Suhu Oksigen terlarut Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup

Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan suatu perairan Boyd 1998. Karakteristik dari suatu perairan akan mempengaruhi ketahanan hidup, reproduksi, pertumbuhan, termasuk manajemen pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, aspek kualitas air menjadi fokus perhatian sebelum dilakukan pemanfaatan dari perairan itu sendiri. Parameter fisika yang diamati pada penelitian ini adalah suhu sedangkan parameter kimia yang diamati adalah pH, oksigen terlarut, dan COD.

2.2.1. Suhu

Suhu adalah suatu ukuran dari energi kinetik rata-rata dari molekul- molekul, dengan suhu yang lebih tinggi aksi molekul meningkatkan tekanan dan menyebabkan mengembangnya material Odum 1992. Suhu menjadi parameter penting dalam perairan dan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di perairan. Suhu disebutkan memberikan pengaruh bagi proses kimia maupun biologi di perairan. Secara umum, tingkat reaksi kimia dan biologi meningkat menjadi dua kali lipat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 C. Hal ini menunjukkan bahwa organisme akuatik menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih banyak untuk suhu 30 ºC dibandingkan suhu 20 ºC, dan reaksi kimia menunjukkan kemajuan dua kali lebih cepat pada suhu 30 ºC dibandingkan suhu 20 ºC Boyd 1998. Thompson 1942 dan Johnson et al. 1942 in Odum 1992 menunjukkan banyak proses dengan kurva respons terhadap suhu yang menyerupai bentuk punuk hump-shaped. Berdasarkan hal tersebut, proses-proses mencapai maksimum pada suhu menengah. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba, dengan kata lain banyak proses yang berjalan maksimum saat suhu optimum. Kondisi suhu tidak dapat terlepas dari kehidupan chironomida. Beberapa faktor sangat krusial mempengaruhi keberadaan spesies maupun komposisi komunitas. Salah satu faktor kunci yang sangat berpengaruh adalah suhu. Pada beberapa kasus suhu air adalah faktor yang memiliki proporsi persentase besar dalam mempengaruhi variasi dari komposisi komunitas, walaupun faktor-faktor yang lain juga sama pentingnya Rossaro 1991. Suhu diketahui berkorelasi dengan oksigen terlarut yang merupakan faktor pembatas bagi kehidupan chironomida.

2.2.2. Oksigen terlarut

Oksigen adalah salah satu elemen yang dapat ditemukan dalam banyak bentuk di lingkungan alami termasuk badan air. Bentuk pradominan di atmosfer adalah gas oksigen, yakni lebih kurang 21 dari keseluruhan gas-gas di atmosfer. Oksigen juga ditemukan berikatan dengan elemen-elemen lainnya. Oksigen sebagai komponen mayor bahan organik dan secara biologi relevan dengan komponen-komponen anorganik Kodds 2002. Jumlah oksigen yang terlarut di perairan adalah fungsi dari banyak faktor, termasuk tingkat aktivitas metabolisme. Fotosintesis adalah salah satu sumber terbesar penghasil oksigen. Cahaya, suhu, dan nutrien adalah pengontrol proses fotosintesis. Sementara itu, aktivitas respirasi adalah salah satu pemakai terbesar dari oksigen di perairan. Volume dari oksigen terlarut di suatu perairan pada waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: suhu badan air, tekanan parsial gas di atmosfer yang berhubungan langsung dengan air, serta konsentrasi dari salinitas garam-garaman, khusus untuk air laut. Oksigen terlarut adalah faktor pembatas yang sangat penting di habitat danau. Nilai dari oksigen terlarut ini berkaitan langsung dengan suhu karena tingkat atau persentase saturasi dari oksigen dipengaruhi oleh suhu perairan. Ketersediaan oksigen adalah salah satu variabel yang memiliki pengaruh langsung bagi distribusi larva chironomida Jo ´nasson, 1972, 1984; Heinis Davids, 1993; Hamburger 1998 in Brodersen et al. 2008. Hal ini membuktikan bahwa oksigen sangat berpengaruh dan menjadi salah satu faktor pembatas bagi kehidupan chironomida. 2.2.3. Chemical Oxygen Demand COD COD menggambarkan besarnya bahan organik yang dioksidasi dengan agen pengoksidasi kuat seperti K 2 Cr 2 O 7 Nemerow 1991. Perbedaan utama antara COD dengan BOD adalah COD menggambarkan tidak hanya bahan organik yang bisa terdekomposisi secara biologi biodegradable seperti halnya pada BOD namun juga bahan-bahan yang tidak bisa terdekomposisi secara biologi melainkan secara kimia. Oleh karena itu, nilai COD besarnya sama atau lebih besar dari nilai BOD. Pengukuran COD untuk memperkirakan nilai oksigen ekuivalen dari bahan organik pada air yang dirasa tercemar yang dapat dioksidasi secara kimiawi dengan menggunakan dikromat dalam larutan asam Metcalf Eddy 2004. COD diukur dengan mengkonversi semua bahan organik pada air contoh menjadi karbondioksida dan air melalui proses oksidasi dengan melibatkan potassium dikromat dan asam sulfat Boyd 1998. Sumber dari bahan organik ini biasanya berasal dari alam maupun aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian.

2.2.4. pH