Persiapan Sampel Isolasi BAL dari Fermentasi Air Cucian Beras

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa sebanyak 6 isolat merupakan Gram positif dan 2 isolat adalah Gram negatif, semua isolat menunjukkan hasil katalase negatif pada uji katalase. Karena hanya isolat bakteri yang menunjukkan karakteristik Gram positif dan katalase negatif yang akan didentifikasi lebih lanjut Sharpe, 1979 dalam Muzaifa, 2014, maka hanya 6 isolat yang akan diidentifikasi lebih lanjut, yaitu isolat B, D, E, F, G dan H. Dari hasil karakterisasi morfologi diketahui bahwa semua isolat memiliki karakteristik non endospora, non motil dan berbentuk bulat atau batang. Pada uji fisiologi dan biokimia diperoleh hasil katalase negatif pada semua isolat, tipe homofermentatif pada 5 isolat B, D, F, G dan H, tipe heterofermentatif pada isolat E, dapat tumbuh pada suhu γ7˚C - 45˚C dan pada konsentrasi NaCl 4 - 6,5 .

4.2. Pembahasan

4.2.1. Persiapan Sampel

Isolasi BAL dari air cucian beras yang difermentasi dilakukan sebagai upaya dalam memanfaatkan limbah cair rumah tangga yang ada di lingkungan sekitar. Isolat BAL dapat tumbuh pada fermentasi air cucian beras dengan memanfaatkan sumber nutrisi berupa karbohidrat dan sumber mineral lainnya yang terkikis selama proses pencucian beras berlangsung. Beras yang digunakan sebagai sampel adalah beras putih yang dibeli dari warung yang berada di Jalan Limun, Kelurahan Pisangan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Persiapan sampel dilakukan dengan menimbang beras seberat 150 gram kemudian dicuci dengan 200 mL air keran. Sampel yang digunakan adalah air bilasan pertama pada proses pencucian beras yang dimasukkan ke dalam wadah botol kaca steril dan ditutup menggunakan kertas saring yang diikat menggunakan karet gelang. Proses fermentasi dilakukan selama 3 hari pada suhu γ7˚C, berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ikeda et al 2013 menunjukkan bahwa air beras yang difermentasi selama 3-5 hari dapat menyebabkan BAL menjadi spesies yang lebih dominan tumbuh dibanding mikroorganisme lainnya dan pada penelitian yang dilakukan oleh Watanabe et al 2013 diperoleh 151 isolat BAL dari air beras yang telah difermentasi selama 3 hari pada suhu. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2. Isolasi BAL dari Fermentasi Air Cucian Beras

Proses isolasi bakteri dilakukan menggunakan metode pengenceran bertingkat. Sampel yang telah diperoleh diencerkan menggunakan pepton water 1 hinga konsentrasi 10 -7 kemudian ditumbuhkan pada media MRS Agar dengan metode spread plate metode sebaran. Sampel diinkubasi selama 2 hari pada suhu γ7˚C. Isolat yang tumbuh segera dimurnikan dengan metode goresan sinambung lalu diinkubasi selama 24 – 48 jam. Pemurnian dilakukan berulang-ulang pada medium dan kondisi yang sama hingga didapatkan koloni tunggal. Isolat murni tersebut lalu ditumbuhkan pada media MRS Agar miring sebagai stok kultur, disimpan di lemari pendingin pada suhu 4˚C Nur, β015. Pada penelitian kali ini diperoleh 8 isolat bakteri berdasarkan terbentuknya zona bening disekitar koloni bakteri. Zona bening yang terbentuk disekitar koloni terjadi akibat dihasilkannya asam laktat yang bereaksi dengan CaCO 3 membentuk Ca-laktat yang larut dalam medium Djide et al, 2008 dalam Nur, 2015. Tiap isolat memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan asam laktat. Luas zona bening yang terbentuk oleh bakteri tersebut menunjukkan kemampuan bakteri dalam mengsekresikan asam ke dalam medium yang mengandung CaCO 3 Melliawati et al, 2015. Salah satu hasil isolasi bakteri dari fermentasi air cucian beras yang memiliki zona bening ditunjukkan pada Gambar berikut: Gambar 4.1. Isolat bakteri dari fermentasi air cucian beras yang memiliki zona bening disekitar koloni bakteri Zona bening Bakteri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7.2.3. Karakterisasi Isolat Bakteri dari Fermentasi Air Cucian Beras