Siganidae dan lainnya Adrim 1993. Ukuran tubuh ikan-ikan target ini biasanya lebih besar dibandingkan ikan-ikan terumbu lainnya.
Distribusi spasial ikan terumbu berhubungan dengan karakteristik habitat dan interaksi di antara ikan-ikan terumbu tersebut. Distribusi spasial beberapa
jenis ikan terumbu secara nyata dipengaruhi oleh karakteristik habitat tertentu. Karakteristik habitat yang paling berperan dalam distribusi ikan terumbu secara
berurutan adalah arus dan gelombang, kecerahan, suhu air dan kedalaman.
2.4.2.2. Struktur Komunitas Ikan Terumbu
Keanekaragaman spesies ikan terumbu mempunyai hubungan yang erat dengan keberadaaan terumbu karang di perairan tersebut. Tingkah laku ikan
terumbu baik dari kecenderungan untuk berkelompok, mencari makan, dan bertahan dari serangan predator tidak terlepas dari lingkungan yang berstruktur
akibat bentuk terumbu yang komplek Hutomo 1995. Faktor yang memengaruhi keberadaan ikan terumbu antara lain: habitat ikan yang terlindung dari angin
leeward atau tidak terlindung oleh angin windward Nagelkerken 1981, topografi dasar perairan Amesbury dalam Hutomo 1986 dan penutupan karang
hidup atau mati. Kumpulan ikan terumbu masing-masing memiliki habitat yang berbeda,
tetapi banyak spesies yang terdapat pada lebih dari satu habitat. Pada umumnya tiap spesies ikan terumbu yang mendiami suatu perairan memiliki kesukaan
habitat tertentu Hutomo 1986. Ekosistem terumbu karang tidak hanya berupa terumbu saja, tetapi daerah pasir, teluk dan celah, daerah alga, dan perairan
dangkal serta dalam. Habitat yang beranekaragam ini dapat menerangkan peningkatan jumlah ikan-ikan terumbu tersebut Nybakken 1982.
Menurut English etal. 1994 bahwa ruang merupakan sumber daya terpenting sebagai faktor pembatas utama bagi kelimpahan ikan terumbu di
ekositem terumbu karang dibandingkan makanan. Kepemilikan teritorial sangat mempengaruhi penggunaan ruang dan variasi spasial berkaitan erat dengan
kerumitan habitat secara topografi. Namun dengan adanya sistem rantai makanan yang terjadi diantara ikan-ikan terumbu dapat mengurangi persaingan ruang di
ekosistem terumbu karang Luckhurst dan Luckhurst 1978. Tipe pemangsaan yang paling umum di ekosistem terumbu karang adalah karnivora, yang berkisar
50-70 dari seluruh spesies ikan terumbu. Ikan herbivora dan koralivora merupakan kelompok ikan terumbu besar kedua yaitu sebesar 15 dari spesies
ikan terumbu dengan ikan yang paling dominan adalah Scaridae dan Acanthuridae. Ikan terumbu yang tergolong sebagai omnivora, zooplankton
memiliki persentase sisa dari tipe pemangsa karnivora, herbivora dan koralivora, yaitu ikan famili Pomacentridae, Chaetodontidae, Pomacanthidae, Monacanthidae
Nybakken 1982. Ikan terumbu yang tergolong herbivora adalah ikan-ikan yang aktif di siang hari dengan postur mulut yang kecil dan berwarna cemerlang dan
beberapa jenis pada umumnya membentuk kelopok yang cepat bergerak, sedangkan ikan terumbu yang tergolong karnivora pada umumnya mencari
mangsa di malam hari nokturnal.
2.5. Uji Deskriptif Ekostruktur Ikan Terumbu dan Hidrodinamika