Pengelompokan larva chironomida berdasarkan instar

4.1.5. Pengelompokan larva chironomida berdasarkan instar

Fase hidup chironomida saat larva adalah tahapan hidup paling lama dari keempat siklus hidup chironomida. Perkembangan larva chironomida di daerah tropis umumnya membutuhkan waktu ± 1 bulan. Selama fase ini, chironomida mengalami empat instar. Waktu capaian masing-masing instar dari larva chironomida berbeda-beda bergantung pada spesiesnya. Penentuan capaian instar dari larva chironomida pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar kapsul kepala. Kapsul kepala dari larva chironomida terbuat dari zat kitin. Penentuan instar didasarkan pada pergantian kulit molting pada kapsul kepala yang menandai terjadinya pergantian instar. Tabel 2 merupakan dasar pengelompokan instar berdasarkan penelitian Dettinger-Klemm 2003. Tabel 2. Karakteristik ukuran larva Chironomus sp. berdasarkan instar Instar Head L µm Head W µ m Body L mm Body W µ m I 105-108; 123 ± 10,9 101-184; 112 ± 11,2 0,7-2,0 40-201 II 182-224; 199 ± 10,7 159-208; 190 ± 9,9 1,7-3,8 102-347 III 270-405; 355 ± 29,7 245-356; 311 ± 22,3 3,0-7,5 161-564 IV 494-649; 585 ± 40,3 409-592; 510 ± 37,1 4,7-12,8 353-1128 Tabel 2 dijadikan pedoman dalam menentukan centroid atau pemusatan data panjang dan lebar kapsul kepala dari larva chironomida. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan perangkat lunak MINITAB 14. Larva dikelompokkan menjadi 4 instar. Masing-masing instar memiliki kisaran panjang dan lebar kapsul kepala yang berbeda. Berikut ditampilkan grafik pengelompokan larva berdasarkan instar dengan pedoman ukuran dari Dettinger-Klemm 2003. Gambar 12 menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian, pada wadah dengan perlakuan tanpa penambahan bahan organik hanya terdapat satu kelompok larva chironomida, yakni instar satu. Kisaran panjang kapsul kepala untuk instar satu adalah antara 15-121 µm dan lebar kapsul kepala berkisar antara 12,5-91,4 µm. Keterbatasan bahan organik adalah faktor yang mempengaruhi terhambatnya pertumbuhan larva Chironomus sp. pada perlakuan tanpa penambahan bahan organik. Kurangnya bahan organik sebagai sumber makanan dan bahan pembuatan tubes bagi larva chironomida menyebabkan terganggunya pertumbuhan larva. 200 400 600 200 400 600 instar I Gambar 12. Pengelompokan instar I larva Chironomus sp. berdasarkan panjang total dan lebar kapsul kepala pada wadah tanpa penambahan bahan organik Gambar 13 bagian atas menunjukkan grafik pengelompokan instar pada wadah perlakuan dengan penambahan bahan organik dengan kadar 0,5 mgl. Bahan organik menjadi sumber makanan dan bahan pembuatan tubes bagi larva Chironomus sp. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan larva yang ditandai oleh perkembangan instar mulai dari instar I hingga instar IV pada Gambar 13. Instar I memiliki kisaran panjang kapsul kepala antara 38-183 µm dan lebar kapsul kepala antara 24-126 µm. Larva Chironomus sp. instar II memiliki kisaran panjang dan lebar kapsul kepala antara 187-270 µm dan 185-232 µm. Instar III dengan kisaran panjang kapsul kepala antara 287-475 µm dan lebar kapsul kepala 253-356 µm. Sedangkan untuk lava Chironomus sp. instar IV memiliki kisaran panjang dan lebar kapsul kepala antara 476-515 µm dan 358-428 µm. 100 200 300 400 500 600 100 200 300 400 500 600 100 200 300 400 500 600 100 200 300 400 500 600 Gambar 13. Tahap perkembangan larva Chironomus sp. berdasarkan panjang total dan lebar kapsul kepala perlakuan dengan penambahan bahan organik 0,5 mg l atas dan 1,0 mgl bawah Gambar 13 bagian bawah menunjukkan informasi mengenai perkembangan larva Chironomus sp. yang terbagi menjadi empat instar. Masing- masing instar memiliki kisaran yang berbeda baik dari segi panjang maupun lebar kapsul kepala. Penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi perlakuan dengan penambahan bahan organik 1,0 mgl, larva Chironomus sp. dapat tumbuh dengan baik dan mencapai empat instar hingga dewasa. Berdasarkan Gambar 13 dapat diketahui bahwa kisaran panjang kapsul kepala untuk instar I berkisar antara 44,5- 160 µm dan lebar kapsul kepala 40,9-137 µm. Kisaran panjang dan lebar kapsul kepala untuk instar II berkisar antara 193-228 µm dan 166-208 µm. Larva Chironomus sp. instar III memiliki panjang kapsul kepala sebesar 229-405 µm dan lebar kapsul kepala antara 209-353 µm. Instar terakhir instar IV panjang dan lebar kapsul kepala berkisar antara 408-572 µm dan 360-404 µm. Berdasarkan perbandingan kedua grafik tersebut, dapat dilihat bahwa penambahan bahan organik yang lebih banyak akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang lebih besar. Titik-titik pada grafik menunjukkan bahwa pada penambahan bahan organik 1,0 mgl mengakibatkan pertumbuhan lebih besar pada instar IV. Berdasarkan pengelompokan instar, dapat diketahui waktu capaian masing-masing instar dengan membandingkan kisaran panjang total larva Chironomus sp. dengan waktu. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Zilli et al. 2008 yang menyatakan bahwa kurva pertumbuhan populasi erat kaitannya dengan pertumbuhan panjang total berdasarkan waktu. Tabel 3 menggambarkan hasil penelitian Zilli et al. 2008 mengenai waktu capaian instar pada spesies C. calligraphus. Tabel 3. Karakteristik ukuran larva dan waktu capaian instar C. calligraphus Instar Lebar Kapsul Kepala µm Tingkat Pertumbuhan Panjang Total µm Jangka Waktu hari I 115,2±6,9 1,58 1109±193,4 5±1,2 II 182,2±10,8 1,62 2449,1±701,4 3±0,7 III 295,3±19,1 1,6 5121,1±750,7 6±2,6 IV 472,8±30,9 1,6 8943,6±1672,7 10±1,7 Penentuan waktu capaian instar dilakukan dengan membandingkan data panjang total berdasarkan penelitian Zilli et al. 2008 dengan panjang total berdasarkan penelitian. Panjang total untuk masing-masing perlakuan dirata- ratakan setiap harinya dan dilakukan penentuan waktu capaian berdasarkan pengelompokan panjang total pada Tabel 3. Sehingga diperoleh waktu capaian instar yang ditampilkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Karakteristik ukuran larva dan waktu capaian instar berdasarkan penelitian Instar Waktu Capaian Instar ± hari Bahan Organik 0 mgl Bahan Organik 0,5 mgl Bahan Organik 1,0 mgl I 7 4 4 II - 2 2 III - 13 10 IV - 2 5 waktu capaian instar I tidak bisa ditentukan karena terjadi kematian seluruh individu pada hari ke-7 waktu capaian ketika sudah ada chironomida yang mencapai fase pupa Berdasarkan hasil penelitian dapat dibandingkan jangka waktu yang dibutuhkan larva pada masing-masing perlakuan untuk melewati masing-masing instar. Larva pada perlakuan tanpa penambahan bahan organik hanya bertahan hingga pengamatan hari ke-7 karena tidak tersedianya bahan organik sebagai sumber makanan. Fase hidup larva chironomida pada perlakuan ini hanya fase planktonik dan instar I. Perlakuan dengan penambahan bahan organik 0,5 mgl dan 1,0 mgl memiliki pola yang sama untuk jangka waktu instar I dan II. Akan tetapi terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada instar III dan IV. Penambahan bahan organik yang lebih tinggi menyebabkan larva Chironomus sp. lebih cepat mencapai instar IV, namun jangka waktu untuk instar IV menjadi lebih lama. Hal ini membuktikan, bahan organik memberikan pengaruh bagi waktu capaian instar pada Chironomus sp. Berdasarkan tingkatan instar yang telah diperoleh dari nilai rata-rata panjang total, larva chironomida dikelompokkan berdasarkan keempat tingkatan instar tersebut. Gambar 14 dan 15 menunjukkan perbandingan panjang dan lebar kapsul kepala kiri dan lebar badan kanan larva chironomida untuk masing- masing instar pada perlakuan penambahan bahan organik. Berdasarkan gambar tersebut dapat terlihat bahwa terjadi perubahan ukuran kapsul kepala dan lebar badan. Perlakuan dengan penambahan bahan organik lebih tinggi menyebabkan perubahan ukuran lebih cepat karena ketersediaan makanan yang lebih tinggi. Namun, pada perlakuan ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai instar IV. Gambar 14. Perbandingan kapsul kepala dan lebar badan setiap instar pada perlakuan penambahan bahan organik 0,5 mgl 60 µm Gambar 15. Perbandingan kapsul kepala dan lebar badan setiap instar pada perlakuan penambahan bahan organik 1,0 mgl 60 µm

4.1.6. Penentuan kohort