kohort dan sebaran distribusinya per minggu dilakukan dengan metode NORMSEP Normal Separation dan bantuan program FISAT II.
3.3.2. Rancangan acak lengkap Rancangan acak lengkap adalah salah satu rancangan percobaan yang
paling sederhana. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan bahan organik yang berbeda mempengaruhi perubahan ukuran larva chironomida.
Rancangan ini digunakan apabila bahan maupun kondisi percobaan bersifat homogen. Rancangan ini digunakan karena relatif lebih mudah dan analisis
statistiknya sederhana. Penelitian kali ini menggunakan perlakuan yang dibedakan berdasarkan konsentrasi bahan organik yang digunakan. Hipotesis
yang digunakan yaitu sebagai berikut: H
: semua α
i
= 0 atau tidak ada pengaruh perlakuan bahan organik terhadap pertumbuhan larva chironomida
H
1
: minimal ad a satu α
i
≠ 0 atau minimal ada satu perlakuan bahan organik yang mempengaruhi pertumbuhan larva chironomida
Jika F
tabel
F
hitung
maka keputusan yang diperoleh adalah terima H sedangkan jika
F
tabel
F
hitung
maka keputusan yang diperoleh adalah tolak H atau terima H
1
. Selanjutnya, kesimpulan yang diperoleh jika keputusannya terima H
adalah tidak ada satu pun perlakuan yang memberikan perbedaan yang nyata terhadap
pertumbuhan larva chironomida. Sementara itu jika keputusan yang didapat tolak H
atau terima H
1
, maka kesimpulan yang bisa diambil adalah minimal ada satu perlakuan yang mempengaruhi pertumbuhan larva chironomida. Parameter yang
digunakan dalam rancangan acak lengkap adalah panjang total, lebar badan, panjang kepala, dan lebar kepala.
3.3.3. Analisis kelompok
Analisis kelompok adalah teknik multivariat yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.
Analisis kelompok digunakan untuk mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaannya dengan objek lain berada dalam kelompok yang
sama. Larva chironomida diketahui mengalami empat tahap yang disebut instar. Analisis kelompok digunakan untuk mengelompokkan larva chironomida
berdasarkan instarnya. Pengelompokan ini dilakukan dengan bantuan program MINITAB 14 dan panduan penentuan centroid atau pusat data berdasarkan
Dettinger-Klemm 2003 dan Zilli et al. 2008.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Deskripsi lokasi pengambilan massa telur
Lokasi pengambilan massa telur yang digunakan untuk penelitian utama adalah kawasan Karamba Jaring Apung Danau Lido. Lokasi ini dipilih
berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan dan survei yang dilakukan bahwa chironomida dewasa sering meletakkan telurnya pada jaring karamba yang
terdapat di Danau Lido. Lokasi pengambilan terletak dekat dengan jalan raya dan restoran terapung serta rumah makan di pinggir danau. Lokasi ini memiliki
kedalaman sekitar 9,5 m dan tidak ditemukan adanya tumbuhan air. Massa telur diambil dari jaring karamba maupun benda-benda terapung di sekitar KJA. Massa
telur berbentuk seperti gumpalan bening gelatin yang bila diperhatikan dengan seksama terdiri dari butir-butir telur berwarna kecoklatan Gambar 4. Satu massa
telur umumnya terdiri dari 200 butir telur chironomida.
Gambar 4. Massa telur chironomida genus Chironomus sp. Sumber: Dokumentasi pribadi
4.1.2. Larva chironomida Chironomida memiliki hubungan yang relatif dekat dengan nyamuk
Culicidae dan agas penggigit Ceratopogonidae. Oleh karena itu, Chironomida adalah kelompok diptera dengan subordo Nematocera. Biasanya disebut non-
biting midges agas yang tidak menggigit atau blind mosquitoes nyamuk buta ketika dewasa dan bloodworms cacing darah ketika masih dalam fase larva.
Chironomidae biasanya menjadi kelompok makroinvertebrata paling melimpah,