115 spesies yang tidak dilindungi, meliputi 25 spesies mamalia 18 diantaranya dilindungi, 8 reptilia 6 spesies diantaranya dilindungi, dan 184 spesies burung
68 spesies diantaranya dilindungi. Jenis mamalia yang terdapat di kawasan ini diantaranya adalah kijang
Muntiacus muntjak, banteng Bos javanicus, macan tutul Panthera pardus, babi hutan Sus scrofa, rusa Cervus timorensis, kancil Tragulus javanicus,
musang luwak Phardoxurus hermaphrodytus, kukang Nycticebus councang, landak Hystrix brachyura, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, kera
hitamlutung budeng Trachypithecus auratus, kera Macaca irus, dan trenggiling Manis javanicus.
4.5 Kondisi Pendidikan, Mata Pencaharian dan Sosial Ekonomi Masyarakat 4.5.1 Pendidikan
Kondisi masyarakat Taman Nasional Meru Betiri sebagian besar masih berpendidikan rendah, hal ini dapat dilihat dari proporsi yang rata-rata 54, 4
masih tidak tamat Sekolah Dasar, sebanyak 31,1 mengaku tamat SD, 10 mengaku tamat SLTP, dan hanya 3,3 tamat SLTA, serta 1,1 menyelesaikan
Perguruan Tinggi. Proporsi rendahnya tingkat pendidikan penduduk tersebut memiliki pengaruh terhadap rendahnya tingkat pemahaman lingkungan hutan
yang ada di sekitarnya.
4.5.2 Mata Pencaharian
Yuswadi dan Bowo 2003 menemukan indikasi bahwa di daerah penyangga Taman Nasional Meru Betiri telah terjadi tekanan penduduk yang
cukup tinggi. Sistem Pertanian sebagai sumber mata pencaharian tampaknya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup penduduk desa, khususnya petani. Masyarakat
mencari beberapa alternatif sumber mata pencaharian lain sebagai sumber pendapatan seperti: mengambil hasil hutan, beternak, buruh tani, bekerja di kota
dan menjadi tukang atau pengrajin. Hal ini menunjukkan bahwa selama kurang lebih 17 tahun telah terjadi bahwa pekerjaan tambahan mengambil hasil hutan
pada sebagian penduduk telah bergeser menjadi pekerjaan utama justru dengan motivasi yang tinggi.
4.5.3 Sosial Ekonomi
Hasil penelitian Yuswadi dan Bowo 2003 menunjukkan kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk di daerah penyangga Taman Nasional memiliki
andil besar bagi kelestarian lingkungan hutan Taman Nasional. Secara sosial ekonomi daerah penyangga ini mengalami kelangkaan tanah pertanian sehingga
tidak memadai untuk hidup layak bagi penduduknya Man land ratio 15 orangHa sawah dan 22 orangHa pekarangan. Kondisi ini mengakibatkan tekanan
perusakanpengambilan hasil hutan terhadap Taman Nasional Meru Betiri. Disamping itu faktor kemiskinan, kurangnya kesadaran lingkungan dan rendahnya
tingkat pendidikan memiliki hubungan signifikan dengan tingkat motivasi dan pengambilan hasil hutan Taman Nasional Meru Betiri
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor-faktor Penentu Kesesuaian Habitat 5.1.1 Penutupan Lahan
Penutupan lahan dan penggunaan lahan yang ada di TN Meru Betiri SPTN I Sarongan dianalisis berdasarkan hasil klasifikasi Citra Satelit Landsat ETM 7
liputan 28 Mei 2002, yang dikelompokkan menjadi 9 kategori. Tipe penutupan dan penggunaan lahan tersebut disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4 Penutupan lahan TN Meru Betiri
No Tipe Penutupan Lahan
Luas Ha 1 Hutan
7.196,55 2 Perkebunan
613,22 3 Ladang
648,50 4 Semak
belukar 185,57
5 Lahan pertanian
2,07 6 Lahan
terbuka 457,82
7 Lahan terbangun
24,83 8 Badan
air 271,71
9 Tidak ada data
42,24
Klasifikasi penutupan lahan terbagi dalam 9 tipe yaitu hutan, perkebunan, ladang, semak belukar, lahan pertanian, lahan terbuka, lahan terbangun, badan
air, awan dan bayangan awan. Kunci interpretasi tipe penutupan lahan pada Citra Landsat, kombinasi band 5,4,3 dapat dijelaskan sebagai berikut Handini
2010: 1.
Tipe penutupan lahan hutan adalah seluruh penampakan hutan alam, hutan tanaman dan hutan sekunder.
2. Perkebunan merupakan suatu lahan pertanian yang didominasi oleh tanaman
perkebunan, dan umumnya lahan ini masih dikelola atau sangat erat dengan campur tangan manusia.
3. Ladang merupakan lahan pertanian kering yang ditanami bukan tanaman
keras. Umumnya ladang ditanami dengan sayuran atau tanaman pangan. 4.
Semak adalah lahan yang didominasi oleh tumbuhan bawah dan rumput. 5.
Lahan pertanian merupakan pertanian lahan basah yang ditanami oleh padi. 6.
Lahan terbuka adalah lahan yang tidak bervegetasi.