membusukkan kayu pada kadar air di bawah titik jenuh serat kadar air 25 –30
dari serat kayu pada kebanyakan daerah beriklim sedang.
2.4 Siklus Pelapukan Kayu oleh Jamur Pelapuk Kayu
Umumnya siklus pelapukan oleh jamur pelapuk kayu dari kelas Basidiomyetes adalah sebagai berikut. Basidiomycetes menempel pada permukaan
kayu karena terbawa udara, air, serangga atau bahan-bahan yang yang mudah terkena infeksi. Apabila keadaan lingkungan sesuai, Basidiomycetes tersebut akan
berkecambah menjadi hifa atau miselium yang berinti sel satu yang haploid misellium primer Tambunan dan Nandika 1989 dalam Herliyana 1997. Dua
hifa miselium yang kompatibel akan mengadakan somatogami sehingga terjadi di karionasi terjadinya hifa baru dengan tetap berinti dua, sehingga terbentuk
miselium sekunder yang selanjutnya berinti dua yang masing-masing haploid Buller 1924 dalam Herliyana 1997. Miselium sekunder ini berkembang secara
khusus, yaitu setiap inti membelah tanpa mengadakan kariogami dalam sel baru, sehingga miselium sekunder tiap sel selalu berinti dua. Pembelahan tiap-tiap inti
diikuti dengan terbentuknya suatu kait yang mengakibatkan terjadinya suatu struktur pada tiap antar dua sel yang lama dan baru yang biasa disebut sambungan
apit clamp connection Buller 1924 dalam Herliyana 1997. Setelah terbentuk miselium sekunder yang sel ke sel pada kayu melalui lubang pengeboran yang
dibuatnya di tempat-tempat pertemuan anatara hifa itu dengan dinding sel atau melalui noktah-noktah dan dinding sel kayu.
2.5 Proses Pelapukan Kayu
Cartwright dan Findlay 1958 dalam Herliyana 1997 mendefinisikan pelapukan kayu sebagai berkurangnya kepadatan kayu, disebabkan terjadinya
penguraian bahan dasar kayu oleh jamur. Jamur tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk bahan organik sendiri, maka bahan-bahan organik kompleks
yang ada dalam kayu dirombak untuk dijadikan sebagai sumber energi. Hasil dari proses respirasi oleh jamur tersebut berupa karbondioksida sesuai dengan
persamaan reaksi di bawah ini.
C
6
H ІЇO
6
+ 6O Ї → 6HЇO + 6COЇ
Jamur pelapuk kayu dapat berkembang dalam kondisi lingkungan yang cocok melalui perkecambahan spora atau pertumbuhan segmentasi hifa
misellium yang berasal dari sumber-sumber yang terinfeksi disekitarnya. Hifa tumbuh sepanjang permukaan kayu dan melakukan penetrasi untuk pertama kali
melalui dinding sel kayu atau lubang yang dibuat oleh hifa itu sendiri Haygreen dan Bowyer 1982; Manion 1981 dalam Herliyana 1997. Menurut Khan 1954
dan Shigo 1979 dalam Herliyana 1997, kejadian tersebut merupakan awal dari proses pelapukan.
Kemampuan hifa menyerang sel-sel kayu ditentukan oleh kenormalan aktivitas pertumbuhan sel hifa yanga ada pada ujung hifa, yang dikenal sebagai
zona sub-apikal hifa. Sel-sel pada ujung hifa selalu dapat mengadakan proses biokimia juga dapat menghasilkan enzim yang diperlukan untuk mempercepat
katalisator proses biokimia dalam rangka menembus dinding sel kayu serta perolehan zat makanan yang diperlukan hifa Haygreen dan Bowyer 1982 dalam
Herliyana 1997.
2.6 Komponen Kayu yang Digunakan Jamur