li lebih mudah didapatkan. Selain itu, banyak sedikitnya kayu dalam satu
ikatnya, semakin banyak kayu dalam satu ikat maka harganya semakin tinggi. Selanjutnya gas sebagai bahan bakar, hanya satu produsen yang
menggunakannya dengan alasan belut segar hidup yang merupakan bahan baku utama dibelinya dalam jumlah yang banyak sehingga untuk
memperingan pekerja, pengusaha menggunakan gas sehingga proses pembuatan keripik belut akan semakin cepat sehingga kesegaran belut
yang siap untuk diolah menjadi keripik belut lebih terjaga meskipun harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 75.000,00tabung. Harga lebih mahal
merupakan alasan produsen lain untuk tidak menggunakan gas. Bahan pembantu seperti garam, bawang putih, ketumbar, penyedap
rasa dan plastik diperoleh dari pasar-pasar terdekat, sedangkan bahan bakar diperoleh dari pedagang yang mengantarkan langsung ke rumah
pengusaha. Pengadaan keseluruhan bahan pembantu, dilakukan 3 hari sekali dan sistem pembayaran dalam pembelian secara langsung dibayar
di muka.
4. Modal
Sumber modal yang digunakan pengusaha secara keseluruhan pada agroindustri keripik belut merupakan modal pribadi dari pengusaha yang
bersangkutan. Modal ini mula-mula sedikit, namun karena usaha ini memiliki keuntungan, maka keuntungan dari hari ke hari digunakan untuk
menambah modal usaha.
5. Peralatan Usaha
Peralatan usaha yang digunakan dalam usaha keripik belut semuanya masih tergolong jenis peralatan non mekanis. Peralatan usaha
yang digunakan meliputi : a. Kolam
Berfungsi untuk menampung belut hidup sebelum diolah. b. Kompor gas, kompor minyak tanah, tungku
Berfungsi untuk memasak mulai dari belut segar menjadi keripik belut.
lii c. Penggorengan
Berfungsi untuk menggoreng belut segar menjadi keripik belut. d. Serok
Berfungsi untuk mengangkat keripik belut yang telah digoreng dari penggorengan.
e. Sodet Berfungsi untuk mengaduk belut saat digoreng.
f. Ember Berfungsi untuk mencampur bumbu dan tepung beras menjadi satu.
g. Hirik Anyaman bambu yang berfungsi untuk menaruh keripik belut setelah
digoreng agar minyak yang tersisa di keripik belut berkurang. h. Pisau, cutter
Berfungsi untuk mengeluarkan kotoran belut segar. i. Tumbu
Berfungsi sebagai tempat mencuci belut setelah dibersihkan dari kotorannya.
j. Keranjang Terbuat dari anyaman bambu berfungsi sebagai tempat keripik belut
setelah diletakkan di hirik. k. Timbangan
Alat untuk menimbang berat keripik belut sebelum di bungkus plastik. l. Pressstepleslilinteplok
Alat untuk menutup kemasan plastik.
6. Proses Produksi
Proses produksi untuk menghasilkan keripik belut malalui tahap- tahap sebagai berikut :
liii Gambar 3. Proses Produksi Usaha Agroindustri Keripik Belut Sawah
Proses pembuatan keripik belut dimulai dari pengambilan belut segar hidup dalam kolam dengan tumbuhirik, kemudian menghilangkan
kotoran belut segar hidup dengan pisaucutter hingga bersih karena bila masih tertinggal kotoran didalamnya maka keripik belut yang dihasilkan
akan terasa pahit, pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan lendir belut, penirisan di hiriktumbu guna mengurangi air yang masih tersisa,
pemberian bumbu dan tepung menggunakan ember, kemudian digoreng hingga garing, ditiriskan diatas hirik untuk mengurangi minyak goreng
yang masih tersisa di keripik belut dan dikumpulkan di keranjang hingga dingin untuk menjaga kerenyahan pada keripik belut, selanjutnya proses
terakhir pembungkusan dengan plastik dengan atau tanpa sablonlabel menurut beratnya dengan bantuan timbangan kemudian penutupan
Digoreng hingga matang Ditiriskan
Keripik belut sawah Dipisahkan dari kotorannya
Dicuci Ditiriskan
Dilumuri bumbu, dengan tepung banyak atau tepung sedang
Digoreng setengah matang Belut sawah muda hidup segar
liv kemasan menggunakan alat pressstepleslilinteplok. Keripik belut siap
untuk dipasarkan.
7. Pemasaran