C-Organik N-Total P-Bray Sifat Kimia Tanah .1 Reaksi Tanah pH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kimia Tanah 2.1.1 Reaksi Tanah pH Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H + di dalam tanah, makin tinggi nilai kadar ion H + dalam tanah, makin masam tanah tersebut. Nilai pH berkisar dari 0 −14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pHnya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan penambahan belerang. Dalam tanah pH sangat penting dan erat hubungannya dengan hal-hal berikut ini: 1. Menunjukkan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap tanaman. Pada pH sekitar netral, unsur hara mudah diserap akar tanaman karena pada pH tersebut mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P diikat difiksasi oleh Al, sedangkan pada tanah alkalis unsur P diikat oleh Ca sehingga unsur tersebut tidak dapat diserap tanaman. 2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur beracun. Pada tanah masam, unsur mikro Fe, Mn, Zn, Cu, Co mudah terlarut sehingga ditemukan unsur mikro berlebih sedangkan pemakaiannya dalam jumlah kecil sehingga menjadi racun. 3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri bakteri pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi berkembang baik pada pH 5,5 atau lebih, sedang jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat kemasaman tanah Hardjowigeno 2003.

2.1.2 C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatakan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik Hanafiah 2005. Musthofa 2007 menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-Organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari dua persen. Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi, maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik sangat erat berkaitan dengan KTK yakni mampu meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan pemadatan tanah Foth 1994.

2.1.3 N-Total

Bahan organik merupakan sumber Nitrogen N yang utama di dalam tanah. Pada bahan organik halus jumlah N tinggi maka perbandingan CN rendah, sedangkan bahan organik kasar jumlah N rendah sehingga CN tinggi. Nitrogen berfungsi memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau dan berperan dalam pembentukan protein. Nitrogen diambil tanaman dalam bentuk amonium NH 4 + dan nitrat NO 3 - . Tambahan nitrogen pada tanah berasal dari hujan dan debu, penambatan secara tak simbiosis, penambatan secara simbiosis dan kotoran hewan dan manusia. Kehilangan nitrogen dari tanah disebabkan oleh penguapan, pencucian, denitrifikasi, pengikisan dan penyerapan oleh tanaman. Denitrifikasi terjadi karena drainase buruk, lokasi tergenang, dan tata udara dalam tanah buruk Hardjowigeno 2003.

2.1.4 P-Bray

Fosfor dalam tanah tidak dapat segera tersedia, tergantung pada sifat dan ciri tanah serta pengelolaan tanah dikarenakan laju kelarutan fosfor sangat lambat Soepardi 1983. Kemasaman tanah memberikan fosfor terlarut dalam tanah, kenaikan pH akan menaikkan kelarutan dari ferifosfat dan alumunium sulfat dan menurunkan dari Ca fospat. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6 −7 Hardjowigeno 1989. Fosfor bersumber dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineral-mineral tanah, di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik, diduga mengandung kurang lebih 0,21 fosfor Hakim et al. 1986. Menurut Foth 1994 jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.

2.1.5 Kalium K