mahasiswa, karyawan, kelompok peduli mangrove karang taruna, nelayan, pedagang, dan ibu rumah tangga.
d. Data Rehabilitasi Ekosistem Mangrove yang Pernah Dilakukan
Data mengenai kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove ini diperoleh melalui berbagai instansi terkait, seperti pihak pengelola BKSDA DKI Jakarta,
Pemerintah Daerah, dan LSM. Proses pengumpulan data rehabilitasi ini meliputi tahapan pengumpulan data, reduksi data yang dianggap kurang atau tidak relevan
dengan penelitian, analisis data dan kemudian menampilkan data Gambar 7.
Data Collection Data Reduction
Data Analysis Data Display
Gambar 7 Proses Pengumpulan Data.
3.4. Analisis Data a.
Analisis Kualitas Perairan dan Substrat
Parameter fisika kimia perairan yang dianalisa mengikuti baku mutu air laut untuk peruntukan kawasan hutan mangrove dan habitat biota air sesuai
dengan Kepmen LH No. 512004 tentang Baku Mutu Air untuk Biota Laut dan Ekosistem Mangrove. Data kualitas perairan dan substrat ini dianalisis secara
deskriptif. Data dan informasi tentang kondisi oseanografi perairan sekitar lokasi
penelitian diperoleh melalui data sekunder dari berbagai referensi ilmiah yang berkaitan dengan kondisi oseanografis di sekitar lokasi, antara lain data angin,
data perkiraan pasang surut, arus, dan gelombang permukaan. Data sekunder tersebut juga diperoleh dari hasil kajian-kajian terkait sebelumnya.
b. Analisis Struktur Komunitas Mangrove
Analisis data mangrove ini meliputi luasan mangrove, kerapatan, persen penutupan, vegetasi yang ada, dan kondisi ekosistem secara umum. Persen
penutupan dan kerapatan relatif menurut English et al. 1994 termasuk parameter yang menunjukkan kontribusi masing-masing komponen spesies dalam tegakan
mangrove. Persen penutupan dan kerapatan relatif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1 Persen Penutupan
RCi = Ci ΣC x 100
Ci = ΣBAA
dimana, BA = πDBH24 dalam cm
2
2 Kerapatan Relatif , π 3,1416 adalah suatu konstanta dan
DBH adalah diameter batang pohon dari jenis i, A adalah luas total area pengambilan contoh luas total petak contohplot. DBH=CBHπ dalam cm,
CBH adalah lingkaran pohon setinggi dada.
RDi= ni Σn x 100
dimana, ni adalah jumlah tegakan jen is ke i, sedangkan Σn adalah jumlah
tegakan seluruh jenis. 3 Frekuensi Relatif
RFi= Fi ΣF x 100
dimana, Fi adalah frekuensi jenis ke I, sedangkan ΣF adalah jumlah frekuensi seluruh jenis.
4 Menentukan INP Indeks Nilai Penting
INP= RDi + RFi + RCi c.
Analisis Data Citra
Data citra landsat tahun 2000 diolah dan dianalisis dengan menggunakan software Er Mapper 7.0 dan Arc View 3.3 untuk mengetahui kondisi bentang
lahan di kawasan pada waktu tersebut. Data citra quick bird tahun 2010 dianalisis
dengan menggunakan software Arc View 3.3 untuk mengetahui kondisi bentang lahan di kawasan pada waktu tersebut.
Data citra Quick Bird digunakan untuk melihat kondisi tutupan lahan baik kerapatan vegetasi mangrove, semak maupun badan air danau di kawasan.
Berdasarkan kondisi yang ditampilkan oleh data citra tersebut, diketahui kondisi kerapatan vegetasi mangrove di kawasan. Hal ini dijadikan salah satu panduan
untuk menentukan lokasi sampling vegetasi.
d. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi
Evaluasi rehabilitasi mangrove di lokasi penelitian dilakukan dengan melakukan studi pustaka dan berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner dan
wawancara. Tingkat keberhasilan rehabilitasi ditentukan berdasarkan : 1 Persen penutupan
2 Kesesuaian jenis tanaman 3 Persiapan dan Teknik menanam
4 Aspek pemeliharaan dan organisasi pemeliharaan 5 Partisipasi stakeholder.
3.5. Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove a.
Analisis Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove
Penentuan tingkat kerusakan vegetasi mangrove dilakukan berdasarkan tingkat kerapatan individu yang ditemukan pada tiap transek. Tingkat kerusakan
ekosistem mangrove ditentukan berdasarkan: a. hasil analisis struktur komunitas mangrove, b. hasil analisis kualitas perairan dan substrat.
b. Kriteria Penentuan Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove
Penentuan tingkat kerusakan ekosistem mangrove ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi kerusakan ekosistem mangrove, diantaranya: a Kerapatan vegetasi mangrove;
b Penutupan mangrove; c Zonasi;