13
3. Hasil yang dapat diulang harus dapat diperoleh dari penafsir yang satu ke yang
lain dan dari satu saat penginderaan ke saat yang lain. 4.
Sistem klasifikasi harus dapat diterapkan untuk daerah yang luas. 5.
Kategorisasi harus memungkinkan penggunaan lahan ditafsir dari tipe penutupan lahannya.
6. Sistem klasifikasi harus dapat digunakan dengan data penginderaan jauh yang
diperoleh pada waktu yang berbeda. 7.
Kategori harus dapat dirinci kedalam subkategori yang lebih rinci yang dapat diperoleh dari citra skala besar atau survey lapangan.
8. Pengelompokan kategori harus dapat dilakukan.
9. Membandingkan data penutupan lahan dan penggunahan lahan pada masa yang
akan datang. 10.
Dapat mengenali lahan multiguna bila mungkin.
2.5 Global Positioning System GPS dan Ketelitian GPS
Sistem Pencari Posisi Global Global Positioning System atau yang biasa disingkat GPS merupakan suatu jaringan satelit yang memancarkan sinyal radio
dengan frekuensi yang sangat rendah secara terus menerus Puntodewo et al. 2003. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang sangat teliti dan akan memancarkan
data untuk menunjukan lokasi dan waktu pada saat itu. Sinyal radio tersebut akan diterima oleh alat penerima GPS secara pasif dengan syarat tak ada halangan apapun
di langit pandangan terbuka. Alat penerima GPS memerlukan sedikitnya 4 buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi dapat dihitung.
Puntodewo et al. 2003 juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, sedikitnya terdapat 24 satelit GPS yang dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat, satelit tersebut mengorbit selama 12 jam dua orbit per hari pada ketinggian 11.500 mil dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Terdapat stasiun
penerima di bumi yang akan menghitung lintasan orbit tiap satelit dengan teliti. Data GPS merupakan salah satu bentuk sumber data spasial SIG. Puntodewo
et al. 2003 menyebutkan bahwa teknologi GPS meberikan terobosan yang sangat
14
penting dalam menyediakan data untuk SIG karena keakuratan data yang diberikan oleh data GPS sangat tinggi. Data GPS biasanya dipresentasikan dalam bentuk
vektor. Menentukan suatu ketelitian GPS terbagi atas tiga tipe diantaranya sebagai
berikut: 1.
Tipe navigasi: Tipe ini pada umumnya digunakan untuk penentuan posisi absolute secara instan
yang tidak menunutut ketelitian yang terlalu tinggi. Receiver navigasi tipe sipil ini dapat memberikan ketelitian posisi sekitar 50-100 m, dan tipe militer sekitar 10-2-
m. 2. Tipe
pemetaan: Receiver tipe pemetaan pada umumnya data yang diperoleh direkam kemudian
dipindahkan down-load ke komputer untuk dapat diproses lebih lanjut. Selanjutnya sama halnya seperti receiver tipe navigasi, receiver tipe pemetaan ini
dapat digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini ketelitian yang dapat diperoleh adalah sekitar 1-5 meter.
3. Tipe Geodetik:
Receiver tipe geodetik umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian yang relatif tinggi dari orde mm sampai dm, seperti
pegadaan titik-titik control geodesi, pemantauan deformasi dan studi geodinamika.
Ketelitian posisi yang didapatkan dengan pengamatan GPS secara umum akan bergantung pada empat faktor yaitu:
1. Metode penentuan posisi yang digunakan.
2. Geometri dan distribusi dari satelit-satelit yang diamati.
3. Ketelitian data yang digunakan.
4. Strategi atau metode pengolahan data yang diterapkan.
Berdasarkan cara memperhitungkan dan memperlakukan faktor-faktor tersebut, maka kita dapat memperoleh tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Dalam
hal ini adalah jika GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrum yang
15
cukup luas, dari yang sangat teliti orde milimeter sampai yang sederhana orde meter.
Tabel 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian penentuan posisi dengan GPS
Ketelitian data
Tipe data yang digunakan
Kualitas receiver GPS
Level dari kesalahan dan bias Geometri Satelit
Jumlah satelit
Lokasi dan distribusi satelit
Lama pengamatan
Metode penentuan posisi
Absolute differential positioning
Static, rapid static, pseudo-kinematic, stop-and-go, kinematic
One multi monitor stations
Stretegi pemrosesan data
Real-time post processing
Strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalah dan bias
Metode estimasi yang digunakan
Pemrisesan baseline perataan jaringan
Kontrol kualitas
Sumber : Abidin 2000
3.1 Lokas