Salah satu pengaruh penting dari iklim yang merugikan kesehatan manusia adalah
penaruhnya terhadap
kejadian suatu
penyakit. Ada dua pengaruh iklim yang berkaitan dengan penyakit, yaitu hubungan
faktor iklim terhadap organisme yang menyebabkan
penyakit atau
penyebarperantara yang
menyebabkan penyakit dan pengaruh cuaca dan iklim
terhadap ketahanan tubuh manusia EPA, 2000.
Iklim atau
musim tertentu
mempengaruhi kejadian penyakit, terutama dengan suhu dan kelembaban. Sejumlah
parasit yang dapat menginfeksi manusia terbatas pada daerah tropis dan subtropis
yang panas dan lembab. Penyakit-penyakit seperti radang paru-paru dan influenza
merupakan penyakit musiman atau dapat dikatakan penyakit ini mengikuti pola
musiman berbeda. Penyakit ini umumnya sering terjadi pada suhu udara yang dingin,
disebabkan oleh lemahnya daya tahan pada sistem pernapasan bagian atas EPA, 2000.
2.2 Kebakaran Lahan dan Hutan
Menurut Notohadinegoro
1997 pengertian pembakaran ialah kesengajaan
membakar sesuatu dengan maksud dan tujuan tertentu sedangkan kebakaran ialah
terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau bencana. Kebakaran dapat
terjadi
karena tidak
terkendalinya pembakaran, karena proses yang spontan
dan alami, atau karena kelalaian manusia. Sumber api alami biasanya karena kilat yang
menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api yang menebarkan bongkahan
bara api.
Gambar 1. Segitiga Api. clubrescue.blogspot.com
Definisi kebakaran secara umum dapat dijelaskan dengan gambar segitiga api,
kejadian yang bermula dari proses reaksi dari oksigen dengan unsur-unsur lain berupa
bahan bakar dan ditandai dengan panas dan cahaya.
Kebakaran lahan
dan hutan
merupakan kejadian di alam terbuka sehingga dapat
leluasa menjalar dan
menghabiskan bahan bakar hutan seperti serasah,
rumput-rumputan, tumbuhan
bawah, semak dan pepohonan Davis, 1959.
2.3 Penyebab Kebakaran Hutan
Berdasarkan lokasi biomassa dan perilaku api, Ebert 1988 mengelompokkan
kebakaran hutan kedalam 4 empat tipe, yaitu: Ground Fire, Surface Fire, Crown
Fire, Mass Fire, yang masing-masing mempunyai skala dampak yang berbeda.
Risiko terkena dampak EL-NINO dan La-Nina bisa terjadi disuatu negara, salah
satunya adalah Indonesia. Dampak dari EL- NINO menimbulkan anomali iklim, antara
lain musim panas yang berkepanjangan sehingga menimbulkan kekeringan, dan
pada akhirnya kekeringan ini menjadi salah satu faktor pencetus kejadian kebakaran
hutan. Menkes-RI, 2003
menyebutkan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di
Indonesia merupakan
kejadian yang
berulang dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat kebakaran hutan terbesar di
Indonesia terjadi pada tahun 1997, sekitar 3,5 juta hektar hutan di Kalimantan habis
terbakar kemudian terjadi lagi kebakaran besar tahun 1998.
Menurut Brown dan Davis, 1973 dalam Adrianita, 2002, faktor yang mendorong
kemungkinan terjadinya kebakaran hutan adalah:
Bahan bakar Bahan bakar adalah semua jenis
vegetasi baik yang hidup maupun yang mati serasah dan humus
serta gambut
kering yang
berpotensi untuk
terbakar. Komponen
penting yang
berhubungan dengan bahan bakar adalah kadar air, jumlah potensi,
dan ketebalan bahan bakar. Banyak atau sedikitnya serasah dalam hutan
yang berpotensi untuk terbakar sangat tergantung pada jenis pohon
yang mendominasi hutan dan juga musim. Sedangkan kadar air bahan
bakar adalah jumlah kandungan air dalam bahan bakar yang dinyatakan
dalam persentase berat air terhadap berat kotor bahan bakar yang
dikeringkan pada suhu 100 °C.
Tanah Tanah disini meliputi kadar air
dalam tanah dan jenis tanahnya. Cuaca
Meliputi angin, kelembaban relatif, curah hujan, intensitas radiasi dan
suhu udara. Topografi dan kelerengan
Topografi berpengaruh terhadap penjalaran api, dimana daerah yang
tidak rata penyebaran kebakaran tidak teratur dan dapat menyulitkan
pemadaman. Kelerengan tempat mempunyai
pengaruh pada
kecepatan penjalaran api, dimana kecepatan penjalaran api meningkat
setiap kenaikan kelerengan sebesar 10°, sedangkan pada kelerengan
15°-30° dan setiap 10° setelahnya, kecepatan penjalaran api meningkat
dua kali lipat.
2.4 Dampak Kebakaran Hutan