30 Hasil dari uji Analysis of Variance ANOVA untuk kadar air dengan
rancangan percobaan acak lengkap faktorial RAL faktorial, menunjukkan pengaruh interaksi sludge dan tapioka terhadap kadar air tidak berbeda nyata.
Walaupun pengaruh interaksi tidak nyata, dengan adanya kombinasi perlakuan dapat memberikan hasil kadar air yang tidak terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan nilai kadar air bungkil jarak murni yang besarnya 8,97. Kombinasi perlakuan yang mempunyai nilai kadar air terendah terdapat pada
biopelet yang diberi perlakuan sludge 6 dan tapioka 1, yaitu sebesar 9,27, hanya selisih 0,3 dengan nilai kadar air bungkil jarak murni. Kadar air tertinggi,
yaitu 10,26 terdapat pada biopelet dengan kombinasi perlakuan sludge 2 dan tapioka 5. Jika diinginkan biopelet yang mempunyai nilai kadar air yang paling
rendah, maka biopelet dengan perlakuan sludge 6 dan tapioka 1 adalah biopelet yang dikehendaki. Penambahan tapioka cenderung meningkatkan kadar
air biopelet.
C. Kadar Zat Terbang volatile matter
Kadar zat terbang merupakan kandungan hidrokarbon dalam suatu bahan bakar. Kadar zat terbang biopelet bungkil jarak murni yaitu sebesar 78,09.
Dengan adanya bahan tambahan sludge dan perekat tapioka diharapkan dapat menurunkan nilai zat terbang.
Hasil dari uji Analysis of Variance ANOVA untuk kadar zat terbang dengan rancangan percobaan acak lengkap faktorial RAL faktorial, secara
keseluruhan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Begitu juga jika dilihat dari pengaruh interaksi kedua faktor perlakuan, ternyata menunjukkan kadar zat
terbang yang tidak berbeda nyata.
31
73.420 74.280
74.725 74.400
74.235 74.995
72.915 75.740
74.395
71.500 72.000
72.500 73.000
73.500 74.000
74.500 75.000
75.500 76.000
Zat T
e rbang
S_2 S_4
S_6 Tapioka 1
Tapioka 3 Tapioka 5
Gambar 12. Histogram Kadar Zat Terbang Biopelet Adanya interaksi kedua faktor memberikan hasil nilai kadar zat terbang
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai kadar zat terbang pada bungkil biji jarak tanpa diberi perlakuan yang besarnya 78,09. Kadar zat terbang
terendah didapatkan pada biopelet dengan kombinasi sludge 6 dan tapioka 1, yaitu sebesar 72,96, sedangkan kadar zat terbang tertinggi didapatkan pada
kombinasi perlakuan sludge 6 dan tapioka 3, yaitu sebesar 75,74. Nilai zat terbang yang cenderung rendah disebabkan dengan adanya penambahan perekat
maka akan meningkatkan ikatan antar partikel.
D. Kadar Abu
Abu merupakan komponen yang tidak diinginkan pada bahan bakar, karena abu tidak dapat bereaksi dan terbakar dan hanya akan menumpuk di dasar boiler
atau terbang bersamaan dengan gas. Abu cenderung bertentangan dengan proses pembakaran karena keberadaannya dapat menyebabkan karat Ramsay 1982.
32
6.975 5.515
5.445 6.580
5.535 5.475
6.500 5.585
6.020
0.000 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
Kada r
Ab u
S_2 S_4
S_6 Tapioka 1
Tapioka 3 Tapioka 5
Gambar 13. Histogram Kadar Abu Biopelet Hasil dari uji Analysis of Variance ANOVA untuk kadar abu dengan
rancangan percobaan acak lengkap faktorial RAL faktorial, menunjukkan interaksi sludge dan tapioka memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
untuk nilai kadar abu. Walaupun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai
kadar abu, adanya interaksi kedua faktor dapat memberikan hasil yang cukup baik. Kombinasi terbaik, yang menghasilkan kadar abu terendah yaitu 5,45
hanya sedikit di atas kadar abu bungkil jarak murni yang besarnya 5,36 . Kadar abu yang paling rendah dihasilkan oleh biopelet yang mempunyai kombinasi
perlakuan sludge 2 dan tapioka 5, sedangkan kadar abu tertinggi didapatkan pada biopelet dengan kombinasi perlakuan sludge 2 dan tapioka 1, yaitu
sebesar 6,98. Jika diinginkan biopelet yang mempunyai kadar abu terendah, maka biopelet dengan perlakuan sludge 2 dan tapioka 5 adalah biopelet yang
dikehendaki. Kadar abu yang lebih tinggi disebabkan oleh kandungan bahan tak terbakar pada biopelet. Garam dan bahan anorganik merupakan salah satu
komponen penyusun kadar abu.
33
E. Kadar Karbon Terikat Fixed Carbon