Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove a. Kriteria Penentuan Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove
Gambar 12 Tutupan Enceng Gondok di SMMA pada Tahun 2011. Vegetasi mangrove di SMMA didominasi oleh jenis Sonneratia caseolaris
dengan Indeks Nilai Penting INP 289,21 Tabel 7. Di dalam petak contoh juga ditemukan jenis lain seperti Avicennia marina dan Nypa fruticans. Selain itu,
di luar petak contoh ditemukan jenis Bruguiera gymnorrhiza di dekat pos polisi hutan, sedangkan jenis Rhizophora mucronata, dan R. apiculata ditemukan di
bagian utara kawasan. Tabel 7 Struktur Vegetasi Mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke.
∑ Transek
Plot Jenis
∑ Pohon
Penutupan RCi
Kerapatan Relatif
RDi Frekuensi
Relatif RFi
INP 3
transek, 12 plot
Sonneratia caseolaris
58 99,23
98,31 91,67
289,21 Avicennia marina
1 0,77
1,69 8,33
10,79 Jumlah
59 300
Sumber: Data Primer 2011 Dalam petak contoh tersebut hanya terdapat 2 tingkat pertumbuhan
mangrove untuk jenis Sonneratia caseolaris Pidada, yang terdiri dari 73 pohon dan 27 pancang. Tingkat pertumbuhan ini menunjukkan pola permudaan
yang tidak merata di kawasan SMMA, dimana tidak ditemukan tingkat pertumbuhan semai alami Gambar 13.
Gambar 13 Pola Permudaan Vegetasi Mangrove di SMMA. Pola permudaan pada ekosistem yang masih baik biasanya ditandai dengan
adanya 3 macam tingkat pertumbuhan yaitu semai, pancang dan pohon. Pola permudaan yang tidak seimbang ini dapat menunjukkan menurunnya kemampuan
regenerasi mangrove yang dapat disebabkan oleh kurangnya ketersediaan nutrien akibat gangguan yang terjadi pada ekosistem. Hal ini menyebabkan vegetasi
mangrove hanya dapat tumbuh untuk memenuhi metabolismenya sendiri.