berkorelasi  positif  terhadap  pengetahuan  dan  perilakunya  terhadap  kesehatan individu dan kebersihan lingkungan disekitarnya.
Pekerjaan  responden  dalam  penelitian  ini,  33  responden  berstatus sebagai  mahasiswa,  28  sebagai  ibu  rumah  tangga,  12  tidak  bekerja,  4
PNSTNI, 3 pegawai swasta, 10 wiraswasta, 2 buruh dan lain-lain sebanyak 8 yang terdiri dari guru, pensiunan, pelajar, pengajar dan tukang ojek.
Berdasarkan hubungan responden dengan kepala keluarga, 19 responden sebagai kepala keluarga, 32 sebagai istri, 10 sebagai anak, 37 sebagai anak
kost  dan  2  lain-lain  yang  terdiri  sebagai  cucu,  pembantu  maupun  mertua. Sebagian besar hubungan responden dan kepala keluarga sebagai anak kost karena
daerah penelitian ini banyak dibangun sebagai tempat kost.
4.4 Kasus DBD di Desa Babakan
Kasus  DBD  yang  tercatat  pada  fasilitas  kesehatan  di  sekitar  daerah penelitian,  berasal  dari  Puskesmas  Cangkurawok  dan  Klinik  Farfa  Swasta,
disajikan pada Tabel  2,  sedangkan data kaitan  curah hujan dan banyaknya  kasus DBD disajikan pada Gambar 2.
Tabel  2 Kasus  DBD di  Puskesmas Cangkurawok dan Klinik  Farfa pada  Januari- Desember 2010
Bulan Puskesmas
Cangkurawok Orang
Klinik Farfa Orang
Jumlah kasus DBD
Januari 4
14 18
Februari 3
9 12
Maret 1
20 21
April 2
8 10
Mei 11
11 Juni
12 12
Juli 4
4 Agustus
1 16
17 September
17 17
Oktober 10
10 November
30 30
Desember 2
3 5
Jumlah 13
154 167
Puskesmas  Cangkurawok  dan  Klinik  Farfa  merupakan  fasilitas  kesehatan terdekat  di  sekitar  daerah  penelitian.    Tabel  2  menunjukkan  jumlah  kasus  DBD
yang  diperoleh  dari  kedua  fasilitas  kesehatan  selama  tahun  2010.    Jumlah  kasus selama tahun 2010 di Puskesmas Cangkurawok berjumlah 13 kasus, sedangkan di
Klinik  Farfa  sebanyak  154  kasus.    Faktor  yang  menyebabkan  sedikitnya  jumlah kasus DBD  yang tercatat di Puskesmas Cangkurawok dibandingkan Klinik Farfa
kemungkinan  karena  fasilitas  puskesmas  kurang  lengkap,  jam  kerja  yang  lebih sedikit,  serta lokasi  yang kurang strategis.  Ditemukannya kasus  DBD sepanjang
tahun,  dapat  dipengaruhi  karena  pemberantasan  vektor  yang  kurang  tepat  atau perilaku masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang masih buruk
. Hubungan curah hujan dan kasus DBD pada tahun 2010 di Desa Babakan,
secara  garis  besar  terlihat  bahwa,  curah  hujan  dapat  mempengaruhi  kasus  DBD Gambar  2.    Semakin  tinggi  curah  hujan,  maka  jumlah  kasus  DBD  yang
ditemukan  juga  bertambah  banyak.    Hal  ini  dikarenakan  telur  dari  nyamuk  Ae. aegypti  mampu  bertahan  dalam  keadaan  kering,  sehingga  ketika  curah  hujan
tinggi, telur tersebut dapat menetas.  Namun demikian, korelasi antara curah hujan dan  jumlah  kasus  DBD  di  Desa  Babakan  lemah  r=0,277.    Hal  tersebut  dapat
dipengaruhi  pencatatan  data  pada  dua  pelayanan  kesehatan  Puskesmas Cangkurawok dan Klinik Farfa kurang lengkap.
.
Gambar 2  Kaitan curah hujan dan kasus DBD pada tahun 2010 di Desa Babakan.
Tabel  3  Data  hasil  pemeriksaan  darah  penderita  DBD  di  Klinik  Farfa  pada Januari- Desember 2010
Angka Rata-rata dari Kelompok Usia
tahun Hemoglobin
gdL Leukosit selmm
3
Trombosit ribu
Hematokrit 1-
≤4 11.5
6484.62 176.9
34.5 5.02-13.2
3 900-12 545 35-268
15-39 5-
≤14 12.4
6055.16 184
37.74 9.8-17.10
3 200-11 245 25-269
30-53 15-
≤18 14.68
5285 148.57
47 11.2-18.02
3 770-7 020 23-238
43-52 19-
≤40 13.62
5424.91 178.72
40.58 9.06-15.48
3 250-7 540 28-268
34-51 40
12.77 5609.5
158.33 39.5
5.02-16.2 2 665-10 010
18-271 15-48
Diagnosis  yang  menunjang  kepastian  DBD  adalah  pemeriksaan  darah penderita.    Berdasarkan  data  Tabel  3,  Kadar  hemoglobin  pada  penderita  DBD
tidak  menjauhi  kisaran  normal  rata-rata  16  gdL  pada  pria  dan  14  gdL  pada wanita.  Namun, ada beberapa penderita  yang kadar hemoglobinnya rendah, hal
ini mungkin dipengaruhinya volume darah yang sedikit.  Kandungan leukosit pada penderita  juga  masih  dalam  kisaran  normal  4.000-11.000  sel  per  mikroliter
darah.  Sel leukosit ini memberikan badan pertahanan yang kuat terhadap tumor serta  infeksi    virus,  bakteri  dan  parasit    Ganong  1995.    Kadar  leukosit  dari
beberapa  penderita  DBD  masih  di  bawah  normal,  hal  ini  dipengaruhi  oleh  daya tahan  tubuh  pada  masing-masing  individu.    Secara  garis  besar,  kandungan
trombosit  penderita  DBD  sangat  rendah  kadar  normal  trombosit  300.000  per mikroliter darah.  Rendahnya trombosit pada pasien yang datang ke Klinik Farfa
ini  menunjukkan  bahwa  orang  tersebut  positif  terjangkit  penyakit  DBD.    Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis
normal  jika  terjadi  cedera  pada  vaskular.  Jika  tidak  ada  trombosit,  dapat  terjadi kebocoran  darah  spontan  dari  pembuluh  darah  kecil,  sehingga  menimbulkan
gejala  mimisan,  muntah  darah,  berak  darah  bahkan  bisa  timbul  syok  pada penderita  DBD.    Hematokrit  ht  adalah  volume  eritrosit  yang  dipisahkan  dari
plasma  di  dalam  tabung  khusus  yang  nilainya  dinyatakan  dalam  persen.    Nilai hematokrit    normal  pada  pria  40-48  dan  wanita  37-43.    Perubahan  nilai
hematokrit  yang  cepat  tanpa  adanya  perubahan  volume  plasma  yang  nyata,
biasanya ada pendarahan atau hemolisis
.
Rata-rata nilai hematokrit pada penderita DBD, tidak jauh dari kisaran normal, namun masih ada penderita DBD yang nilai
hematokritnya rendah 15.  Hal ini disebabkan keadaan individu yang anemis, karena kandungan eritrosit yang rendah nilai hematrokritnya juga rendah.
Adapun jumlah kasus DBD  yang tercatat di Desa Babakan Klinik Farfa terbanyak diderita pada kelompok usia 19-40 tahun Tabel 3.  Kemungkinan hal
ini  disebabkan  oleh  aktifitas  di  luar  yang  tinggi  sehingga  potensi  kontak  dengan vektor lebih besar.
Tabel  4 Jumlah kasus DBD berdasarkan kelompok usia pada Klinik Farfa pada Januari- Desember 2010
Kelompok usia tahun Jumlah kasus DBD orang
0-4 41
5- ≤14
34 15-
≤18 7
19-40 57
40 15
4.5 Profil pengetahuan responden di Desa Babakan