Penentuan kohort melalui analisis distribusi frekuensi panjang larva chironomida

3.3. Pengolahan Data

3.3.1. Penentuan kohort melalui analisis distribusi frekuensi panjang larva chironomida

Data yang diperoleh selama pengamatan berlangsung akan diolah untuk menghasilkan penjelasan secara deskriptif. Ciri-ciri penting sejumlah besar data dengan segera dapat diketahui melalui pengelompokan data tersebut ke dalam beberapa kelas dan kemudian dihitung banyaknya pengamatan yang masuk ke dalam tiap kelas. Susunan dari data ini biasanya disajikan dalam bentuk tabel yang disebut sebaran frekuensi Walpole 1992. Data yang disajikan dibuat dalam bentuk kelompok untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai populasi yang sedang diamati. Penentuan selang kelas berdasarkan Walpole 1992 adalah dengan menentukan banyaknya kelas yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, dengan n sebagai jumlah data panjang: Kemudian ditentukan wilayah dengan mengurangi nilai maksimum dengan minimum data keseluruhan. Selanjutnya adalah penentuan lebar kelas sesuai dengan rumus: Langkah selanjutnya adalah mendaftar selang kelas atas dan selang kelas bawah dengan data terkecil sebagai permulaan selang kelas bawah. Sedangkan batas kelas diperoleh dengan menambah atau mengurangi selang kelas dengan ½ kali nilai satuan terkecil. Nilai tengah didapat dengan merata-ratakan batas kelas atas dan batas kelas bawah. Selanjutnya nilai frekuensi ditentukan pada masing- masing kelas dan yang terakhir adalah pengecekan jumlah kolom frekuensi memiliki jumlah yang sama terhadap banyaknya total pengamatan. Penentuan kohort larva chironomida dilakukan dengan menggunakan data yang sudah terdistribusi pada selang kelas tertentu. Kohort merupakan gambaran mengenai organisme yang memiliki umur yang sama dan berada pada kondisi lingkungan perairan yang sama Battacharya 1967 in Spare Venema 1999. Penentuan nilai kohort pada larva chironomida dapat menjelaskan mengenai kelompok ukuran larva chironomida pada setiap waktu pengamatan. Penentuan kohort dan sebaran distribusinya per minggu dilakukan dengan metode NORMSEP Normal Separation dan bantuan program FISAT II. 3.3.2. Rancangan acak lengkap Rancangan acak lengkap adalah salah satu rancangan percobaan yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan bahan organik yang berbeda mempengaruhi perubahan ukuran larva chironomida. Rancangan ini digunakan apabila bahan maupun kondisi percobaan bersifat homogen. Rancangan ini digunakan karena relatif lebih mudah dan analisis statistiknya sederhana. Penelitian kali ini menggunakan perlakuan yang dibedakan berdasarkan konsentrasi bahan organik yang digunakan. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut: H : semua α i = 0 atau tidak ada pengaruh perlakuan bahan organik terhadap pertumbuhan larva chironomida H 1 : minimal ad a satu α i ≠ 0 atau minimal ada satu perlakuan bahan organik yang mempengaruhi pertumbuhan larva chironomida Jika F tabel F hitung maka keputusan yang diperoleh adalah terima H sedangkan jika F tabel F hitung maka keputusan yang diperoleh adalah tolak H atau terima H 1 . Selanjutnya, kesimpulan yang diperoleh jika keputusannya terima H adalah tidak ada satu pun perlakuan yang memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan larva chironomida. Sementara itu jika keputusan yang didapat tolak H atau terima H 1 , maka kesimpulan yang bisa diambil adalah minimal ada satu perlakuan yang mempengaruhi pertumbuhan larva chironomida. Parameter yang digunakan dalam rancangan acak lengkap adalah panjang total, lebar badan, panjang kepala, dan lebar kepala.

3.3.3. Analisis kelompok