5.1.2 Sifat Biologi Tanah
Parameter sifat biologi yang dianalisis di antaranya sebagai berikut: total mikroorganisme tanah, jumlah fungi tanah, jumlah bakteri pelarut P dan total
respirasi tanah. Hasil analisis sifat biologi tanah dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis sifat biologi tanah di hutan pinus
No. Sifat Biologi
tanah Hutan Pinus
Plot 1 Plot 2
Plot 3 Rata-rata
1 Total Mikroorganisme tanah
x 10
6
spkg 25,00
23,50 17,50 22,00
2 Jumlah Fungi Tanah
x 10
4
spkg 9,50
4,00 3,50 5,67
3 Jumlah Bakteri Pelarut P
x 10
3
spkg 7,00
33,00 1,00 13,67
4 Total Respirasi Tanah
mgC-CO
2
kg tanahhari 12,90
16,80 10,20 13,30
Data hasil analisis sifat biologi tanah seperti yang ditampilkan pada Tabel 8, memberikan informasi bahwa dari empat parameter sifat biologi tanah tersebut
nilai total mikroorganisme tanah rata-rata sangat dominan sebesar 22,00 x 10
6
spkg, kemudian jumlah bakteri pelarut P sangat besar di plot 2 sebesar 33,00 x 10
3
spkg dibandingkan dengan plot 3 hanya 1,00 x 10
3
spkg. Kondisi hutan yang masih baik menunjukkan aktivitas mikroorganisme di dalamnya cukup tinggi.
Keterbukaan lahan menyebabkan hilangnya sumber energi dan kondisi ekologi pada ekosistem tanah terganggu. Secara langsung berdampak pada jumlah
dan aktivitas organisme tanah Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis sifat biologi tanah di lahan terbuka
No. Sifat Biologi
tanah Lahan Terbuka
Plot 1 Plot 2 Plot 3 Rata-Rata 1
Total Mikroorganisme tanah x 10
6
spkg 10,00
9,50 2,50 7,33
2 Jumlah Fungi Tanah
x 10
4
spkg 0,00
0,00 1,00 0,33
3 Jumlah Bakteri Pelarut P
x 10
3
spkg 6,00
2,00 1,00 3,00
4 Total Respirasi Tanah
mgC-CO
2
kg tanahhari 11,70
12,90 7,50 10,70
Lahan terbuka memiliki nilai selisih yang lebih rendah dibandingkan dengan hutan pinus. Bahkan pada plot 1 dan 2 tidak ditemukan fungi tanah. Pada plot 3
memiliki kandungan biologi tanah yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan plot pengamatan lainnya. Aktivitas mikroorganisme memburuk ditandai dengan
rendahnya nilai total respirasi tanah dibandingkan dengan di hutan pinus. Tabel 5 menunjukkan parameter yang sangat signifikan perbandingannya adalah jumlah
fungi tanah. Perbandingan nilai biologi tanah antara hutan pinus dengan lahan terbuka
secara deskriptif dapat menggambarkan status biologi tanah pada hutan reboisasi pinus yang terdegradasi tersebut. Kondisi yang telah disajikan di atas menjelaskan
semua parameter-parameter biologi tanah mengalami perbandingan yang lebih rendah pada lahan terbuka. Untuk melihat perbandingan selisih pada masing-
masing parameter biologi tanah tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil rekapitulasi perbandingan nilai rata-rata sifat biologi tanah di hutan
pinus dan lahan terbuka
No. sifat biologi tanah
Hutan Pinus X
Lahan Terbuka Y
Selisih perbandingan
Y-X Persentase
perbandingan 1
Total Mikroorganisme tanah x 10
6
spkg 22,00
7,33 -14,67
66,68 2
Jumlah Fungi Tanah x 10
4
spkg 5,67
0,33 -5,34
94,18 3
Jumlah Bakteri Pelarut P x 10
3
spkg 13,67
3,00 -10,67
78,05 4
Total Respirasi Tanah mgC-CO
2
kg tanahhari 13,30
10,70 -2,60
19,55 Keterangan: - lebih rendah
Jika melihat dari hasil rekapitulasi data di atas, dapat disebutkan bahwa keempat parameter memiliki selisih yang sangat tinggi 50 pada kedua lokasi
kecuali total respirasi tanah sebesar 19,55. Kegiatan perambahan hutan pada umur tebangan 5 bulan mengakibatkan 94,18 jumlah fungi tanah hilang dari
tanah. Sedangkan total mikroorganisme tanah sebesar 66,68 dan bakteri pelarut P sebesar 78,05. Persentase perbandingan parameter biologi tersebut dapat
diilustrasikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Persentase selisih nilai biologi tanah di lahan terbuka Gambar 3 menginformasikan persentase selisih jumlah fungi tanah di lahan
terbuka sangat tinggi dibandingkan dengan parameter lainnya. Sebagian besar aktivitas mikroba tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimiawi tanah. Keterbukaan
lahan juga berakibat menurunnya kondisi ekologi pada ekosistem tanah sehingga keseimbangan yang mendukung kehidupan perkembangbiakan biota tanah
terganggu.
5.2 Pembahasan