Latar Belakang Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Desa Babakan Kabupaten Bogor terhadap Masalah Vektor dan Penyakit Demam Berdarah Dengue

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyamuk adalah serangga berukuran kecil, halus, langsing, kaki-kaki atau tungkainya panjang langsing, dan mempunyai bagian mulut untuk menusuk kulit dan menghisap darah. Nyamuk di Indonesia terdiri atas 457 spesies, di antaranya spesies Anopheles, 125 Aedes, 82 Culex, 8 Mansonia, sedangkan sisanya tidak termasuk menganggu O’ Connor dan Sopa 1981. Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue DBD. Selain dengue, Ae. aegypti juga merupakan pembawa virus yellow fever. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Ae. aegypti merupakan pembawa utama primary vector dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus penyebaran dengue di desa dan kota Hadi dan Koesharto 2006. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menangani DBD di antaranya adalah pengendalian vektor dengan berbagai cara seperti pengasapan nyamuk dewasa, larvasidasi, serta PSN Pemberantasan Sarang Nyamuk untuk menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk. Namun demikian, kasus DBD di Indonesia tetap tinggi, satu contoh diantaranya adalah kasus DBD di Kabupaten Bogor. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, bila dilihat dari jumlah penderitanya, kasus DBD masih tetap pada level tinggi, yakni sebanyak 2.403 kasus di 2009 dan 2.400 di 2010. Jika dilihat dari indikator jumlah korban yang meninggal, secara umum kasus DBD di Kabupaten Bogor sepanjang tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dibandingkan dengan tahun 2009. Untuk menurunkan jumlah kasus di Kabupaten Bogor cukup sulit mengingat wilayahnya yang dikelilingi daerah endemik DBD, seperti daerah- daerah Kota Bogor, Depok dan Sukabumi. Kondisi ini yang menyebabkan penurunan kasus DBD sulit dicegah secara tajam, sehingga perlu upaya berkelanjutan guna mengantisipasi banyaknya korban akibat penyakit yang mematikan tersebut. Mengingat adanya berbagai permasalahan penyakit DBD tersebut maka peran serta masyarakat dalam menangani DBD perlu digalakkan. Oleh karena itu, tingkat perilaku dan pengetahuan masyarakat dalam menyikapi DBD perlu dipelajari agar masyarakat bisa bersama-sama pemerintah mampu menangani DBD.

1.2 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Penanggulan Demam Berdarah Dengue Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014

2 46 134

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Survei Jentik dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2006

0 62 106

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil

0 49 53

Survei Jentik Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dikecamatan Medan Marelan Tahun 2006

1 43 106

Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009

0 28 88

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Desa Laladon Kabupaten Bogor terhadap Masalah Vektor dan Penyakit Demam Berdarah Dengue

0 3 68

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 2 53

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Perilaku 3M Plus Di Desa Sumbermulyo Kabupaten Bantul.

0 1 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Perilaku 3M Plus Di Desa Sumbermulyo Kabupaten Bantul.

0 1 20