melainkan secara kimia. Oleh karena itu, nilai COD besarnya sama atau lebih besar dari nilai BOD. Pengukuran COD untuk memperkirakan nilai oksigen
ekuivalen dari bahan organik pada air yang dirasa tercemar yang dapat dioksidasi secara kimiawi dengan menggunakan dikromat dalam larutan asam Metcalf
Eddy 2004. COD diukur dengan mengkonversi semua bahan organik pada air contoh
menjadi karbondioksida dan air melalui proses oksidasi dengan melibatkan potassium dikromat dan asam sulfat Boyd 1998. Sumber dari bahan organik ini
biasanya berasal dari alam maupun aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan
pertanian.
2.2.4. pH
Konsentrasi ion hidrogen adalah salah satu parameter kualitas air yang sangat penting baik untuk perairan alami maupun air limbah. Definisi yang
biasanya digunakan untuk menyatakan konsentrasi hidrogen adalah pH, yang didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen. Kisaran
konsentrasi pH bagi keberadaan hampir semua kehidupan biologi biasanya sangat sempit dan kritis 6-9 Metcalf Eddy 2004.
Alat yang umumnya digunakan dalam pengukuran pH adalah pH-meter. Selain itu, juga ada berbagai variasi dari kertas pH dan larutan indikator yang
mengalami perubahan warna untuk mengukur nilai pH suatu perairan. Pengukuran pH dilakukan dengan membandingkan warna dari kertas atau larutan
dengan seri warna standar yang telah ditetapkan.
2.2.5. Bahan organik
Seperti yang telah diketahui bahwa chironomida pada fase larva adalah pemakan bahan organik. Komponen organik itu sendiri secara normal tersusun
dari ikatan-ikatan karbon, hidrogen, oksigen, dan terkadang bersama-sama dengan nitrogen Metcalf Eddy 2004. Secara umum analisis yang digunakan untuk
memperkirakan jumlah bahan organik di suatu perairan adalah BOD dan COD. Bahan organik ini biasanya berbentuk terlarut maupun partikulat yang dapat
dijumpai baik di perairan laut maupun tawar. Bahan organik di perairan biasanya
berasal dari tanaman maupun hewan yang sudah mati. Sumber bahan organik bisa berasal dari perairan itu sendiri autochtonous maupun dari ekosistem lain
allochtonous. Kebanyakan makroinvertebrata memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makanan. Beberapa bersifat grazer, collector, maupun scavenger.
Oleh karena itu, ketersediaan bahan organik di perairan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan organisme akuatik yang memanfaatkannya.
Bahan-bahan organik ini selanjutnya akan didekomposisi oleh bakteri dekomposer. Hasil dekomposisi ini adalah unsur-unsur hara yang bisa
dimanfaatkan oleh organisme autotrof seperti tanaman air maupun fitoplankton. Oleh karena itu, bahan organik sering diasosiasikan dengan kesuburan perairan
dan produktivitas primer. Oksigen yang merupakan salah satu faktor pembatas di perairan apabila tidak mencukupi jumlahnya akan mempengaruhi kehidupan biota
akuatik.
3. METODE PENELITIAN