Anatomi dan Jaringan Tumbuhan

2.2 Anatomi dan Jaringan Tumbuhan

2.2.1 Daun Jaringan penyusun daun diantaranya yaitu jaringan epidermis, palisade, bunga karang, parenkim, dan jaringan pengangkut. Ada tiga jenis daun yaitu tipe daun yang mengapung floating leaves, tipe daun tenggelam dalam air submerged leaves, dan aerial leaves. Pada tipe daun floating leaves dan submerged leaves hidup di air sedangkan tipe aerial leaves hidupnya di daratan. Daun yang tenggelam, petiole cenderung lembut dan memiliki ruang udara sedangkan daun yang mengapung, stomata terbatas pada lapisan atas daun Bold et al. 1980. Model penampang 3 dimensi jaringan pada daun dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Model 3 dimensi jaringan pada daun Kück dan Wolff 2009 Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Sel epidermis memiliki bentuk seperti kubusprisma, tidak teratur pada permukaan dan merupakan segi banyak, tidak teratur dan dindingnya berkelok-kelok dan bentuknya memanjang. Jaringan epidermis merupakan lapisan sel hidup dan selalu tersusun rapat satu sama lainnya membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang antar sel. Ketebalan sel epidermis beragam dan sering mengandung berbagai zat seperti kutikula, pektin, dan lilin. Tebalnya kutikula pada setiap tanaman tidak sama tergantung habitatnya, biasanya yang hidup di habitat kering akan semakin tebal kutikulanya. Pada jaringan epidermis terdapat stomata yang Epidermis atas Palisade Bunga karang Kutikula Bündelscheide Xilem Floem Epidermis bawah Kutikula Ruang kosong substomata Sel Penutup Lapisan tipis k ik l berfungsi sebagai lubang untuk keluar masuk udara Sutrian 1992. Tipe-tipe stomata dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Tipe-tipe stomata A= Digitalis purp. folium; B= Belladonae-, Stramonii folium ; C= Sennae folium; D= Menthae piperitae folium Frohne 1985. Gambar 4.Tipe letak stomata. Keterangan a dan b= tipe Mnium ;c dan d= tipe Helleborus ; e dan f= tipe Gramineen Kück dan Wolff 2009 Tanaman dikotil dijumpai lebih banyak jenis Helleborus, sedangkan jenis Gramineen banyak dijumpai pada rumput sedangkan pada lumut dan paku Sel penutup Porus Ruang kosong substomata Ruang kosong substomata Sel tetangga Sel penutup Porus Porus Sel penutup Sel tetangga Ruang kosong substomata sebagian besar tergolong dalam tipe Mnium, dimana sel penutup berbentuk kacang polong dan penampang melintang sulit dibedakan dari sel penutup. Jenis stomata hasil rekaman mikroskopis dan deskripsi 3 dimensi terlihat pada Gambar 4. Jaringan palisade merupakan jaringan yang terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan ini terdiri atas sel-sel panjang yang tersusun rapat dalam barisan, serta mengandung banyak kloroplas. Jaringan palisade umumnya satu lapis dan terletak pada permukaan atas daun. Daun yang memiliki jaringan palisade hanya di satu sisi saja disebut daun bifasial atau dorsiventral, sebaliknya bila jaringan palisade terletak di kedua sisi disebut daun equifasial atau isolateral Sutrian 1992. Tipe daun dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Tipe daun bifasial dan equifasial ; A= tipe bifasial; B= tipe equifasial Frohne 1985 Mesofil dibedakan antara bagian palisade dan bunga karang. Mesofil daun terletak di sebelah dalam epidermis dan tersusun dari jaringan parenkim. Bentuk sel parenkim antara lain polihedral, sel dengan lipatan atau tonjolan, bentuk bintang, ataupun memanjang. Bentuk dan susunannya itu menyebabkan parenkim memiliki ruang-ruang antar sel. Umumnya sel parenkim berdinding tipis tetapi ada juga yang berdinding tebal. Dinding tebal ini merupakan tempat terakumulasinya hemiselulosa. Sistem vaskuler daun terletak pada tulang daun serta merupakan kelanjutan dari berkas pembuluh batang yang menuju tangkai daun. Tulang daun yang berukuran besar sering dikelilingi oleh jaringan parenkim tanpa kloroplas yang disebut seludang pembuluh. Tumbuhan paku memiliki anatomi daun yang tidak berbeda jauh dengan anatomi daun pada tumbuhan lain. Jaringan epidermis yang merupakan lapisan sel hidup dan selalu tersusun rapat satu sama lainnya membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang antar sel. Epidermis Palisade Bunga karang Epidermis Epidermis Palisade Palisade Bunga karang Epidermis Ketebalan sel epidermis beragam dan sering mengandung berbagai zat seperti kutikula, pektin, dan lilin Bold et al. 1980. Anatomi daun pada tumbuhan paku dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Anatomi daun pada tumbuhan paku : a= stomata; b= epidermis atas; c= jaringan palisade; d= bunga karang; e= epidermis bawah; f= pembuluh Bold et al. 1980 2.2.2 Batang Sebagian besar tumbuhan memiliki tangkai yang tegak lurus dan melingkar simetris yang disebut caudex. Batang tidak tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang Alsopila sp. dan Cyathea sp.. Menurut Sutrian 1992, epidermis pada bagian batang berasal dari lapisan sel paling luar dari meristem apikal. Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan kadang-kadang dilengkapi dengan trikoma. Setelah jaringan epidermis, pada batang terdapat korteks. Korteks terdiri dari berbagai tipe sel, yang paling sederhana berupa parenkim. Kadang parenkim ini mengandung kloroplas dan berfungsi untuk proses fotosintesis, tipe ini disebut dengan klorenkima. Parenkim yang terdapat pada batang berhubungan dengan udara dalam ruang antar sel, parenkim ini biasa disebut aerenchym. Aerenchym merupakan parenkim dimana ruang-ruang antar selnya cukup besar dan di dalamnya terdapat udara. Tumbuhan air mengandung aerenchym cenderung lebih besar, hal ini selain memudahkan sistem aerasi juga membuat tumbuhan lebih mudah mengapung Sutrian 1992. Sel-sel aerenchym membentuk fenomena seperti bintang dan disebut Sternzelle. Bentuk sel bintang pada tumbuhan Juncus effucus dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Sel bintang pada tumbuhan Juncus effuses : A= Letak Sternzelle dalam Markparenkim; B= Dua sel diperbesar; C= Plasmodesma Brune et al. 2007 Antara korteks dan silinder vaskuler terdapat endodermis yang merupakan jaringan yang terdiri dari selapis sel khusus. Sel-sel penyusun endodermis teratur dalam bentuk lingkaran mengelilingi silinder vaskuler sejajar dengan epidermis. Sel-sel tersebut sangat rapat satu dengan lainnya dan berbentuk seperti sel-sel parenkim yang dinding-dindingnya mendapat penebalan khusus. Endodermis pada tumbuhan paku-pakuan biasanya mengelilingi jaringan pengangkut. Silinder pusat merupakan bagian dari sumbu batang, terdiri dari sistem berkas pembuluh yang melingkar bersama jaringan dasarnya, daerah intervaskuler, dan empulur. 2.2.3 Akar Akar memiliki anatomi yang hampir sama dengan sistem anatomi pada batang, dimana tersusun dari epidermis rhizodermis, korteks, endodermis, dan silinder vaskuler. Jaringan epidermis pada akar biasa dikenal dengan rhizodermis dan letaknya paling luar dari jaringan. Epidermis pada akar biasanya berdinding tipis dan tidak berkutikula, namun pada akar yang sudah tua sering terjadi penebalan dinding sel dan mengandung lignin. Setelah epidermis terdapat korteks yang sebagian besar terbentuk dari jaringan parenkim. Setelah korteks terdapat endodermis yang terdiri dari selapis sel yang membentuk cincin dan terdapat pada semua tumbuhan berpembuluh. Endodermis memiliki bentuk sel seperti parenkim dengan penebalan-penebalan khusus. Penebalan tersebut berbentuk seperti pita dan biasa disebut dengan pita caspary. Pita caspary ini sering kali terdiri dari zat lignin Sutrian 1992. Berikaut ini penampang melintang akar jagung dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Penampang melintang akar jagung. Kück dan Wolff 2009 Di pusat akar terdapat jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pengangkut yang melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke bagian yang ada di bawahnya atau atasnya. Xilem terbentuk dari sel parenkim, saluran pengangkut, dan elemen penguat. Sel parenkim pada xilem dianggap sebagai tempat menyimpan cadangan makanan berupa zat tepung dan lemak. Zat- zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat giatnya pertumbuhan. Selain zat- zat tepung terdapat pula pula zat tannin, kristal-kristal, atau zat-zat lainnya. Saluran pengangkut pada xilem memiliki bentuk yang berbeda-beda. Bentuk- bentuk saluran pengangkut pada xilem dapat kita lihat pada Gambar 9. Trichoblas Atrichoblast Rhizodermis Kortek Endodermis Perikambium Floem Xilem Parenkim Gambar 9. Bentuk-bentuk saluran pengangkut xylem : A = bentuk ring; B = bentuk spiral; C = bentuk jaring; D = bentuk berlubang Frohne 1985 Berkas sistem pembuluh pada umumnya memiliki 3 jenis yaitu kolateral, konsentris, dan radial. Perbedaan ketiganya terletak pada letak susunan xilem dan floem pada berkas pengangkut. Tipe-tipe berkas pembuluh dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Tipe-tipe berkas pembuluh : A= Konsentris amphikribal; B= Konsentris amphivasal; C= Radial; D= Bikolateral; E= Kolateral tertutup; F= Kolateral terbuka. Frohne 1985 Tipe berkas pengangkut konsentris terbagi menjadi konsentris amphikribal dan konsentris amphivasal. Konsentris amphikribal merupakan jaringan pengangkut dimana floem mengelilingi xilem, sedangkan konsentris amphivasal floem terletak di tengah dan dikelilingi xilem. Berkas pengangkut radial merupakan berkas pengangkut dimana xilem dan floem terletak bergantian menurut jari-jari lingkaran. Berkas pengangkut kolateral terbagi menjadi tiga macam yaitu, kolateral tertutup, kolateral terbuka, dan bikolateral. Kolateral tertutup merupakan berkas pengangkut dimana antara floem dan xilem tidak terdapat kambium, sedangkan kolateral terbuka antara floem dan xilem terdapat kambium. Bikolateral merupakan berkas pengangkut dimana terdapat dua buah floem dengan satu xilem. Kambium hanya terdapat diantara floem luar dengan xilem, sedangkan floem dalam dan xilem tidak terdapat kambium. Pada tumbuhan paku, bentuk akar paku berbeda-beda untuk tiap spesies. Banyak tumbuhan paku yang memiliki akar merambat namun tidak untuk jenis tumbuhan paku yang hidup di darat. Akar pada tumbuhan paku kebanyakan berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris Bold et al. 1980. Gambar xilem dan floem pada tumbuhan paku dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Xilem dan floem pada akar tumbuhan paku. Sumber: Bold et al. 1980

2.3 Pemeriksaan Histologi Tumbuhan