xlix
2. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam industri keripik belut adalah belut segar hidup yang diperoleh dari pengumpul daerah Jawa
Timur seperti Kediri, Malang, Ngawi, Madiun, Jombang, Bojonegoro. Sedangkan daerah Klaten sendiri diperoleh dari Juwiring dan masyarakat
sekitar pengusaha. Hasil belut lokal kurang memenuhi permintaan pengusaha keripik belut karena jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, untuk
memenuhi permintaan belut segar hidup kebanyakan diperoleh dari luar daerah Kabupaten Klaten.
Menangkap belut dari sawah pada malam hari merupakan satu- satunya cara untuk mendapatkan belut sebagai bahan baku keripik belut
baik dari daerah Kabupaten Klaten maupun luar daerah Kabupaten Klaten. Belut segar hidup yang dari luar daerah dikumpulkan ke pedagang
pengumpul kemudian dikirimkan langsung ke rumah pengusaha keripik belut atau ke agen pengumpul belut segar hidup yang letaknya tidak jauh
dari pengusaha keripik belut. Sedangkan belut dari daerah Kabupaten Klaten, didapat dari penyuluh pencari belut sawah langsung diantar dan
dijual ke pengusaha keripik belut. Pengusaha keripik belut memperoleh belut segar hidup dengan harga rata-rata Rp 17.000,00Kg baik dari daerah
Kabupaten Klaten maupun luar daerah, dimana beban biaya transportasi dan tenaga diikut-sertakan pada harga belut segar hidup yang diterima
pengusaha, dengan demikian lebih menghemat waktu, biaya transportasi dan tenaga kerja.
Pengadaan belut segar hidup dilakukan rata-rata 2 hari sekali untuk 2 kali produksi, jadi setiap hari memproduksi keripik belut. Hal ini
dilakukan untuk menghemat biaya pembelian, karena untuk membeli banyak maupun sedikit, biaya yang dikeluarkan pengusaha sama besarnya,
disamping itu belut hidup di tempat penampungan milik pengusaha hanya mampu bertahan hidup selama 4 sampai 5 hari saja. Sistem pembayaran
dalam pembelian belut secara langsung dibayar di muka.
l Tepung beras dan minyak goreng yang juga sebagai bahan baku,
dimana penggunaan tepung beras pada tiap produsen mengikuti jumlah belut segar hidup sebagai bahan utama pembuatan keripik belut. Tepung
beras yang digunakan semua produsen seharga Rp 5.000,00. Selanjutnya produsen yang menggunakan tepung lebih banyak dalam proses
produksinya disebut keripik belut tepung tebal dan penggunaan tepung yang lebih sedikit dengan sebutan keripik belut tepung sedang. Biasanya
tepung sebanyak 40 Kg dengan belut segar hidup sebanyak 50 Kg akan menghasilkan 50 Kg keripik belut tepung sedang, sedangkan tepung
sebanyak 35 K g dengan belut segar hidup sebanyak 25 Kg akan menghasilkan keripik belut tepung tebal sebanyak 30 kg, namun tidak
menutup kemungkinan penambahan tepung maupun pengurangan tepung dapat terjadi karena keinginan produsen sendiri maupun pesanan. Tepung
diperoleh dari pasar terdekat, menggiling beras sendiri dan membeli di tempat penggilingan beras terdekat. Sedangkan minyak goreng yang
digunakan dengan harga Rp 8.000,00 dengan sebutan minyak goreng Jakarta. Minyak goreng juga diperoleh dari pasar-pasar terdekat.
Pengadaan tepung beras dan minyak goreng dilakukan 3 hari sekali. Sistem pembayaran dalam pembelian secara langsung dibayar di muka.
3. Bahan Pembantu