20 oksigen. Biomassa mengandung oksigen yang dapat berikatan dengan karbon dan
hidrogen. Bahan yang sudah sebagian teroksidasi atau ”terbakar” mengakibatkan berkurangnya sumber bahan bakar dalam bentuk karbon dan hidrogen White dan
Paskett 1981. Skema proses pembakaran biomassa dapat dilihat pada gambar 8.
Nilai kalor bruto berbanding terbalik dengan kadar abu suatu bahan, karena abu merupakan bahan yang tidak menghasilkan energi El Bassam dan Maegaard
2004. Sedangkan menurut Ramsay 1982, nilai kalor bersih NHV adalah energi potensial yang terkandung dalam suatu bahan bakar. NHV diperoleh dari
pengurangan energi bruto dengan energi yang hilang akibat penguapan air dan pemanasan lanjutan uap yang dihasilkan. Rumus umum perhitungan NHV adalah
NHV = GHV 1-MC
T
100 – Q
v
x MC
T
100 Q
V
adalah panas yang dibutuhkan untuk penguapan dan pemanasan lanjut sejumlah air dan MC
T
adalah kadar air bahan tersebut pada suhu T. Ketika bahan bakar digunakan, energi bahan bakar tersebut dipindahkan ke tujuan akhir
penggunaan dalam beberapa tahap. Kehilangan energi terjadi pada saat penggunaan dalam beberapa bentuk. Pengukuran efisiensi dan energi yang
dipergunakan sangat tergantung pada tahap aliran panas tersebut diukur Leach dan Gowen 1987. Efisiensi pembakaran adalah efisiensi yang diperoleh dari
pengubahan energi kimia dari bahan bakar menjadi panas. Efisiensi ini dihitung hanya dari pembakaran yang sempurna pada ruang pembakaran Bergman dan
Zerbe 2004.
G. Analisis Finansial www.score.org
Analisis finansial Biopelet bungkil jarak pagar dilakukan dengan prosedur berdasarkan dasar perhitungan SCORE yang dimodifikasi. Secara umum prosedur
pembakaran 1. Panas
2. Pembentukan uap air dari hidrogen, termasuk panas laten penguapan
3. Penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar, termasuk panas
laten 4. CO
2
, CO, NO
X
, dll. = NHV
= GHV Bahan bakar
+ udara:
Gambar 8. Proses pembakaran biomassa.
Sumber: Leach dan Gowen 1987
21 tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyusunan dan penilaian finansial.
Prosedur penyusunan finansial terdiri dari: a. Penetapan Asumsi dasar
Asumsi merupakan kondisi yang tidak dapat diperkirakan secara langsung dari kondisi riil sehingga harus diperkirakan dengan pendekatan terbaik.
Asumsi yang digunakan dalam analisis finansial Biopelet bungkil jarak pagar adalah:
- Jangka waktu analisis - Kapasitas produksi termasuk kapasitas mesin dan pabrik
- Tingkat pertumbuhan industri - Instrumen keuangan MARR, Bunga pinjaman dan hipotek, waktu
pinjaman dan hipotek, serta utang dan piutang b. Kebutuhan dana start-up
Kebutuhan dana start-up atau disebut juga kebutuhan investasi merupakan penetapan pos-pos pengeluaran investasi yang terdiri dari harta tetap dan
modal operasional. Selain itu juga diperhitungkan sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk investasi. Sumber pendanaan yang diperhitungkan adalah
dana sendiri, investor luar, serta hutang dan pinjaman. c. Penetapan gaji dan upah
Penetapan gaji dan upah dilakukan untuk gaji dan upah manajemen serta tenaga kerja termasuk bonus, asuransi dan pajak pendapatan serta
pemberian kompensasi bagi pemilik. Prosedur ini juga memperhitungkan persentase perubahan gaji dan upah tiap tahun.
d. Biaya operasi tetap Biaya operasi tetap adalah biaya yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
menjalankan dan mendukung proses operasi perusahaan namun tidak berpengaruh secara langsung terhadap proses produksi. Biaya-biaya tersebut
diantaranya biaya iklan, bea dan abonemen, pengeluaran kantor, perbaikan dan perawatan , telepon dan komunikasi. Selain itu, biaya operasi tetap juga
memperhitungkan biaya lain diantaranya penyusutan, bunga baik bunga hutang komersil, hipotek dan kredit.
22 e. Perkiraan proyeksi penjualan
Perkiraan proyeksi penjualan diawali dengan penetapan harga produk per satuan kg dan biaya variabel yang dibutuhkan per satuan kg. dari perhitungan
dua variabel tersebut diperoleh proyeksi penjualan per bulan dengan mempertimbangkan perubahan tingkat produksi per bulan selama jangka
waktu analisis. f. Penerimaan dan pengeluaran kas
Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan penjelasan dari penerimaan piutang usaha dan pembayaran hutang usaha termasuk jangka waktu
pelaksanaannya. Selain itu juga diperhitungkan asumsi plafond kredit, pajak pendapatan dan amortisasi biaya start-up.
Sedangkan prosedur penilaian finansial terdiri dari: a. Proyeksi laba rugi
Proyeksi laba rugi merupakan perhitungan terhadap pendapatan dan biaya penjualan produk. Dalam proyeksi ini juga diperhitungkan total gaji dan
upah, total biaya usaha tetap serta biaya lain sehingga diperoleh pendapatan bersih usaha per bulan selama jangka waktu analisis.
b. Proyeksi arus kas Tujuan proyeksi arus kas adalah melihat perubahan kas perubahan per satuan
waktu. Pos-pos keuangan yang berpengaruh terhadap perubahan kas juga diperhitungkan diantaranya kas masuk pendapatan dan piutang, kas keluar
investasi, operasional, dan kegiatan keuangan, serta perhitungan terhadap arus kas operasional.
c. Penyusunan neraca akhir per akhir tahun Penyusunan neraca akhir merupakan penilaian terhadap keseimbangan aktiva
dan kewajiban serta modal perusahaan. Perhitungan dilakukan per tahun serta dibandingkan neraca tiap tahun untuk melihat perubahan neraca perusahaan.
d. Ikhtisar akhir tahun Ikhtisar akhir tahun merupakan perhitungan pos-pos keuangan pendapatan,
biaya penjualan, laba kotor, biaya usaha tetap, dan biaya lain untuk membandingkan distribusi besarannya.
23 e. Rasio keuangan
Rasio keuangan merupakan analisis terhadap likuiditas usaha, analisis keamanan rasio hutang, analisis profitabilitas dan analisis efisiensi usaha.
f. Analisis titik impas Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui target minimum penjualan
yang dapat dicapai atau jumlah penerimaan yang harus diterima dalam jangka waktu tertentu.
g. Jadwal amortisasi Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek
dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit
akun beban amortisasi terhadap akun aktiva. Penjadwalan amortisasi merupakan penjadwalan pembayaran pinjaman dan
hipotek dan berpengaruh langsung terhadap jumlah kewajiban usaha. Perhitungan amortisasi juga meliputi bunga pinjaman dan hipotek yang
disyaratkan oleh pihak pemberi hutang dan hipotek. h. Penilaian kuangan
Penilaian keuangan digunakan untuk memperkirakan usaha Biopelet sehingga terlihat tingkat kelayakannya. Penilaian ini digunakan untuk melihat nilai
yang di luar batas. i. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan pengujian terhadap kondisi tidak ideal dalam perusahaan. Variabel uji yang digunakan adalah harga bahan baku dan
harga jual produk. Parameter uji yang dilihat untuk penilaian adalah NPV dan IRR.
24
III. METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bungkil biji jarak pagar, sludge jarak pagar dan tepung tapioka. Bahan yang digunakan untuk
analisa contoh adalah heksana. Alat-alat yang digunakan adalah pelet mill, calorimeter combustion bomb,
hammer mill , tanur, oven, cawan porselin, wadah dan pengaduk, eksikator dan
neraca.
B. Tahapan Penelitian
Penelitian diawali dengan karakterisasi sifat fisik dan sifat pembakaran bungkil biji jarak pagar yang dilakukan di laboratorium Kimia dan Energi
Biomassa Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Pengukuran nilai kalor pembakaran sludge dilakukan di Balai Penelitian Peternakan.
Proses pembuatan biopelet dilakukan dengan menggunakan pelet mill skala menengah yaitu dengan kapasitas 300 kgjam di PT. Indofeed Bogor. Proses
pembuatan biopelet dimulai dengan pencampuran bahan baku dan bahan tambahan. Kemudian dilakukan pengeringan dengan menggunakan aliran udara
dari blower di bak pengering selama ± 30 menit. Sedangkan pengemasan biopelet dilakukan dalam wadah yang kedap udara untuk menjaga biopelet dari
kontaminasi udara yang dapat meningkatkan kadar air dari biopelet. Pengujian nilai kalor pembakaran menggunakan alat calorimeter
combustion bomb di laboratorium Kimia dan Energi Biomassa Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan. Hasil nilai kalor pembakaran biopelet bungkil jarak pagar diperoleh komposisi penambahan sludge dan perekat tapioka yang
terbaik. Tahap karakterisasi biopelet bungkil jarak pagar dilakukan untuk mengetahui kualitas biopelet jarak pagar.
Tahap selanjutnya adalah uji perbandingan kualitas biopelet bungkil jarak pagar optimal dengan biopelet bungkil jarak tanpa penambahan sludge dan
perekat tapioka. Diagram alir pembuatan biopelet dapat dilihat pada gambar 9.