelur-jentik
saja Gambar 10.
Gambar 10  Pengetahuan responden mengenai siklus nyamuk Ae. aegypti.
Berbagai  upaya  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  untuk  dapat mengendalikan  penyakit  DBD  seperti  aksi  bersih  lingkungan,  fogging  dan
gerakan  3M  Menutup,  Menguras  TPA  dan  Mengubur  kaleng  bekas.    Namun, tidak semua gerakan ini dilakukan seluruhnya oleh masyarakat.  Berdasarkan hasil
survei yang telah dilakukan 91 responden tahu tentang kegiatan pemberantasan sarang nyamuk PSN3M plus, sedangkan  sisanya 9 tidak pernah mendengar
istilah  tersebut.    Informasi  mengenai  PSN3M  plus  ini  umumnya  berasal  dari media elektronik seperti TV, radio, dan film.  Keterangan mengenai pengetahuan
responden tentang PSN3M plus disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11  Pengetahuan responden mengenai PSN atau 3M plus.
Gambar  12  menunjukkan  hampir  seluruh  responden  yang  telah diwawancarai,  98  menyatakan  bahwa  DBD  dapat  dicegah,  2  tidak
mengetahuinya  dan  0  1  responden  menyatakan  bahwa  DBD  tidak  dapat dicegah.
Gambar 12  Pengetahuan responden mengenai pencegahan penyakit DBD.
Gambar  13  menunjukkan  keinginan  responden  mengenai  diadakannya PSN.    Dari  jawaban  responden  dikelompokkan  menjadi  7  bagian.    Responden
yang  menjawab  di  bawah  1  minggu  0-7  hari  sebanyak  63,  responden  yang menjawab 8-14 hari, kapan ada waktu, jika kotor dan lain-lain bergantung dana,
ketika  musim  hujan,  sebelum  terkena  DBD  dan  jika  kotor  saja  masing-masing sebanyak  4,  sedangkan  yang  1  bulan  sebanyak  11  dan  10  menjawab  lebih
dari 1 bulan.
Gambar 13  Pengetahuan responden mengenai waktu yang cocok untuk pelaksanaan PSN.
Pada  umumnya  tindakan  pertama  kali  yang  dilakukan  responden  dalam menangani  penyakit  DBD  yaitu  membawa  ke  petugas  kesehatan  sebanyak  89
responden,  7  mengobati  sendiri  dengan  berbagai  cara  diantaranya  dengan membuat jus jambu biji, dan 4 responden menjawab lain-lain seperti melapor ke
RT Gambar 14.
Gambar 14  Tindakan yang dilakukan responden jika anggota keluarga menderita DBD.
Tabel 5 Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit DBD.
Skor Jawaban Jumlah Orang n=287
Persentase 70 Baik
6 2
40-70 Sedang 85
30 40 Kurang
196 68
Jumlah 287
100
Gambar 15 Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit DBD.
Secara  garis  besar,  dapat  disimpulkan  bahwa  pengetahuan  masyarakat Desa  Babakan  terhadap  penyakit  DBD  terbagi  atas  tiga  kategori  kurang  68,
sedang  30  dan  baik  2.    Jadi  sebagian  besar  68  masyarakat  tergolong kategori kurang Tabel 4 dan Gambar 15.
4.6 Profil Perilaku Responden