ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS terhadap EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAPEARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer GoodsIndustry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
TAKUANARA LALU GOGO 1111082000028
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAPEARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer GoodsIndustry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
TAKUANARA LALU GOGO 1111082000028
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN PROFITABILITAS TERHADAPEARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer GoodsIndustry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Takuanara Lalu Gogo NIM: 1111082000028
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(4)
(5)
(6)
(7)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data pribadi
1. Nama : Takuanara Lalu Gogo 2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1992 3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : BSD sektor 1-6 blok E2 No 9, Serpong, Tangerang selatan, Banten
5. Agama : Islam
6. Nomor telepon : 085353131902
7. E-mail : takuanara@gmail.com
Data pendidikan formal
1. 1998-2003 : SDI Al-Azhar BSD, Tangerang Selatan 2. 2003-2004 : SD Al-Muqoddasah, Mlarak, Ponorogo 3. 2004-2007 : SMP Al-Muqoddasah, Mlarak Ponorogo 4. 2007-2008 : Takhasus PPMI Assalam, Kartsura,
Surakarta
5. 2008-2010 : MA PPMI Assalam, Kartasura, Surakarta 6. 2010-2011 : MA At-Tasyri, Kota Tangerang
Pengalaman Organisasi
1. Anggota LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2014)
2. Staff Divisi Riset LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)
Seminar dan Workshop
1. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia” Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
(8)
Kepanitiaan
1. “WESHare” oleh LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi perlengkapan, 2013.
2. “Company Visit” ke Bank Muamalat Pusat oleh LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi perlengkapan, 2013.
(9)
ABSTRACT
The Effects Of Accounting Conservatism, Profitability,And Corporate Social Responsibility To Earnings Response Coefficient
This study aimed to examine the effect of accounting conservatism, profitability, and corporate social responsibility to the earnings response coefficient. Conservatism was measured using the book to market value. Measurement of profitability of companies using return on assets (ROA). In this study, using the GRI standard as a way to measure a company's corporate social responsibility, variable earnings response coefficient is measured by the method of CAR and the EU. Samples company is an enterprise consumer goods (consumer goods) are listed on the Stock Exchange in the period from 2010 to 2014 so that the total sample at the 5-year period is 65 samples.
The research method uses multiple linear regression analysis to determine the relationship of more than one independent variable on the dependent variable. The method used in the selection of the sample is purposive sampling technique based on the consideration (judgment sampling). Data collection method used is secondary data, that is data obtained by researchers indirectly through intermediaries media and literature, the data in this study was obtained from the official website of Indonesia Stock Exchange that can be accessed at the address www.idx.co.id data used is the annual report reported by the company concerned.
Based on the results of statistical performed by t-tests, shows that accounting conservatism variable does not affect the company's earnings response coefficient, in addition to the variable profitability, and corporate social responsibility also had no effect on the dependent variable earnings response coefficient (ERC) but if alpha value is 10% Ha analysis will be accepted. Conducted simultaneous test also showed that the value of Adjusted R Square of 0.117 indicates that the value of the dependent variable is earnings response coefficient of 11.7% can be explained by the independent variables, namely, accounting conservatism, CSR, and profitability.
(10)
ABSTRAK
Pengaruh Konservatisme Akuntansi , Profitabilitas Dan Corporate Social Responsibility TerhadapEarnings Response Coefficient
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap earnings response coefficient. Konservatisme diukur dengan menggunakan metodebook to market value. Pengukuran profitabilitas perusahaan menggunakan return on asset
(ROA). Pada penelitian ini menggunakan standard GRI sebagai cara untuk mengukur tingkat corporate social responsibility suatu perusahaan, variable
earnings response coefficient diukur dengan metode CAR dan UE. Sampel perusahaan merupakan perusahaan consumer goods (barang konsumsi) yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014 sehingga total sampel pada periode 5 tahun adalah 65 sampel.
Metode penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian adalah
purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses pada alamat www.idx.co.id , data yang digunakan adalah annual report yang dilaporkan oleh perusahaan terkait.
Berdasarkan hasil uji statistik t yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa variabel konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient perusahaan, selain itu variabel profitabilitas, dan corporate social responsibility juga tidak berpengaruh terhadap variabel dependen earnings response coefficient (ERC). Tetapi jika probabilitas alpha bernilai 10% maka Ha akan diterima. Uji simultan yang dilakukan juga menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,117 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu earnings response coefficient dapat dijelaskan sebesar 11,7% oleh variabel independen yaitu, konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas.
(11)
KATA PENGANTAR Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, Sumber ilmu pengetahuan, sumber cahaya yang mampu menerangi jalan kepada kebenaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Konservatisme Akuntansi,Corporate Social Responsibility Disclosure, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Kepada Ayah saya yang selalu saya kagumi, Nasrul Amri Lubis dan Ibu saya yang tercinta Suhaeni yang tiada henti memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin. Ridha Ayah dan Ibu adalah Ridha Allah sehingga setiap doanya yang dipanjatkan membuat langkah yang dilalui oleh penulis dapat dilalui dengan lancar.
2. Kepada abang Malo yang saya hormati dan kedua adek yang saya sayangi Muhammad dan Burju, yang menjadi pengingat bahwa saya harus menjadi contoh yang baik buat kalian. Kalian adalah kekuatan dibalik terselesaikannya skripsi ini.
3. Kepada teman-teman seperjuangan di angkatan Akuntansi 2011 terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan baik secara langsung maupun tidak sehingga saya bisa terus berjuang dalam waktu 4,5 tahun ini. 4. Kepada Bapak Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc selaku Dekan Fakultas
(12)
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku pelaksana tugas ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku pelaksana tugas sekretaris
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I terimakasih atas segala waktu yang diluangkan untuk bimbingan dan saran yang diberikan untuk penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
8. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan dengan sabar selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
9. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis, serta seluruh karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Teman-teman kelas “Akuntansi A angkatan 2011” yang telah banyak mewarnai kehidupan penulis memberikan pengalaman baru. Kenangan bersama kalian selama menjalankan kuliah tidak akan pernah terlupakan dan akan menjadi bagian manis dalam kehidupan penulis.
11. Teman-teman kelas akuntansi manajemen angkatan 2011 yang selalu semangat, walaupun jumlah kita eksklusif tapi kita tetap belajar dengan baik dan kompak. Terima kasih atas segala dukungannya kepada penulis. 12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang meskipun tidak seluruhnya
saling kenal namun, tidak mengurangi rasa kebersamaan yang telah terjalin sejak awal masuk kuliah.
13. Teman-teman tim KKN VALENSI 2014, atas pengalaman dan kenangan berjuang bersama hidup mandiri, dan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin bersama.
(13)
14. Kepada semua pihak diluar sana yang telah banyak memberikan penulis inspirasi dan pelajaran tentang kehidupan. Sebuah pelajaran yang tak pernah didapatkan di bangku kuliah. Pengalaman yang dilukiskan selama perjalanan menempuh pendidikan. Cerita kehidupan yang selalu menguatkan langkah untuk terus maju menggapai impian.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun dalam sisi materi, untuk itu penulis berharap aka nada tindak lanjut berupa saran dan kritik yang dapat membangun setelah penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan akan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Jakarta, 6 oktober 2015
(14)
DAFTAR ISI
COVER DALAM...i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF...iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vi
ABSTRACT...viii
ABSTRAK ...ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI...xiii
DAFTAR TABEL ...xvii
DAFTAR GAMBAR………...xviii
DAFTAR LAMPIRAN...xx
BAB I. PENDAHULUAN ………..1
A. Latar belakang ………..1
B. Rumusan masalah ………..13
C. Tujuan dan manfaat penelitian ………..………14
(15)
2. Manfaat penelitan ………..14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……….16
A. Landasan teori ………...16
1. Basis teori ……….16
2. Konservatisme akuntansi………....…...18
3. Corporate social responsibility ……….27
4. Profitabilitas ……….37
5. Earning response coefficient ………38
B. Penelitian-penelitian terdahulu ……….39
C. Keterkaitan antarvariabel dan perumusan hipotesis ……….44
1. Konservatisme akuntansi dengan ERC ……….44
2. CSR dengan ERC ……….45
3. Profitabilitas dengan ERC ………46
4. Konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas, dengan ERC..48
D. Ringkasan operasional variabel ………49
E. Kerangka teoritis ………51
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………52 A. Ruang lingkup penelitian ……….52 B. Metode penentuan sampel ………52 C. Metode pengumpulan data ………53 D. Metode analisis data ….………53
(16)
2. Uji asumsi klasik ………..54
3. Uji koefisien determinasi ……….57
4. Uji hipotesis ………..58
E. Operasionalisasi variabel ………59
1. Earning response coefficient ………...59
2. Konservatisme akuntansi ……….61
3. Corporate social responsibility……….………….61
4. Profitabilitas ……….62
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………...73
A. Sekilas gambaran umum objek penelitian ………73
B. Hasil uji analisis data penelitian ………76
1. Hasil uji statistik deskriptif ………...76
2. Hasil uji asumsi klasik ……….78
3. Hasil uji koefisien determinasi ……….81
4. Hasil uji hipotesis ………82
BAB V. PENUTUP ………..88
A. Kesimpulan ………..88
B. Saran ………89
DAFTAR PUSTAKA ………..90
(17)
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hasil penelitian sebelumnya………...40
2.2 Ringkasan operasional variabel………..……..49
4.1 Tahapan seleksi sampel dengan kriteria ………...….…74
4.2 Sampel penelitian……….…76
4.3 Tabel uji statistik deskriptif ………..…….77
4.4 Hasil uji multikolinearitas ..………79
4.5 Hasil uji autokorelasi………...80
4.6 Hasil uji heterokedastisitas……….…….81
4.7 Hasil uji koefisien determinasi……….……82
4.8 Hasil uji statistik t……….……83
(18)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Grafik laba bersih………2
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Perusahaanconsumer goods yang menjadi sampel ………96
2 Tahapan seleksi sampel ………..96
3 Hasil perhitungan variabel independen konservatisme ..….98
4 Hasil perhitungan variabel independen profitabilitas ……100
5 Hasil perhitungan variabel independen CSR ……….102
6 GRIStandard Social Responsibility………104
(20)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena adanya
hubungan antar ketiga variable independen (konservatisme akuntansi,
profitabilitas, dancorporate social responsibility disclosure) dengan varibel dependennya (earnigs response coefficient) serta untuk menambah wawasan pembaca tentang beberapa hal yang sebenarnya juga mempengaruhi
keputusan para stakeholder dalam melakukan investasi, khususnya yang berhubungan dengan empat variable yang disebutkan diatas.
Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia
akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi
dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya
mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apabila
kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku
kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi.
Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang
berguna bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan. Suatu informasi
dapat berguna untuk pengambilan keputusan apabila informasi tersebut
relevan dan dapat diandalkan (seperti yang disebutkan dalam karakteristik
kualitatif informasi keuangan, SFAC no.2). Informasi dikatakan relevan
apabila mempunyai nilai prediksi (predictive value), nilai umpan balik (feedback value) dan disajikan tepat waktu (timelines). Sedangkan informasi
(21)
dapat diandalkan apabila disajikan secara netral atau tidak memihak pada
salah satu pemakai, dapat di uji kebenarannya (verifiability) dan penyajiannya jujur (representational faithfulness).
Dengan terpenuhinya nilai-nilai diatas maka laporan keuangan
perusahaan akan menampilkan informasi yang dipercaya dan meningkatkan
kualitas laba mereka.karena kualitas perusahaan dilihat juga dari kualitas laba
mereka. Seperti yang digambarkan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 1.1 Grafik Laba Bersih
Sumber: PYFA Annual Report.
Gambar tersebut menunjukkan grafik laba bersih dari perusahaan
Pyridam Farma periode 2008-2012 yang terus naik setiap tahunnya kenaikan
laba seperti ini harus diikuti juga dengan kualitas labanya. Pengukuran
(22)
1. Persistensi akrual.
Kualitas laba didasarkan pada perbedaan relatif persistensi akrual terhadap
arus kas.
2. Estimasi Kesalahan Dalam Proses Akrual.
Akrual memberikan informasi tentang arus kas masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan bahwa proses akrual bebas dari kesalahan estimasi,
akrual dan laba akan di representasi dengan arus kas masa yang akan datang.
3. Ketiadaan manajemen laba.
Sulit untuk menentukan apakah perusahaan melakukan manajemen laba
atau tidak, karena sulit untuk diteliti. Namun begitu pola tertentu terhadap
laba dapat mengindikasikan keberadaan atau ketiadaan manajemen laba.
4. Konservatisme.
Yaitu mendeskripsikan perbedaan ketepatan waktu dalam mengakui
keuntungan dan kerugian berdasarkan pada hubungan antara akrual dan arus
kas. (Surifah, 2010).
Dan atas dasar pengukuran-pengukuran inilah yang mendukung
dilakukannya penelitian terhadap kualitas laba (dalam penelitian iniearnings response coefficient) terwujud.
Variabel pertama yaitu konservatisme akuntansi. Bila kita
membicarakan akuntansi maka salah satu topiknya tidak akan lepas dari
laporan keuangan yang mana laporan keuangan ini merupakan hasil dari
perhitungan akuntansi yang bisa dipengaruhi oleh tingkat konservatisme
(23)
penelitiannya, dia berpendapat bahwa, konservatisme adalah salah satu
instrumental utama dalam pelaporan keuangan yang menggunakan
kehati-hatian dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan dan aset. Konservatisme
dapat menjadi alat untuk membuat kontrak lebih efisien dan membatasi
kecenderungan manajer untuk berperilaku oportunistik yang dilindungi dari
pengguna luar. Selain itu konservatisme dapat melindungi dari perusahaan
dan bahkan auditor independen terhadap tuntutan hukum. Karena fungsi
utilitas asimetris individual, yang merupakan akar dalam teori prospek, dan
kemungkinan aksesi perilaku oportunistik, konservatisme akuntansi bisa
menjadi alat yang tepat untuk menetralisir perilaku oportunistik. Di sisi lain,
perusahaan yang baik juga menyediakan mekanisme untuk mengontrol
perilaku oportunistik dan memberikan kontrak efisien (Kootanaee et al, 2013)
Konservatisme juga dapat didefinisikan sebagai bias ke bawah nilai
buku aktiva dari nilai ekonomi yang disebabkan karena tidak konsisten dan
tidak lengkapnya identifikasi ekonomi laba akuntansi (Kootanaee et al, 2013).
Panitia Teknis organisasi audit di Iran, dalam kerangka konseptual pelaporan
keuangan, menganggap konservatisme sebagai salah satu komponen dari
karakteristik kualitas, tapi tidak menggunakan kata "konservatisme",
melainkan menggunakan kata "kehati-hatian" (prudence) yang berarti: "penyedia laporan keuangan harus menyingkirkan berbagai jenis
ketidakpastian yang tidak bisa dihindari, yang meliputi banyak kejadian dan
keadaan. ketidakpastian yang meliputi: kemampuan untuk mengumpulkan
(24)
kemungkinan klaim yang berkaitan dengan jaminan barang yang dijual. Kasus
tersebut, mengamati tindakan pencegahan dalam penyusunan laporan
keuangan dan pengungkapan menyertai sifat-sifat yang diidentifikasi.
Prudence adalah tingkat penerapan ketelitian dalam menjalankan jejak pendapat perlu memperkirakan ketidakpastian. Jadi mereka belum
menyediakan informasi pendapatan dan aset yang oversestimate, dan biaya atau hutangunderestimate(Kootanaee et al, 2013).
Praktik akuntansi konservatif diduga mempengaruhi daya prediksi laba
dan koefisien respons laba. Laba merupakan informasi yang ditunggu-tunggu
oleh pasar dan masih diyakini sebagai informasi utama yang memiliki
kandungan informasi karena dapat mempengaruhi investor dalam membuat
keputusan membeli, menjual atau menahan sekuritas yang diterbitkan oleh
perusahaan.
Namun demikian, laba itu sendiri memiliki keterbatasan yang
dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan sehingga dibutuhkan informasi lain
selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan yaitu koefisien respon laba atau disebut juga dengan earning response coefficient (ERC).
Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan
verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk
pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat
(25)
Peneliti lain yang menjelaskan dampak dari konservatisme akuntansi
adalah Chang. Chang berpendapat bahwa akuntansi konservatisme dapat
mengekang inovasi perusahaan dengan memperburuk efek dari miopia
manajerial. Manajer yang berada di bawah tekanan untuk memenuhi tujuan
akuntansi jangka pendek tertentu (misalnya, positif atau meningkatkan
pendapatan atau tingkat tertentu laba per saham) dan memotong upayaR&D
(Resarch and Development) perusahaan. jika pengeluaran R&D
membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut, konservatisme
akuntansi memperparah efek manajerial myopia ini karena publikasi asimetris
berita baik dan buruk meningkatkan kemungkinan hilang target tersebut dan
dengan demikian menimbulkan kecenderungan untuk mengurangi upaya
R&D. Karena ketiadaan konservatisme akuntansi, manajer yang berada di bawah tekanan untuk mencapai tujuan akuntansi berbasis jangka pendek
dapat menunda pengakuan berita buruk, dan dengan demikian dapat
menghindari pemotongan investasi dalam R&D dengan alasan akuntansi. Menyadari kemungkinan bahwa R&D mungkin akan mengganggu usaha mereka (ex post), manajer dari perusahaan dengan akuntansi konservatif dapat
memutuskan (ex ante) untuk menghindari multi-tahap jangka panjang
proyek-proyek penelitian yang inovatif dengan potensi besar membayar-off jika ada
risiko bahwa proyek-proyek tersebut akan terpengaruh oleh guncangan
ekonomi (tidak berhubungan denganR & D).
Alasan ini juga menunjukkan bahwa efek dari konservatisme pada
(26)
saham lebih myiopia, seperti di mana mereka membayar manajer lebih
sensitif terhadap kinerja akuntansi atau di mana tekanan dari jangka pendek
investor institusi lebih besar (Chang et al, 2013). Disisi lain, yang mendukung
praktik akuntansi konservatif menyatakan bahwa akuntansi konservatif
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena praktik akuntansi
konservatif mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan
aktiva yang tidakoverstate(Watts, 2002).
Tiap-tiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang
berbeda. Pilihan metode akuntansi akan berpengaruh terhadap angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laporan
laba-rugi perusahan. Penelitian ini juga dimotivasi oleh Penman dan Zhang (2002)
yang dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hubungan antara akuntansi
konservatif dan kualitas laba tergantung pada pertumbuhan investasi
perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi akan
menghasilkan tingkat pengembalian (rate ofreturn) kualitas laba rendah. Penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi
(tidak persisten). Laba yang berfluktuasi akan mengurangi daya prediksi laba
untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang.
Apalagi nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas masa
depan,maka laba yang berfluktuasi cenderung untuk mengurangi hubungan
(27)
Dapat disimpulkan praktik akuntansi konservatif diduga akan
mengurangi koefisien respons laba perusahaan. Penelitian meneliti pengaruh
akuntansi konservatisme terhadap kualitas laba. Panman dan Zhang
mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba sekarang untuk
memprediksi laba masa depan. Panman dan Zhang (2002) menemukan
perusahan yang menerapkan akuntansi konservatif dan pertumbuhan investasi
yang berfluktuasi memiliki kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti
koefisien respons laba perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme
dan akuntansi yang lebih optimis. Praktik akuntasi yang berfluktuasi memiliki
kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti koefisien respons laba
perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme dan akuntansi yang
lebih optimis. Praktik akuntansi konservatisme diduga secara tidak langsung
mempengaruhiearnings response coefficient.
Variabel selanjutnya ada profitabilitas, yang seperti sudah kita ketahui bahwa profitabilitas itu adalah cermin dari keuntungan perusahaan, kenapa profitabilitas ini juga termasuk elemen yang berpengaruh, ini disebabkan karena investor juga mengambil keputusan salah satunya dari bagus tidaknya profitabilitas sebua perusahaan selama tahun berjalan.
Apabila profitabilitas ini dihubungkan dengan ERC maka dapat dikatakan bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi, laba yang dihasilkan perusahaan meningkat selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk
menanamkan modalnya. Seperti yang disimpulkan oleh Kusumawardhani dan
(28)
mempengaruhi earnings response coefficient, baik secara simultan maupun parsial (Kusumawardhani dan Nugroho. 2010).
Kemudian variabel ketiga, yaitucorporate social responsibility(CSR) yang dimana CSR ini merupakan sebuah gagasan yang menjadikan
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran
bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal
kepada pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap
pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu
tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan.
(Dian dan Lidyah, 2011). Yang berarti juga perusahaan memiliki tanggung
jawab terhadap warga sekitar dan elemen masyarakt lain yang berada disekitar
perusahaan itu berada baik aset maupun pusat kegiatan yang dimiliki oleh
perusahaan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang
memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal
dengan istilah corporate social responsibility (CSR). corporate social responsibilitymerupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap
masyarakat sosial dan lingkungan. Penerapancorporate social responsibility
(29)
Social Responsibility Disclosure) yang disosialisasikan ke publik dalam
laporan tahunan (annual report) perusahaan. Undang-undang telah mengatur
pelaksanaan CSR dengan menerbitkan Undang-undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan CSR juga telah diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 tentang
pengungkapan dampak lingkungan. (Sari, 2012)
Selain itu, pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat
kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja
entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan.
Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana
para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang
melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek
sustantibility tentu akan mennerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam
strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka
pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu,
perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi CSR sebagai salah satu
keunggulan kompetitif perusahaan. (Cheng dan Christiawan, 2012)
Beberapa peneliti menyampaikan pendapat yang berbeda-beda terhadap
hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility dengan
earning response coefficient. Antara lain Adisusilo dan Sudarsono (2011) mengatakan bahwa hasil penelitian empiris tentang pengaruh CSR disclosure
(30)
maka akan semakin rendah nilai ERC. Sebaliknya, semakin rendah CSR maka
akan semakin tinggi ERC (Adisusilo dan Sudarsono, 2010). Wulandari
menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Yang dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa investor lebih berorientasi pada kinerja
jangka pendek, sedangkan CSR lebih berorientasi pada kinerja jangka panjang
dan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan masih relatif sedikit. (Wulandari
dan Wirajaya, 2014) Arifulsyahh berpendapat bahwa, jika tanpa variabel
pengendali, CSR disclosure tidak terbukti berpengaruh terhadap ERC
(Arifulsyah dkk, 2014). Rhowiyana menyatakan bahwa secara parsial CSR
tidak berpengaruh terhadap ERC. (Rhowiyana, 2011). Sayekti dan
Wonndabio menyatakan bahwa CSR dalam laporan tahunan perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ERC (Sayekti dan Wonndabio, 2007). Sukirman
dan Meiden juga berpendapat sama (Sukirman dan Meiden, 2012). Begitu
juga dengan Pradipta dan Purwaningsih (Pradipta dan Purwaningsih, 2012).
Tetapi Cheng berpendapat bahwa abnormal return yang merupakan bagian
dari konstanta ERC dipengaruhi positif oleh CSR (Cheng dan Christiawan,
2012).
Ruang lingkup tanggung jawab sosial (CSR) antara lain: (a) Basic Responsibility,Tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan. Contohnya kewajiban membayar pajak, mentaati hukum, memenuhi standar
pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham (b) Organizational Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu karyawan, konsumen, pemegang saham dan masyarakat.
(31)
(c)Societal Responsibility, Tanggung jawab yang menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan.
Penelitian ini penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010); dan Tuwentina dan
Wirama (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelunya adalah
terdapat pada variabel independen, objek penelitian dan periode penelitiannya.
Adapun perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian Kusumawardhani dan
Nugroho (2010) adalah CSR dan ukuran perusahaan, dan profitabilitas.
Sedangkan pada Tuwentina dan Wirama (2014) variabel independen yang
diteliti hanya konservatisme akuntansi saja. Adapun variabel independen
yang digunakan pada penelitian ini adalah konservatisme akuntansi,
profitabilitas, dan CSR
2. Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2013, sedangkan objek penelitian Kusumawardhani dan
Nugroho (2010) adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2006-2008. Serta pada Tuwentina dan Wirama
(2014) objek data yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada
periode 2008-2012 Alasan penggunaan perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry sebagai objek penelitian ini karena jenis perusahaan tersebut memiliki hubungan langsung dengan masyarakat luas
(32)
(dapat mencakupi masyarakat dengan berbagai tingkat pendapatan). Yang
menyebabkan nama perusahaan tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Dari
nama (brand) yang dikenal luas tersebut maka sektor industri ini harus berupaya dengan berbagai cara agar nama perusahaan mereka tetap disukai
oleh masyarakat luas, yang dalam penelitian ini berarti dengan kegiansocial responsibility yang dilaporkan dalam kegiatan CSR perusahaan di laporan tahunan. Kemudian mengkaitkannya dengan tingkat laba perusahaan dan apa
dampaknya terhadap kualitas laba (ERC) perusahaan tersebut, oleh karena
itu dibuatlah penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dengan demikian, maka
dibuat suatu penelitian dengan judul ”Analisis pengaruh Konservatisme
Akuntansi, Corporate Social Responsibility Disclosure, dan Profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer GoodsIndustry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)”
B. Perumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut saya merumuskan masalah topik
ini sebagai berikut:
1. Apakah konservatisme akuntansi mempengaruhi earnings response coefficientsecara signifikan?
(33)
2. Apakahcorporate social responsibility disclosuremempengaruhiearnings response coefficientsecara signifikan?
3. Apakah profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient secara signifikan?
4. Apakah konservatisme akuntansi, corporate social responsibility disclosure, dan profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient
secara signifikan?
C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang buat oleh penulis melakukan penelitian adalah: a. Menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi,corporate social
responsibility disclosure, dan profitabilitas terhadap koefisien respon laba.
b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi
ERC.
2. Manfaat penelitian. a. Kontribusi teoritis
1) Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat sebagai sarana informasi pengetahuan akuntansi
(34)
pengaruh konservatisme akuntansi, CSR disclosure, dan
profitabilitas.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah pengetahuan tentang ERC diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi praktis.
Akuntan sebagai praktisi keuangan dapat memanfaatkannya dalam
menyusun strategi perusahaan demi keberlanjutan dan tegaknya visi dan
(35)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Basis Teori a. Teori Sinyal
Perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan
cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa
ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas
buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik
dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news).
Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi
asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan
bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
(36)
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan.
Gao dan Wagenhover (2014) memperkuat konsep teori sinyal dalam
konservatisme akuntansi,dalam fitur akuntansi konservatif:
1. Meningkatkan kemungkinan mendapatkan sinyal yang kurang baik
dibandingkan dengan sinyal yang baik dan, disaat yang sama, itu mengurangi
ketepatan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan sinyal yang
menguntungkan. Masing-masing fitur dapat berguna dalam situasi tertentu.
Secara khusus, jika sistem akuntansi sangat tidak akurat, hanya
mempengaruhi keputusan monitoring. Kami menemukan bahwa monitoring
setelah sinyal yang kurang baik adalah lebih baik untuk selalu memantau atau
monitoring setelah mengamati sinyal yang menguntungkan saja. Hasil ini
menggunakan fitur yang konservatisme membuat sinyal yang
menguntungkan indikator yang sangat tepat bahwa manajer sebenarnya
cocok. Oleh karena itu, pemantauan berikut sinyal yang menguntungkan tidak
mengungkapkan banyak informasi tambahan, tapi tetap menimbulkan satu
biaya pemantauan. Oleh karena itu, adalah lebih baik untuk memonitor pada
mengamati sinyal yang tidak menguntungkan saja. Meningkatkan biaya
monitoring, pemantauan pada sinyal yang kurang baik masih optimal.
2. Namun, sistem akuntansi yang optimal beralih menjadi agresif
(non-konservatif). Sejak pemantauan relatif mahal, sistem akuntansi agresif
meningkatkan kesempatan untuk menemukan manajer yang tidak sesuai
(37)
lebih tepat dalam jenis. Jika kenaikan biaya pemantauan lebih lanjut,
monitoring menjadi tidak menguntungkan dan ditinggalkan. (Gao dan
Wagenhover, 2014)
2. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang
dilingkupi ketidak pastian. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah
pemilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba
dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Praktik konservatisme bisa
terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan
perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan
metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No.14
mengenai persediaan, PSAK No.17 mengenai akuntansi penyusutan dan
PSAK No.20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari
fleksibilitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka
dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba rugi. Di dalam
usaha untuk menghubungkan laba danreturnsekuritas, diasumsikan terdapat hubungan antara revisi ekspektasi laba oleh pasar dan aliran kas. Perubahan
harga dalam merespon satu rupiah laba yang dihasilkan adalah satu rupiah
laba ditambah dengan nilai sekarang dari revisi ekspektasi laba masa depan.
(38)
persentensi laba, daya prediksi laba, pertumbuhan dan struktur modal (Arna
Suryani, 2012).
Konservatisme merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam
akuntansi. Konservatisme akuntansi menurut FASB adalah, reaksi bijaksana
pada ketidakpastian yang mencoba untuk memastikan bahwa ketidakpastian
dan risiko yang ada dalam situasi bisnis memadai dipertimbangkan secara
memadai (FASB, 2008).
Tokoh yang terkenal dengan teori tentang konservatisme, Watts
(2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang
diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan
bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan
biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan
untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang
berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan
dan pemerintah. Selain itu, konservatisme juga
menyebabkanunderstatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut.
Panman dan Zhang (2002) menjelaskan konservatisme akuntansi
merupakan suatu pemilihan metode dan estimasi akuntansi yang menjaga
nilai buku dari net assets relatif rendah. Mereka mencontohkan definisi tersebut dalam penggunaan metode pencatatan persediaan. Penggunaan
(39)
metode LIFO dalam menilai persediaan pada saat nilai persediaan meningkat
adalah salah satu contoh penerapan akuntansi konservatisme. Metode LIFO
dikatakan lebih konservatif karena metode ini mengakibatkan nilai persediaan
lebih rendah dibandingkan dengan FIFO danaverage cost methodpada saat nilai persediaan mengalami peningkatan.
Konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam
standar akuntansi internasional (IFRS). Hellman (2007) menyatakan bahwa
jika dibandingkan dengan akuntansi konvensional, IFRS fokus pada
pencatatan yang lebih relevan sehingga menyebabkan ketergantungan yang
semakin tinggi terhadap estimasi dan berbagai judgement. Dalam hal ini, kebijakan yang ditetapkan IASB (International Accounting Standard Board) tersebut menyebabkan semakin berkurangnya penekanan atas penerapan
akuntansi konservatif secara konsisten.
Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan
melalui pernyataan “tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi mengantisipasi semua kerugian” (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003a).
Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya
persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang
disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin
tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a).
Yang dirasa paling tepat. Kebebasan memilih standar akuntansi dapat
(40)
akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung konservatif. Beberapa
metode dan estimasi akuntansi dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang menyebabkan akuntansi konservatif dalam
pelaporan keuangan adalah
1) PSAK No. 1 (Revisi 1998) tidak mengatur ketentuan mengenai taksiran
jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dalam penyajian laporan keuangan,
padahal terdapat beberapa cara estimasi kerugian piutang;
2) PSAK No. 13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan bahwa biaya
dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO. Nilai
pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau
menurut urutan kategori investasi, atau investasi individual, secara konsisten;
3) PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung
biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar
pertama (MPKP), rata-rata tertimbang, atau masuk terakhir keluar pertama
(MTKP);
4) PSAK No. 16 mengijinkan manajemen untuk mengestimasi masa manfaat
suatu aktiva tetap didasarkan pertimbangan yang berasal dari pengalaman
perusahaan ketika menggunakan aktiva serupa. Standar ini memungkinkan
perusahaan untuk mengubah masa manfaat aktiva yang digunakan;
5) PSAK No. 17 mengijinkan manajemen memilih metode penyusutan untuk
mengalokasikan jumlah aktiva yang bisa disusutkan dengan suatu dasar
sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode yang digunakan dipilih
(41)
konsisten digunakan dari periode ke periode kecualiterdapat perubahan dalam
pola yang diharapkan atas manfaat ekonomis aktiva tersebut;
6) PSAK No. 19 meminta manajemen untuk memilih metode amortisasi garis
lurus untukaktiva tidak berwujud, kecuali jika suatu perusahaan mempunyai
metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Periode amortisasi harus dapat dievaluasi oleh perusahaan secara teratur
untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut
perubahan taksiran masa manfaat yang telah ditentukan. Pada umumnya masa
manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak
tanggal aktiva siap digunakan.
Walaupun praktik akuntansi konservatif diperbolehkan tetapi praktik
akuntansi konservatif tidaklah menganjurkan bahwa laporan keuangan
haruslah secara sengaja disajikan terlalu rendah (understated). Pada saat diberikan bukti yang obyektif dan dapat diverifikasi tentang suatu transaksi
yang material, prinsip pengukuran akuntansi harusdiikuti dan tidak ada upaya
untuk secara sengaja menyajikan terlalu rendah (understated) suatu aktiva atau menyajikan terlalu tinggi (overstated) suatu kewajiban. Hanya jika terdapat ketidakpastian yang signifikan tentang nilai suatu transaksi saja
barulah praktik akuntansi konservatif yang dipilih.
Laba yang berfluktuasi memiliki daya prediksi yang lebih rendah
daripada laba yang lebih stabil untuk prediksi aliran kas masa depan.
(42)
akan memiliki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba perusahaan
yang menerapkan prinsip akuntansi yang lebih optimis.
Prinsip akuntansi konservatif cenderung membuat laba lebih
berfluktuasi (Zhang dan Panman, 2002). Laba yang berfluktuasi akan atau
tidak persisten akan memiliki daya prediksi yang rendah. Penurunan daya
prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun berjalan menjadi
kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan. Kemudian
meningkatkan koefisien respons laba perusahaan.
a. Perlunya melakukan konservatisme pada beberapa perusahaan di Indonesia (ex. IFRS)
Seiring dengan globalisasi pasar keuangan internasional, konsep mengadopsi seperangkat pelaporan keuangan untuk mengembangkan laporan keuangan komparatif internasional telah menyebar luas. Penerapan IFRS ini adalah bentuk manifestasi atas keseragaman penyajian laporan keuangan secara global untuk meningkatkan keinformatifan dan komparasi dalam pelaporan keuangan.
Penggunaan konservatisme akuntansi ini juga didukung oleh teori sinyal, karena dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang nyata daripada pihak luar. Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan dapat menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan, selain itu teori akuntansi positif juga
(43)
mendukung hal ini karena dasar dari teori akuntansi positif yang pada propsisi bahwa manajer, pemegang saham, dan regulator (politisi) adalah rasional dan mereka berusaha untuk memaksimalkan utility mereka yang secara langsung terkait dengan kompensasi dan kemakmuran mereka (Watts. 2003)
Perbandingan Conceptual Framework Level 3 Recognition and Measurement
Constraints antara Akuntansi Konvensional dan IFRS (Hellman, 2007).
Conventional Accounting:
1. Cost benefit 2. Materiality 3. Industry practices 4. Conservatism
IFRS:
1. Balance between benefit and cost 2. Timeliness
3. Balance between qualitative characteristics
Kebutuhan akan konservatisme sering terkait dengan pelaporan yang dapat diandalkan atas peristiwa masa lalu, yang menyiratkan penekanan pada backward-looking, pengelolaan dan perilaku auditor. Seorang auditor tidaklah dituntut agar laporan keuangan menjadi terlalu konservatif. Tujuan standar akuntansi modern yang utama adalah berorientasi masa depan, yang bertujuan untuk membantu kepentingan investor dan pihak pengguna laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, konservatisme tidak lagi diatur
(44)
dalam prinsip akuntansi di bawah Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif. Hal ini juga tercermin dalam metode akuntansi yang ditetapkan oleh Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Konservatisme didefinisikan sebagai 'kecenderungan akuntan untuk membutuhkan verifikasi pada tingkat yang lebih tinggi untuk keuntungan daripada kerugian. Definisi resmi Konservatisme dari FASB yakni 'reaksi kehati-hatian atas ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian tersebut dan risiko yang melekat dipertimbangkan secara memadai.
Namun dalam penerapan aturan IFRS tertentu, prinsip akuntansi konservatisme masih dipertahankan pada berbagai area meskipun dalam standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) menyiratkan bahwa prinsip konservatisme tidak lagi diterapkan. Ada beberapa contoh area yang prinsip konservatisme akuntansi kemungkinan masih dipertahankan, misalnya :
1. Kompensasi kerugian menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi. Kriteria probabilitas (kemungkinan) merupakan kriteria kualitatif yang bersifat subjektif dimana dengan adanya kriteria subjective judgement ini terbuka peluang untuk menerapkan konservatisme.
(45)
2. Kapitalisasi biaya pengembangan. Salah satu syarat Aset tak berwujud yang timbul seperti biaya pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui apabila memenuhi bagaimana aset tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan. Dalam sebuah perusahaan memperbarui estimasi mengenai arus kas masa depan dari biaya pengembangan yang dikapitalisasinya, mungkin ada "efek sementara" konservatisme yang mengarah pada penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik kembali (reversed).
Intinya, Prinsip "konservatisme" tetap ada dalam penerapan IFRS. Prinsip konservatisme berdasarkan IFRS diterapkan dalam cara konservatisme sementara (perubahan estimasi akuntansi yang sementara seperti understated aset bersih melalui penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik) daripada cara konservatisme konsisten (penilaian aset bersih yang terlalu rendah). Hal ini berarti penekanan yang lebih rendah dari konservatisme yang konsisten pada implementasi IFRS digantikan oleh penekanan pada konservatisme sementara yang lebih besar.
Hal ini memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan karena efek penerapan prinsip konservatisme sementara (perkiraan akuntansi diubah) memiliki tingkat yang lebih kompleks pada pengukuran laba dibandingkan dengan aplikasi konservatisme konsisten. Ketika prinsip konservatisme diterapkan dalam cara sementara, perusahaan memperlakukan beberapa kegiatan secara konservatif (item-item yang tidak memenuhi persyaratan kriteria pengakuan atau probabilitas lain), sementara yang lain akan diperhitungkan sesuai dengan IFRS. (item-item yang
(46)
memenuhi persyaratan probabilitas dan kriteria pengakuan lainnya). Perlakuan prinsip akuntansi campuran ini juga akan memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan. (Hellman, Dr. Niclas, 2007.)
3. Coporate Social Responsibility Disclosure.
Corporate Social Responsibility(CSR)disclosuremerupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang
berpijakpada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran
bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada
pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan
pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. (Dian dan Lidyah, 2011)
Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak
secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan
peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya :
(47)
“The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of work life of workforce and their families as well as of the local community andsocial large”,
Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnisyang
berkelanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerjakaryawan dan kerja
mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.
Pengertian CSR versi Bank Dunia (World Bank):
"CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development".
Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan masyarakat yang luas
untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan
yang baik.
Dalam pengaturan CSR, salah satu bisa berpendapat ada informasi
ketidakpastian tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang kurang bertanggung
(48)
pribadi-sosial akan terwujud dalam laba masa depan. Jika hal ini terjadi,
pertanyaan muncul atas asimetri informasi. Dengan asumsi manajer memiliki
informasi yang bisa membantu pengambil keputusan eksternal dalam menilai
jenis ketidakpastian, ada implikasi untuk setter standar dan regulator
mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan. Daerah penelitian sangat
penting sekarang karena CSR telah menjadi bagian integral dari strategi
perusahaan. (Holbrook, 2012)
Di Indonesia sendiri, CSR merupakan serangkaian kegiatan pameran,
seminar, diskusi,social eventyang berkaitan dengan berbagai upaya tanggung jawab sosial korporat kepada masyarakat dan lingkungan yang bertujuan
sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai prestasi dan kinerja
korporasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dan
pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut
elemen-elemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai
keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial
tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan
profit).
Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi bagi pelaksanaan yang
menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan menurut ISO
26000 meliputi:
a. Kepatuhan terhadap hukum
b. Menghormati instrumen/badan-badan Internasional
(49)
d. Akuntabilitas
e. Transparansi
f. Perilaku yang beretika
g. Melakukan tindakan pencegahan
h. Menghormati dasar-dasar HAM
Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu melakukan
pengungkapan (disclosure) atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada
stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu perbuatan perusahaan untuk menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti
(2009) merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan secara teknis
merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi
dalam bentuk statemen keuangan.
Teorinya di Indonesia ini ada dua macam tipe pengungkapan dalam
laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report).: 1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan
bagian-bagian dalam laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK
melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.
Kep-38/PM/1996 kemudian direvisi dalam Peraturan Bapepam No.
KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Kedua; pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan
yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai tambahan
pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela
(50)
informasi keuangan perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan;
2. Pengungkapan sukarela perusahaan ini sering kali diungkapkan dalam
bentuk laporan tahunan (annual report) walaupun sekarang ini cukup
banyak pula perusahaan yang menerbitkan laporan tanggung jawab sosial
perusahaan yang terpisah dari laporan tahunan (annual report) dalam bentuk
Laporan Keberlanjutan (sustainability reporting). Informasi keuangan dan
pelaksanaan tanggung jawab sosial di perusahaan kiranya harus diberi
pengungkapan secara memadai selain pengungkapan minimum yang
diwajibkan agar dapat dipahami oleh para pengguna. Oleh karena itu dalam
upaya menarik minat konsumen dan membentuk public image yang
optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang
minimal sama dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan
yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini
datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi
oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi
resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri
sebagai perusahaan yang berkualitas. Kompetisi yang ketat tersebut
menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai.
(Kartadjumena, 2010).
Dan juga Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para
(51)
stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan
oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility dan corporate financial performance(CFP). (Murwaningsari, 2010)
Saat ini perusahaan go publicterutama di Indonesia sudah banyak yang mulai mempublikasikan kegiatan CSR mereka, karena usaha-usaha
pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah
keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan
stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan
yang bertanggung jawab dimata masyarakat. Hasil lain mengindikasikan
bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim
masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.
Laporan Keuangan merupakan media manajemen perusahaan dalam
memberikan info untuk organisasi kesehatan dunia pengguna memiliki minat
dalam perusahaan dan sebagai media untuk tanggung jawab kepada
masyarakat umum. Laporan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan
kapitalis. Investor ingin info untuk diversivy portofilio mereka dan kombinasi
investasi sesuai preferensi mereka. korporasi yang mayoritas dimiliki oleh
masyarakat umum memiliki tanggung jawab lebih besar daripada perusahaan
(52)
data / pengetahuan masing-masing info akuntansi dan informasi akuntansi
non-informasi yang tertarik kapitalis kadang-kadang dijelaskan keuntungan
dan pangsa layak sebagai akibat dari itu menggambarkan kinerja perusahaan.
(Abolfazl et al, 2013)
Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab
sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan
kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan
pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan
norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh.
Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga
bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas
operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan
sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain:
meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan
meningkatkan daya tarik perusahaan dimata para investor dan analisis
keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan
(53)
turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang
akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi
pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial
kepada stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib
(mandatory)bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan
bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan
dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan
lingkungan. Dan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan
dan kewajaran.
Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab
sosial akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU
No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas juga
mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab
sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela
(54)
Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep
sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep
sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode
triple bottom line, yang tidak hanyamelaporan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan darisudut pandang ekonomi, sosial dan
lingkungan. Gagasan ini merupakan akibatdari adanya 3 dampak operasi
perusahaan yaitu ekonomi, sosial danlingkungan. GRI Guidelines
menyebutkan bahwa,perusahaan harus menjelaskandampak aktivitas
perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial padabagian standard
disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas menjadi 6dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi
manusia,masyarakat, dan tanggung jawab produk. Disamping itu, pihak
perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi
akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan corporate social responsibility(CSR) kepadastakeholder-nya.
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan
memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan
dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh
guna membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan,
serta membayar pajak kepada pemerintah.
Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan
(55)
terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang.
Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana.
Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada
korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah
terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha
pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir
bencana.
Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang
dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti
pemberian beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, dan penguatan ekonomi lokal. Dengan
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya
mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang
akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan
keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. CSR
tidaklah harus dipandang sebagai tuntutan represif dari masyarakat,
(56)
4. Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio
profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets,
dan return on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan
return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk
pengembalian investasi perusahaan. ROA merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur profitabilitas dari aset. Semakin besar hasil ROA
maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan
bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana
pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih
(profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan
efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan,
investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola
sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. ROA
menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya
pertumbuhan ROA menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik
karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan
mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk
(57)
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.
(Herminingsih, 2013)
Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau
seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini
menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen,
karenanya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan.
5. Earning Response Coefficient
Koefisien respon laba adalah reaksi CAR terhadap laba yang
diumumkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya koefisien respon laba
tergantung dari good news atau bad news yang terkandung dalam laba. Koefisien respon laba digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan
perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba yang diumumkan oleh
perusahaan. Koefisien respon laba merupakan koefisien yang diperoleh dari
regresi antara pengukuran harga saham dan laba akuntansi. (Chudri et al,
2013)
Perusahaan harus mengurangi risiko investasi untuk mengurangi
biaya modal mereka dan meningkatkan pemegang saham kekayaan. Risiko
informasi merupakan komponen dari risiko investasi di sebuah perusahaan.
(58)
risiko informasi akan berkurang. manajer perusahaan harus memperhatikan
kualitas informasi yang diberikan (Keyhan dan Mohsen, 2015).
B. Penelitian-penelitian terdahulu
Penelitian mengenai ERC dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan memberikan masukan serta kontribusi terhadap
penelitian ini dalam menguji hubungan antara ERC dengan konservatisme
akuntansi, profitabilitas, dan CSR.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan ERC serta faktor-faktor yang
(1)
keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area
yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN12
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN13 Habitat yang dilindungi dan dijaga
EN14 Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan pada keanekaragaman hidup.
EN15
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
Emissions, effluents and waste *polusi, limbah
EN16 Total emisi gas rumah kaca langsung atau tidak langsung berdasarkan bobot/timbangannya. EN17 Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
EN18 Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan. EN19 Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan. EN20 NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya EN21 Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
EN22 Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan EN23 Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
EN24
Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim internasional dengan kapal.
EN25
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
Products and services *kemasan
EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27 Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori Compliance *denda
EN28 Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan. Transport
EN29
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall
EN30 Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
(2)
GRI
Standard Social Responsibility
(lanjutan)
Social: Labor Practices and Decent WorkEmployment
LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah asal.
LA3
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐ time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐ time)
berdasarkan kegiatan utama
LA15 Return to work and retention rates after parental leave, by gender. Labor/management relations
LA4 Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
LA5
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
Occupational health and safety
LA6
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan program keselamatan dan kesehatan kerja.
LA7
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah.
LA8
Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
LA9 Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja. Training and education
LA10 Rata‐ rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
LA11
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier. Diversity and equal opportunity
LA13
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
(3)
Social: Human Rights Investment and procurement practices
HR1 Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu hak asasi manusia. HR2 Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan isu hak asasi manusia
HR3
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination
HR4 Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap diskriminasi tersebut Freedom of association and collective bargaining
HR5
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan tawar‐ menawar kolektif serta
dukungan perusahaan terhadap hal tersebut Child labor
HR6
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐ anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk menghilangkan keberadaan pekerja
anak‐ anak
Prevention of forced and compulsory labor HR7
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
HR8 Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Indigenous rights
HR9
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐ hak kaum pribumi (penduduk setempat) dan tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk mengatasinya Assessment
HR10 Percentage and total number of operations that have been subject to human rights reviews and/or impact assessments. Remediation
HR11
Number of grievances related to human rights filed, addressed and resolved through formal grievance mechanisms.
(4)
GRI
Standard Social Responsibility
(lanjutan)
Social: SocietyLocal communities
SO1 Percentage of operations with implemented local community engagement, impact assessments, and development programs. SO9 Operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
SO10
Prevention and mitigation measures implemented in operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3
Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi. Public policy
SO5
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan institusi terkait. Anti-competitive behavior
SO7 Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, antitrust dan monopoli Compliance
SO8 Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang berlaku Social: Product Responsibility
Customer health and safety
PR1 Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
PR2 Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan Product and service labelling
PR3
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
(5)
No. Perusahaan Tahun CAR UE AEit AEit-1 Closing
Price ERC
konstanta alpha 1 ADES 2010 0.096 0.928 33,543,000,000 17,395,000,000 1,620 0.098 0.005 2 ADES 2011 -0.001 -0.117 29,627,000,000 33,543,000,000 1,010 0.054 0.005 3 ADES 2012 -0.051 1.587 76,631,000,000 29,627,000,000 1,920 -0.036 0.005 4 ADES 2013 -0.060 -0.228 59,194,000,000 76,631,000,000 2,000 0.285 0.005 5 ADES 2014 0.042 -0.299 41,511,000,000 59,194,000,000 1,375 -0.125 0.005 6 CEKA 2010 -0.018 -0.424 40,351,320,226 70,088,870,562 1,100 0.041 -0.001 7 CEKA 2011 0.243 2.228 130,254,192,528 40,351,320,226 950 0.109 -0.001 8 CEKA 2012 -0.071 -0.357 83,714,325,804 130,254,192,528 1,300 0.195 -0.001 9 CEKA 2013 0.075 0.034 86,553,141,929 83,714,325,804 1,160 2.231 -0.001 10 CEKA 2014 -0.102 -0.341 57,072,544,226 86,553,141,929 1,500 0.296 -0.001 11 DLTA 2010 0.076 0.084 192,972,439,000 178,004,640,000 120,000 0.448 0.038 12 DLTA 2011 -0.008 -0.078 204,871,000,000 192,972,000,000 111,500 0.588 0.038 13 DLTA 2012 -0.032 0.403 287,505,070,000 204,871,170,000 255,000 -0.174 0.038 14 DLTA 2013 0.007 0.247 358,395,988,000 287,505,070,000 380,000 -0.125 0.038 15 DLTA 2014 0.066 0.059 379,518,812,000 358,395,988,000 390,000 0.476 0.038 16 DVLA 2010 0.116 0.349 153,869,036,000 114,092,535,000 1,170 0.099 0.081 17 DVLA 2011 0.030 0.081 166,324,563,000 153,869,036,000 1,150 -0.625 0.081 18 DVLA 2012 0.016 0.229 204,477,046,000 166,324,563,000 1,690 -0.284 0.081 19 DVLA 2013 -0.052 -0.140 175,756,777,000 204,477,046,000 2,200 0.948 0.081 20 DVLA 2014 0.275 -0.398 105,866,443,000 175,756,777,000 1,690 -0.489 0.081 21 GGRM 2010 -0.009 0.166 5,631,296,000,000 4,828,213,000,000 40,000 -0.087 0.005 22 GGRM 2011 0.078 0.175 6,614,971,000,000 5,631,296,000,000 62,050 0.420 0.005 23 GGRM 2012 0.080 -0.164 5,530,646,000,000 6,614,971,000,000 56,300 -0.458 0.005 24 GGRM 2013 0.074 0.073 5,936,204,000,000 5,530,646,000,000 42,000 0.940 0.005 25 GGRM 2014 -0.068 0.214 7,205,845,000,000 5,936,204,000,000 60,700 -0.340 0.005 26 HMSP 2010 -0.005 0.213 8,748,229,000,000 7,213,466,000,000 28,150 -0.128 0.022 27 HMSP 2011 -0.009 0.247 10,911,082,000,000 8,748,229,000,000 39,000 -0.126 0.022 28 HMSP 2012 0.040 0.227 13,383,257,000,000 10,911,082,000,000 59,900 0.079 0.022 29 HMSP 2013 -0.029 0.084 14,509,170,000,000 13,383,257,000,000 62,400 -0.602 0.022 30 HMSP 2014 0.048 -0.055 13,718,299,000,000 14,509,710,000,000 68,650 -0.484 0.022 31 ICBP 2010 -0.031 7.282 2,519,142,000,000 304,174,000,000 4,675 -0.002 -0.016 32 ICBP 2011 -0.036 0.090 2,744,910,000,000 2,519,142,000,000 5,200 -0.223 -0.016 33 ICBP 2012 0.012 0.103 3,027,190,000,000 2,744,910,000,000 7,800 0.277 -0.016 34 ICBP 2013 -0.047 -0.020 2,966,990,000,000 3,027,190,000,000 10,200 1.545 -0.016 35 ICBP 2014 0.006 0.142 3,388,725,000,000 2,966,990,000,000 13,100 0.152 -0.016 36 KAEF 2010 0.018 0.791 178,611,238,352 99,729,820,584 159 0.092 -0.055 37 KAEF 2011 -0.046 0.327 237,007,059,693 178,611,238,352 340 0.027 -0.055 38 KAEF 2012 -0.017 0.174 278,284,452,005 237,007,059,693 740 0.220 -0.055 39 KAEF 2013 -0.027 0.021 284,125,432,299 278,284,452,005 590 1.330 -0.055 40 KAEF 2014 -0.083 0.111 315,611,059,635 284,125,432,299 1,465 -0.255 -0.055 41 KLBF 2010 0.004 0.203 1,770,434,609,435 1,471,072,194,919 3,250 -0.078 0.020 42 KLBF 2011 0.017 0.122 1,987,259,361,668 1,770,434,609,435 3,400 -0.025 0.020 43 KLBF 2012 -0.064 0.161 2,308,017,092,492 1,987,259,361,668 1,060 -0.518 0.020 44 KLBF 2013 -0.005 0.115 2,572,522,717,231 2,308,017,092,492 1,250 -0.216 0.020
(6)
Hasil perhitungan variabel dependen ERC (lanjutan)
No. Perusahaan Tahun CAR UE AEit AEit-1 Closing
Price ERC
konstanta alpha 45 KLBF 2014 0.008 0.074 2,763,700,548,048 2,572,522,717,231 1,830 -0.164 $0.020 46 MLBI 2010 -0.003 0.258 594,162,000,000 472,491,000,000 274,950 -0.036 $0.006 47 MLBI 2011 -0.025 0.145 680,487,000,000 594,162,000,000 359,000 -0.217 $0.006 48 MLBI 2012 0.023 -0.108 607,261,000,000 680,487,000,000 740,000 -0.160 $0.006 49 MLBI 2013 -0.017 1.597 1,576,945,000,000 607,261,000,000 1,200,000 -0.014 $0.006 50 MLBI 2014 0.023 -0.316 1,078,378,000,000 1,576,945,000,000 11,950 -0.053 $0.006 51 ROTI 2010 -0.029 0.673 173,525,426,744 176,151,509,884 2,650 -0.047 $0.002 52 ROTI 2011 -0.035 0.151 190,142,752,846 173,525,426,744 3,325 -0.247 $0.002 53 ROTI 2012 0.031 0.289 203,263,152,528 190,142,752,846 6,900 0.102 $0.002 54 ROTI 2013 -0.026 0.055 218,297,701,912 203,263,152,528 1,020 -0.504 $0.002 55 ROTI 2014 0.042 0.199 239,428,829,612 218,297,701,912 1,385 0.202 $0.002 56 SKLT 2010 -0.003 -0.503 367,448,000,000 42,139,000,000 140 -0.005 -$0.006 57 SKLT 2011 -0.042 0.299 485,237,000,000 367,448,000,000 140 -0.122 -$0.006 58 SKLT 2012 -0.017 0.455 (428,369,000,000) 485,237,000,000 180 -0.025 -$0.006 59 SKLT 2013 -0.036 0.423 (1,314,950,000,000) (428,369,000,000) 180 -0.071 -$0.006 60 SKLT 2014 0.070 0.419 (1,745,763,000,000) (1,297,227,000,000) 300 0.182 -$0.006 61 UNVR 2010 -0.013 0.068 4,538,643,000,000 4,248,590,000,000 16,500 -0.194 $0.052 62 UNVR 2011 -0.027 0.228 5,574,799,000,000 4,538,643,000,000 18,800 -0.118 $0.052 63 UNVR 2012 -0.008 0.160 6,466,765,000,000 5,574,799,000,000 20,850 -0.049 $0.052 64 UNVR 2013 0.003 0.107 7,158,808,000,000 6,466,765,000,000 26,000 0.025 $0.052 65 UNVR 2014 0.077 0.072 7,676,722,000,000 7,158,808,000,000 32,300 1.060 $0.052