Zona Pemanfaatan Khusus atau penyangga seluas 2.155Ha yang hanya Letak dan Luas Kawasan Topografi dan Iklim

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri kehutanan No.144Kpts-II1991 tanggal 1 Maret 1991 Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Timur II dijadikan Unit Pelaksanaan Teknis UPT di bidang Konservasi Sumberdaya Alam di bawah manajemen dan bertanggung jawab kepada Balai Konservasi Alam Jawa Timur IV dan secara administratif di bawah binaan kantor wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Buku II Data, Proyeksi dan Analisis TNMB 1995-2020. Suaka Margastwa Meru Betiri yang dinyatakan sebagai Taman Nasional yang kemudian ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.277Kpts-VI1997. Dalam rangka optimalisasi fungsi dan pengelolaan kawasan telah ditetapkan sistem zonasi TNMB berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Perlindungan dan Konservasi Alam No. 185KptsDJ- V1999 tanggal 31 Desember 1999 dengan zonasi sebagai berikut: a. Zona Inti seluas 27.915 Ha terdiri atas hutan pantai, hutan hujan tropis dan hutan bambu. Zona ini hanya dimanfaatkan untuk penelitian dan inventarisasi flora dan fauna yang bermanfaat, yang hingga saat ini masih belum banyak diketahui. b. Zona Rimba seluas 22.622 Ha terdiri atas hutan mangrove, hutan pantai, hutan rawa, hutan hujan tropis dan hutan bambu. Zona ini umumnya digunakan untuk menunjang upaya penelitian seperti pengamatan satwa dan habitatnya serta ekosistem yang menunjang pendidikan dan rekreasi. c. Zona Pemanfaatan Intensif seluas 1.285 Ha merupakan formasi hutan hujan tropis dan hutan bambu. Kawasan rimba ini secara khusus telah dimanfaatkan penduduk setempat untuk menanam palawija dan tanaman endemik, dan dipergunakan juga oleh peneliti untuk merehabilitasi kawasan yang telah rusak atau gundul. d. Zona Rehabilitasi seluas 4.023 Ha tersusun atas hutan pantai dan hutan bambu yang secara khusus dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, paket wisata.

e. Zona Pemanfaatan Khusus atau penyangga seluas 2.155Ha yang hanya

merupakan hutan hujan tropis ini dikembangkan untuk ekoagrotourism dan budidaya tanaman obat serta penangkaran satwa jenis tertentu. Gambar 9 Peta Zonasi Kawasan Taman Nasional Meru Betiri.

4.2 Letak dan Luas Kawasan

Kawasan Meru Betiri ditunjuk sebagai Taman Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 277Kpts-VI1997 tanggal 23 Mei 1997 seluas 58.000 Ha yang terletak pada dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Jember seluas 37.585 Ha dan Kabupaten Banyuwangi seluas 20.415 Ha. Secara geografis kawasan ini terletak pada 113º38’38” - 113º58’30” BT dan 8º20’48” - 8º33’48” LS, sedangkan secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Adapun batas-batas wilayah kawasannya meliputi: • Sebelah Utara berbatasan dengan kawasan PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Malangsari dan kawasan hutan Perum PERHUTANI. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Sanen, kawasan PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Sumberjambe, PT. Perkebunan Treblasala dan Desa Sarongan. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. • Sebelah Barat berbatasan dengan kawasan hutan Perum PERHUTANI, PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisanen, Kebun Kotta Blater, Desa Sanenrejo, Desa Andongrejo dan Desa Curahnongko.

4.3 Topografi dan Iklim

Pada umumnya Taman Nasional Meru Betiri memiliki topografi berbukit- bukit dengan kisaran elevasi mulai dari tepi laut hingga ketinggian 1.223 meter dari permukaan laut dpl di puncak Gunung Betiri. Kondisi topografi di sepanjang pantai berbukit-bukit sampai bergunung-gunung dengan tebing yang curam. Sedangkan pantai datar yang berpasir hanya sebagian kecil, dari Timur ke Barat adalah Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, Pantai Permisan, Pantai Meru dan Pantai Bandealit. Sungai-sungai yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri antara lain Sungai Sukamade, Sungai Permisan, Sungai Meru dan Sungai Sekar Pisang yang mengalir dan bermuara di pantai selatan Pulau Jawa. Berdasarkan tipe iklim Schmidt dan Ferguson Taman Nasional Meru Betiri memiliki dua tipe iklim, pada bagian Utara dan Tengah termasuk tipe iklim B yaitu daerah tanpa musim kering dan hutan hujan tropika yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk tipe iklim C yaitu daerah dengan musim kering nyata dan merupakan peralihan hutan hujan tropika ke hutan musim. Curah hujan di kawasan ini bervariasi antara 2.544 - 3.478 mm per tahun dengan bulan basah antara bulan Nopember - Maret, dan kering antara April - Oktober. 4.4 Potensi Taman Nasional 4.4.1 Flora dan Tipe Habitat