9 e
P 5: tepung daun sirih 4 , pemberian dua hari sekali Tabel 1 Sampel kwartir sapi yang terinfeksi mastitis subklinis
No. Sapi Kwartir
Perlakuan 1
2 3
4 1
+++ +++
Tanpa perlakuan 0 2
+++ +++
Tanpa perlakuan 0 3
+++ +++
2 setiap hari 2H 4
+++ +++
2 selang sehari 2S 5
+++ +++
+++ 4 selang sehari 4S
6 +++
4 selang sehari 4S 7
+++ 2 selang sehari 2S
8 +++
4 setiap hari 4H 9
+++ +++
4 setiap hari 4H 10
+++ 4 setiap hari 4H
11 +++
+++ 2 setiap hari 2H
12 +++
2 selang sehari 2S
Simbol positif + menunjukkan derajat mastitis skor mastitis yang diderita.
Tabel 2 Korelasi skor CMT dengan jumlah sel somatis Skor CMT
Rataan Jumlah Sel Somatis per ml
Keterangan Hasil Reaksi N Negatif
0 – 200.000 Tidak ada pengentalan, homogen.
T Sedikit 200.000 – 400.000
Sedikit mengental, reaksi hilang dalam 10 detik.
Positif 1 + 400.000 – 1.200.000
Mengental jelas, tidak ada pembentukan gumpalan gel.
Positif 2 ++ 1.200.000– 5.000.000
Mengental dengan cepat, mulai membentuk gel ada di dasar cup.
Positif 3 +++ 5.000.000
Gel terbentuk naik ke permukaan, dengan puncak di atas campuran.
Sumber : McFadden 2011
2.2.4 Parameter yang diukur
Pada penelitian in vivo parameter yang diukur adalah sebagai berikut : a
Produksi Susu Produksi susu diukur setiap hari selama penelitian, susu diperah pada setiap
puting di pagi hari pada pukul 03.30 WIB dan Sore pukul 14.30 WIB dan diukur dan dicatat. Untuk menghilangkan faktor lemak, produksi yang diperoleh
dikoreksi dengan 4 FCM fat corrected milk Gaines dan Davidson 1923 dengan rumus :
10
b Pengujian Komposisi Air Susu
Pengujian kualitas dari komposisi air susu dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan tepung daun sirih terhadap kualitas susu sebab penyakit
mastitis dapat menurunkan kualitas dari air susu. Pengujian meliputi kadar lemak, kadar protein, kadar bahan kering, dan bahan kering tanpa lemak.
Kadar lemak susu diukur dengan menggunakan metode Gerber Sanjaya et al.
2009. Sebanyak 10 ml H
2
SO
4
pekat 91–92 dimasukkan ke dalam tabung butirometer, melalui dinding tabung tersebut, secara perlahan-lahan dimasukkan
susu sebanyak 10.75 ml, kemudian ditambahkan 1 ml alkohol. Tabung ditutup dengan sumbat karet kemudian dikocok dengan memutar seperti angka delapan
sampai homogen. Selanjutnya tabung disentrifuse selama 3 menit dengan putaran 1200 rpm, kemudian direndam dalam penangas air panas 65
o
C selama 5 menit. Kadar lemak susu dibaca pada skala butirometer dalam satuan persen.
Terdapat korelasi antara kadar lemak dan kadar protein susu, maka perhitungan kadar protein susu dapat dihitung jika kadar lemak diketahui dengan
rumus sebagai berikut Sanjaya et al. 2009 :
Kadar bahan kering BK susu dihitung dengan persamaan Fleischmann Sanjaya et al. 2009 diperlukan data kadar lemak dan berat jenis susu 27.5
o
C. Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan : L
= Kadar lemak susu BJ
= Berat jenis susu pada 27.5
o
C Kadar bahan kering tanpa lemak BKTL susu dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
c Perhitungan sel somatis
Perhitungan sel somatis dilakukan untuk mengetahui jumlah sel somatis dari pengaruh perlakuan yang diberikan, sehingga dapat diketahui efektivitas dari
Produksi Susu = 0.4 x Produksi susu + 15 X Produksi lemak
BKTL = Bahan kering susu – Lemak susu
BK = 1.311 x L +
2.738 x 100 BJ – 1
BJ Kadar protein =
L 2
+ 1.4
Keterangan : L = Kadar lemak