13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Sediaan Steril dan Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, dari bulan Februari sampai dengan Juni 2016.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu botol kaca steril, baskom, cawan petri Pyrex, batang spreader, Erlenmeyer Pyrex, gelas kimia Pyrex,
tabung reaksi Pyrex, gelas ukur Pyrex, tabung durham, kaca objek, jarum ose, spatula, pipet tetes, mikropipet Bio-Rad dan Ranin, rak tabung reaksi, autoklaf
digital ALP, inkubator France Etuves, lemari pendingin GEA, oven Memmert, hot plate VELP Scientifica, magnetic stirrer, api bunsen, timbangan
analitik Ogawa Seiki, vortex Gemmy Industrial Corp, laminar air flow Ogawa Seiki, mikroskop, aluminium foil, kertas saring.
Penelitian ini menggunakan objek penelitian yaitu fermentasi air cucian beras. Lactobacillus casei ATCC 393, Staphylococcus aureus, Media MRS Agar
Merck, MRS Broth Conda Pronadisa, pepton water buffered Merck, SIM medium Merck, blood agar DIPA, Akuades, larutan H
2
O
2
3, CaCO
3
, minyak imersi, kristal violet, lugol, iodin, alkohol 96, alkohol 70 dan safranin.
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Preparasi Sampel Air cucian beras
Sebanyak 150 gram sampel beras dicuci dengan 200 mL air bersih, kemudian air bilasan pertama ditampung kedalam botol kaca steril sekitar 23 dari
volume botol. Setelah itu mulut botol ditutup menggunakan kain berpori atau kertas saring dan diikat menggunakan karet gelang atau tali. Fermentasi sampel air cucian
beras dilakukan selama tiga hari Elfarisna et al, 2014; Ikeda et al, 2013, disimpan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada suhu ruangan dan terhindar dari cahaya langsung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cairan keruh yang berada pada lapisan tengah dari hasil
fermentasi air cucian beras.
3.3.2. Isolasi Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Sebanyak 1 mL sampel secara aseptis ditambahkan kedalam 9 mL pepton water 1. Selanjutnya dilakukan homogenisasi menggunakan vortex hingga
larutan sampel terlihat homogen. Suspensi yang diperoleh pengenceran 10
-1
diencerkan dengan metode pengenceran bertingkat hingga 10
-7
dengan mengambil 1 mL dari hasil pengenceran sebelumnya kemudian ditambahkan kedalam 9 mL
pepton water 1. Hasil pengenceran 10
-5
sampai 10
-7
diambil sebanyak 100 µL dan dimasukkan kedalam cawan petri berisi media MRS Agar yang ditambahkan
dengan CaCO
3
1 menggunakan metode sebaran spread plate secara triplo, kemudian diinkubasi pada suhu γ7˚C selama β hari N, Suhartatik et al, 2014
dengan modifikasi.
3.3.3. Pemurnian Isolat Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Pemurnian dilakukan terhadap bakteri yang menghasilkan zona bening disekeliling koloni bakteri tersebut. Strain bakteri murni diperoleh setelah
menginokulasikan bakteri pada medium agar baru dan diinkubasi selama 24 jam pada suh
u γ7˚C. Tahap pemurnian dilakukan sekitar 4-5 kali untuk memperoleh isolat murni koloni tunggal. Pemeliharaan kultur dilakukan pada semua isolat
yang didapatkan. Kultur murni disimpan pada media MRS Agar miring, pada suhu 4˚C-10˚C Misgiyarta dan Widowati, 2002.
3.3.4. Karakterisasi Isolat Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat BAL umumnya dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi, fisiologi, dan biokimia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4.1.Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Karakterisasi morfologi BAL umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu makroskopik dan mikrosopik. Karakterisasi morfologi BAL secara maskroskopik
dilakukan dengan cara melihat langsung morfologi isolat bakteri yang tumbuh pada medium Ibrahim et al, 2015. Secara visual karakteristik yang dapat diamati dari
koloni BAL meliputi bentuk koloni, bentuk tepi, warna dan bentuk permukaan Romadhon et al, 2012.
Karakterisasi morfologi bakteri secara mikroskopik dilakukan degan uji pewarnaan Gram dan pewarnaan endospora:
a Pewarnaan Gram dilakukan dengan membersihkan kaca objek menggunakan
alkohol 70 dan dilewatkan beberapa kali diatas api bunsen, kemudian diambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptik dan dioleskan pada kaca objek.
Isolat bakteri kemudian ditetesi kristal violet dan dibiarkan selama 1 menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Isolat bakteri
kemudian ditetesi lagi dengan larutan iodine dan dibiarkan selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya isolat
bakteri ditetesi alkohol 96 selama 30 detik, kemudian dialiri air dan dianginkan hingga kering Hadioetomo, 1993 dalam Yulvizar, 2013. Isolat
bakteri kemudian ditetesi safranin selama 30 detik dan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan, kemudian preparat diamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran 100x untuk melihat bentuk dan warna dinding sel Sharah, Karnila dan Desmelati, 2015. Bakteri Gram positif ditandai dengan warna ungu
yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu mengikat warna kristal violet, sedangkan bakteri Gram negatif ditandai dengan warna merah yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mampu mengikat warna kristal violet dan hanya terwarnai oleh safranin Hadioetomo, 1993 dalam Yulvizar,
2013.
b Pewarnaan endospora dilakukan dengan membuat preparat ulas menggunakan
kaca objek, kemudian difiksasi diatas api bunsen. Preparat ditutup dengan kertas saring dan ditetesi dengan malachit hijau, kemudian preparat diletakkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
di atas kawat yang dipanaskan dengan uap air mendidih selama 5 menit. Preparat dicuci secara hati-hati dengan air mengalir. Preparat ditetesi dengan
menggunakan safranin, didiamkan selama 60 detik kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan hati-hati. Preparat diamati dengan mikroskop,
uji positif jika sel vegetatif berwarna merah dan spora berwarna hijau Lay, 1994 dalam Misgiyarta dan Widowati, 2008.
3.3.4.2.Karakterisasi Fisiologi dan Biokimia Isolat Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Karakterisasi fisiologi dan biokimia BAL meliputi: a
Uji Katalase Isolat dari media agar miring diambil satu ose, kemudian dioleskan pada kaca
objek yang telah dibersihkan menggunakan alkohol 70. Kemudian ditetesi dengan larutan H
2
O
2
3. Diamati terbentuknya gelembung gas pada preparat, jika terdapat gelembung gas berarti uji katalase tersebut positif Lay, 1994
dalam Misgiyarta dan Widowati 2008. Terbentuknya gelembung-gelembung oksigen menunjukkan bahwa organisme tersebut menghasilkan enzim katalase
yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen Hadioetomo, 1993 dalam Yulvizar, 2013. BAL termasuk bakteri katalase negatif sehingga
hasil reaksi uji katalase tidak terbentuk gelembung gas yang menunjukkan bahwa BAL tidak menghasilkan enzim katalase Romadhon et al, 2012. Hanya
isolat yang menunjukkan hasil pewarnaan Gram positif dan katalase negatif yang akan didentifikasi lebih lanjut karena kedua hasil uji tersebut merupakan
sifat umum BAL Sharpe, 1979 dalam Muzaifa, 2014.
b Uji Motilitas
Sebanyak 1 ose isolat bakteri diambil dari stok kultur kemudian ditusukkan kedalam media SIM semi padat pada tabung reaksi menggunakan jarum ose
tusuk steril. Kemudian diinkubasi selama β4 jam pada suhu γ7˚C. Uji positif ditandai dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar motil dan uji negatif
ditandai dengan pertumbuhan bakteri yang tidak menyebar dan hanya berupa satu garis non motil Sudarsono, 2008 dalam Yulvizar, 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c Uji Tipe Fermentasi
Uji tipe fermentasi digunakan untuk menggolongkan BAL kedalam kelompok homofermentatif atau kelompok heterofermentatif. Uji dilakukan dengan cara
menumbuhkan kultur bakteri pada MRS Broth dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham. Inkubasi dilakukan selama β hari pada suhu γ7˚C. Pengamatan
dilakukan dengan melihat terbentuknya gelembung udara pada tabung durham Romadhon et al, 2012. Isolat yang dapat menghasilkan gas CO
2
merupakan bakteri heterofermentatif, sedangkan isolat yang tidak menghasilkan gas
disebut bakteri homofermentatif.
d Uji Pertumbuhan Bakteri pada Suhu yang Berbeda
Kultur bakteri berusia 24 jam sebanyak 1 ose diinokulasikan pada media MRS Broth
kemudian diinkubasi selama β hari pada suhu 15˚C, γ7˚C dan 45˚C. Tingkat pertumbuhan bakteri diamati secara visual berdasarkan intensitas
kekeruhan Thakkar et al, 2015 dengan modifikasi.
e Uji Pertumbuhan Bakteri pada Konsentrasi NaCl yang Berbeda
Pertumbuhan bakteri pada konsentrasi NaCl 4 dan 6,5 dilakukan pada media MRS Broth selama 24 jam. Adanya pertumbuhan bakteri ditandai dengan
kekeruhan dalam tabung Guessas dan Kihal, 2004 dengan modifikasi.
3.3.4.3.Uji Hemolitik Isolat Bakteri dari Fermentasi Air cucian beras
Kultur bakteri berusia 24 jam diinokulasikan kedalam media blood agar dan diinkubasi pada suhu γ7˚C selama 48 jam. Aktifitas hemolitik pada kultur bakteri
diperiksa untuk mengetahui apakah isolat bakteri yang diperoleh merupakan bakteri patogen atau non patogen. Hasil uji hemolitik dikelompokkan menjadi 3 golongan,
yaitu hemolitik- α terbentuk zona hijau disekitar koloni bakteri, hemolitik-
terbentuk zona bening disekitar koloni bakteri, atau hemolitik- tidak terbentuk
zona bening disekitar koloni bakteri pada media blood agar. Bakteri patogen ditandai dengan adanya reaksi yang terjadi antara bakteri yang tumbuh dengan
media blood agar, yaitu terbentuknya zona disekitar koloni bakteri yang tumbuh.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sedangkan pada hasil uji bakteri non patogen tidak terbentuk zona disekitar koloni bakteri Modifikasi Hargrove dan Alford, 1978 dalam Hawaz, 2014.
3.4. Analisis Data
Hasil yang diperoleh dari berbagai pengujian akan dianalisis secara deskriptif dan dipilih isolat terbaik dengan metode ranking Tabucanon, 1988.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pada penelitian kali ini terdapat 8 isolat bakteri dari fermentasi air cucian beras yaitu isolat A, B, C, D, E, F, G dan H. Isolat bakteri dipilih berdasarkan
terbentuknya zona bening disekitar koloni bakteri pada medium MRSA yang telah ditambahkan dengan CaCO
3
1. Terbentuknya zona bening menunjukkan bahwa bakteri tersebut menghasilkan metabolit utama yaitu asam laktat. Berdasarkan
Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology diperoleh genus bakteri dari keenam isolat seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik morfologi, fisiologi dan biokimia isolat bakteri dari
fermentasi air cucian beras dan strain acuan
Keterangan: Reaksi positif +, reaksi negatif -, Homofermentatif HM, Heterofermentatif HT, Lactobacillus spp. L, Streptococcus spp. S
Pengamatan Isolat
L. casei B
D E
F G
H
Pewarnaan Gram +
+ +
+ +
+ +
Bentuk sel Batang
Bulat Batang Bulat Bulat Batang Bulat
Pembentukan spora
- -
- -
- -
- Motilitas
- -
- -
- -
- Katalase
- -
- -
- -
- Tipe fermentasi
HM HM
HM HT
HM HM
HM Uji suhu ˚C
15 -
- -
- -
- -
37 +
+ +
+ +
+ +
45 +
- -
- +
+ +
Uji toleransi NaCl
4 +
+ +
+ +
+ +
6,5 +
+ +
- +
- +
Genus bakteri L
S L
S S
L S