Coporate Social Responsibility Disclosure.

27 memenuhi persyaratan probabilitas dan kriteria pengakuan lainnya. Perlakuan prinsip akuntansi campuran ini juga akan memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan. Hellman, Dr. Niclas, 2007.

3. Coporate Social Responsibility Disclosure.

Corporate Social Responsibility CSR disclosure merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham shareholder, tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan stakeholder. CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. Dian dan Lidyah, 2011 Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya : Versi WBCSD World Business Council for Sustainable Development : 28 “The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of work life of workforce and their families as well as of the local community and social large” , Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnisyang berkelanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerjakaryawan dan kerja mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas. Pengertian CSR versi Bank Dunia World Bank: CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development . Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan masyarakat yang luas untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan yang baik. Dalam pengaturan CSR, salah satu bisa berpendapat ada informasi ketidakpastian tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang kurang bertanggung jawab secara sosial karena kesulitan memperkirakan bagaimana konflik 29 pribadi-sosial akan terwujud dalam laba masa depan. Jika hal ini terjadi, pertanyaan muncul atas asimetri informasi. Dengan asumsi manajer memiliki informasi yang bisa membantu pengambil keputusan eksternal dalam menilai jenis ketidakpastian, ada implikasi untuk setter standar dan regulator mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan. Daerah penelitian sangat penting sekarang karena CSR telah menjadi bagian integral dari strategi perusahaan. Holbrook, 2012 Di Indonesia sendiri, CSR merupakan serangkaian kegiatan pameran, seminar, diskusi, social event yang berkaitan dengan berbagai upaya tanggung jawab sosial korporat kepada masyarakat dan lingkungan yang bertujuan sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai prestasi dan kinerja korporasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut elemen- elemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham menghasilkan profit. Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan menurut ISO 26000 meliputi: a. Kepatuhan terhadap hukum b. Menghormati instrumenbadan-badan Internasional c. Menghormati stakeholders dan kepentingannya 30 d. Akuntabilitas e. Transparansi f. Perilaku yang beretika g. Melakukan tindakan pencegahan h. Menghormati dasar-dasar HAM Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu melakukan pengungkapan disclosure atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada stakeholder . Penerapan CSR adalah suatu perbuatan perusahaan untuk menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti 2009 merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keuangan. Teorinya di Indonesia ini ada dua macam tipe pengungkapan dalam laporan keuangan financial report dan laporan tahunan annual report.: 1. Pengungkapan wajib mandatory disclosure yaitu pengungkapan bagian- bagian dalam laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep- 38PM1996 kemudian direvisi dalam Peraturan Bapepam No. KEP- 134BL2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan Akuntan Indonesia. Kedua; pengungkapan sukarela voluntary disclosure yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela yang termasuk dalam kategori ini adalah pengungkapan tambahan terkait 31 informasi keuangan perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan; 2. Pengungkapan sukarela perusahaan ini sering kali diungkapkan dalam bentuk laporan tahunan annual report walaupun sekarang ini cukup banyak pula perusahaan yang menerbitkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang terpisah dari laporan tahunan annual report dalam bentuk Laporan Keberlanjutan sustainability reporting. Informasi keuangan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial di perusahaan kiranya harus diberi pengungkapan secara memadai selain pengungkapan minimum yang diwajibkan agar dapat dipahami oleh para pengguna. Oleh karena itu dalam upaya menarik minat konsumen dan membentuk public image yang optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang minimal sama dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri sebagai perusahaan yang berkualitas. Kompetisi yang ketat tersebut menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai. Kartadjumena, 2010. Dan juga Pengungkapan disclosure terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para 32 stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line . Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility dan corporate financial performance CFP. Murwaningsari, 2010 Saat ini perusahaan go public terutama di Indonesia sudah banyak yang mulai mempublikasikan kegiatan CSR mereka, karena usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dimata masyarakat. Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Laporan Keuangan merupakan media manajemen perusahaan dalam memberikan info untuk organisasi kesehatan dunia pengguna memiliki minat dalam perusahaan dan sebagai media untuk tanggung jawab kepada masyarakat umum. Laporan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan kapitalis. Investor ingin info untuk diversivy portofilio mereka dan kombinasi investasi sesuai preferensi mereka. korporasi yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat umum memiliki tanggung jawab lebih besar daripada perusahaan yang minim hubungannya dengan masyarakat umum. pengungkapan info 33 data pengetahuan masing-masing info akuntansi dan informasi akuntansi non-informasi yang tertarik kapitalis kadang-kadang dijelaskan keuntungan dan pangsa layak sebagai akibat dari itu menggambarkan kinerja perusahaan. Abolfazl et al, 2013 Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma- norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain: meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan daya tarik perusahaan dimata para investor dan analisis keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga 34 turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib mandatory bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat 2 tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela voluntary . 35 Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development . Dalam sustainability report digunakan metode triple bottom line , yang tidak hanyamelaporan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan darisudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibatdari adanya 3 dampak operasi perusahaan yaitu ekonomi, sosial danlingkungan. GRI Guidelines menyebutkan bahwa,perusahaan harus menjelaskandampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial padabagian standard disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas menjadi 6dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia,masyarakat, dan tanggung jawab produk. Disamping itu, pihak perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan corporate social responsibility CSR kepada stakeholder-nya. Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah. Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi 36 terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana. Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, dan penguatan ekonomi lokal. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. CSR tidaklah harus dipandang sebagai tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha. Pradipta dan Purwaningsih, 2011 37

4. Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 74 84

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

4 106 86

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 9 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013)

2 50 25

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia)

0 5 19

PENGARUH CSR DISCLOSURE, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2012)

0 4 25

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

0 14 20

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 18

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13