Taksonomi Bioekologi Hubungan Tegtrastigma sp terhadap Rafflesia

4 dengan pembentukan kecambah yang terdapat di dalam kulit akar tumbuhan inang dan berkembang menjadi benang-benang La Rue 1957 diacu dalam Zuhud et al. 1998. Selanjutnya terjadi pembengkakan serta terbentuknya knop pada permukaan akar tumbuhan inangnya.kemudian membesar sampai knop tersebut robek yang nantinya akan menjadi bunga Meijer 1958 diacu dalam Zuhud et al. 1998. Rafflesia merupakan tumbuhan berumah dua, sehingga proses penyerbukan memerlukan bantuan hewan penyerbuk yang berupa serangga antara lain dari spesies lalat seperti Lucilia sp., Sarcophaga sp., Protocaliphora sp. dan Drosophyla sp., sedangkan untuk penyebaran biji R.zollingeriana hewan yang sangat berperan yaitu berasal dari mamalia besar sepeti babi hutan, kijang, rusa dan tapir dan jenis tupai Zuhud et al. 1998.

2.1.3 Habitat dan Penyebaran Rafflesia zollingeriana Kds

Secara ekologi R. zollingeriana memiliki habitat yang berekosistem hujan tropika, yang hidup di derah berbukit-bukit pada ketinggian 1-270 m dpl dan jarak garis pantai ± 1-1.000 m. Kemiringan habitat dari tumbuhan R. zollingeriana berkisar 85 Zuhud et al. 1998. Hampir seluruh habitat rafflesia ditutupi vegetasi berupa hutan lebat yang menyebabkan sebagian besar keadaan tanahnya lembab. Jenis tanah yang terdapat pada habitat rafflesia berjenis latosol dan regosol coklat. Tanah latosol dan regosol umunya terdapat di lereng dan puncak bukit, sedangkan tanah aluvial terdapat di daerah lembah dan tempat rendah sampai pantai Zuhud et al 1998.

2.2 Tetrastigma sp.

2.2.1 Taksonomi

Menurut Zuhud et al. 1998 klasifikasi dunia tumbuhan Tetrastigma sp. dikelompokkan ke dalam: Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Anak Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rhamnales Suku : Vitaceae 5 Marga : Tetrastigma Spesies,a.l : Tetrastigma lanceolarium Tetrastigma papillosum

2.2.2 Bioekologi

Tetrastigma merupakan tumbuhan berbiji dan berumah dua. Tetrastigma dapat digambarkan sebagai tumbuhan pemanjat yang besar, mempunyai batang yang tebal, berkayu dan panjang, daun majemuk dengan bentuk menjari palmately terdiri dari 1 sampai 3 helai daun atau berbentuk bangun kaki pedately terdiri dari 4 sampai 6 daun, mempunyai sulur, tendril, tanpa cakram diskus yang melekat. Buah berkelopak berry, berbentuk bulat globose atau elips ellipsoid. Biji berjumlah 1 sampai 4 buah, berkerut melintang diatas ventral, ukuran biji relatif kecil Latief 1983diacu dalam Hikmat 1988. Menurut Richards 1964 diacu dalam darjat 1989 anakan tumbuhan muda dari Tetrastigma sp. pada awal pertumbuhannya untuk sementara waktu tidak berbeda dengan penampilan pohon-pohon muda dan semak-semak. Proses selanjutnya terjadi pemanjangan pada internode bagian atas, batang muda terjadi lentur dan mudah melengkung sehingga menuntut suatu peyangga. Batang-batang muda sering mempunyai internode yang sangat panjang dan daun yang sangat kecil, pemanjangan batang pada awalnya berjalan cepat kemudian menjadi lambat. Bila penyangga sudah tidak kuat maka batang liana muda akan melengkung ke bawah dan menjalar sampai ke permukaan tanah sehingga mendapatkan suatu peyangga yang tepat untuk dapat merambat dan tumbuh dengan cepat. Pada umumnya penyangga cukup tinggi sehingga liana tersebut dapat mendapatkan cahaya matahari sendiri. Penyangga alami liana ini biasanya berupa suatu pohon, semak atau batang dari liana yang lain.

2.2.3 Hubungan Tegtrastigma sp terhadap Rafflesia

Menurut Kuitjt 1969 dan Musselman Press 1995 diacu dalam Nais 2001 hubungan antara tumbuhan inang dan rafflesia dihubungkan oleh haustorium. Haustorium memiliki fungsi seperti akar yang menghisap dan menyimpan makanan. Bagian haustorium yang ada di dalam tumbuhan inang disebut endophyte. 6 Penembusan haustorium Rafflesia kedalam jaringan inang hampir sama dengan jenis Cyntinus Hypocistis seperti yang telah dijelaskan oleh Forstmeier et al 1983 diacu dalam Nais 2001. Pada tumbuhan inang tersebut, kambium merupakan bagian pertama yang terlepas dari xilem sebelum parasit berpengaruh pada aktivitasnya. Ketika rafflesia menjadi aktif lagi, lapisan baru dari xilem akan dibentuk pada jaringan parasit. Selanjutnya jaringan parasit akan masuk kedalam xilem dan memisahkan kambium inang dari xilem induk. Hubungan antara tumbuhan inang dengan parasit pada tingkat populasi dipengaruhi oleh penyebaran dan letak bibit rafflesia serta akar tumbuhan inang. Distribusi tunas rafflesia pada akar tetrastigma tidak mempunyai pola yang nyata atau cenderung menyebar disekitar tumbuhan inagnya.

2.3 Sistem Informasi Geografis