maupun sumber fosfat yang diberikan Santosa et al. 1999 dalam Mardiana 2006. Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik,
memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Pada umumnya jumlah bakteri terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah
yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 −4 milyar tiap gram tanah
kering dan berubah dengan musim Soepardi 1983.
2.2.4 Total Respirasi Tanah
Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah didasarkan pada : 1 Jumlah
CO
2
yang dihasilkan, 2 Jumlah O
2
yang digunakan oleh mikroba tanah. Pengukuran respirasi ini berkorelasi baik dengan peubah kesuburan tanah yang
berkaitan dengan aktivitas mikroba seperti kandungan bahan organik, transformasi N atau P, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisme Anas 1989.
2.3 Bioekologi Pinus merkusii Jungh 2.3.1 Taksonomi dan Tata Nama
Pinus merupakan famili Pinaceae, sinonimnya P. sumatrana Jungh; P. finlaysoniana
Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon. Nama lokal pinus yakni tusam Indonesia; uyam Aceh; son song bai Thai; merkus pine
perdagangan; Mindoro pine Philipina; tenasserim pine Inggris
2.3.2 Penyebaran dan Habitat
Penyebaran pinus di kawasan Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia Sumatera dan Filipina Pulau Luzon dan
Mindoro. Tersebar 23ºLU −2ºLS. Satu-satunya pinus yang sebaran alaminya
sampai di Selatan khatulistiwa. Di Jawa dan Sulawesi Selatan diperkirakan sebagai hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 30
−1.800 mdpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim. Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di Filipina. Di
tegakan alam Sumatera Aceh,Tapanuli dan Kerinci tidak satupun curah hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata
19 −28ºC Hidayat dan Hansen 2001.
2.3.3 Pembungaan dan Pembuahan
Strobili jantan dan betina dapat ditemukan sepanjang tahun. Puncak pembungaan di Indonesia Maret dan berakhir Juni. Penyerbukan oleh angin,
perkembangan menjadi buah selama 11 15 bulan. Di Indonesia puncak pembuahan bulan Mei
−
Juli, bervariasi menurut pohon maupun antar tegakan. Pohon mulai menghasilkan benih setelah umur 10
−
15 tahun. Benih disebarkan angin Hidayat dan Hansen 2001.
2.3.4 Kegunaan
Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit. Pinus juga sering disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan
30
−
60 kg getah, 20
−
40 kg resin murni dan 7
−
14 kg terpentin per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak subur Hidayat dan
Hansen 2001.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penyiapan dan analisis data sekunder hasil penelitian dari Tim Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011.
3.2 Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil analisis sifat kimia dan biologi tanah yang merupakan hasil penelitian dari Tim Peneliti Kementerian
Negara Lingkungan Hidup, pengambilan sampel dilakukan di hutan hasil reboisasi pinus di Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 15 sampai dengan 17 Agustus 2010, analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Fakultas pertanian IPB.
3.3 Metode Penelitian
Data sekunder hasil analisis sifat kimia tanah berupa data sifat kimia dan biologi tanah pada hutan pinus dan lahan terbuka yang diperoleh dari Tim Peneliti
Kementerian Lingkungan Hidup dianalisis secara deskriptif dengan cara membandingkan nilai pada masing-masing parameter sifat kimia dan biologi
tanah antara kedua lokasi, kemudian dihitung persentase selisih nilai parameter tersebut untuk mengetahui tingkat ketersediaan hara pada semua parameter sifat
kimia dan biologi tanah di lahan terbuka akibat keterbukaan lahan di hutan reboisasi pinus tersebut Sevila et al. 1993.
3.4 Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif dengan cara membandingkan data sekunder hasil analisis sifat kimia dan biologi
tanah di lahan terbuka dengan hutan pinus.