Kategori Pengetahuan Interpretasi dan Diskusi Hasil

kurang yaitu masing-masing sebanyak 16 orang 45,7 untuk cara kerja dan 13 orang 37,1 untuk efektifitas. Untuk keuntungan dan keterbatasan dari metode amenorea lakatsi, rata-rata responden memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah masing-masing sebanyak 17 orang 48,6 untuk keuntungan metode amenorea laktasi dan 14 orang 40 untuk keterbatasan metode amenorea laktasi.

C. Kategori Pengetahuan

Tabel 5.3 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Metode Amanorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin HadijahMedan Tahun 2009 No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase 1 Baik 2 5.7 2 Cukup 18 51.4 3 Kurang 15 42.9 Jumlah 35 100.0 Pengetahan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata responden memilki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum, yaitu sebanyak 18 orang 51,4. Sedangkan hanya 2 orang responden 5,7 yang memiliki pengetahuan baik tentang metode amenorea laktasi ini. Universitas Sumatera Utara BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden berada antara 20- 35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang 85,7. Diantara 30 orang responden tersebut, 16 orang diantaranya berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi, 12 orang berpengetahuan kurang dan 2 orang lagi berpengetahuan baik. Menurut teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an. Berdasarkan teori Hurlock tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara teori Hurlock dengan hasi penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden berumur diantara 20-35 tahun dimana menurut Hurlock pada umur 20-an itulah seseorang mencapai puncaknya dalam berfikir kreatif. Untuk tingkat pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang responden 57,1. Diantara 20 orang tersebut, ada 10 orang yang berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi ini, 9 orang berpengetahuan kurang dan 1 orang berpengetahuan baik. Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, hal ini tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang hanya selesai sekolah sampai tingkat SD ataupun SMP. Jika dilihat dari segi pendidikan responden yang rata-rata SMA dengan teori Kuncoro yang menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka sesuailah pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini berada pada kategori cukup. Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responen tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang 88,6. 17 orang diantaranya memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi. Sedangkan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang dan berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang. Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperolah dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah. Karena menurut Notoadmodjo, 1997, bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, karena sebagian besar responden tidak bekerja sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperoleh informasi tentang metode amenorea laktasi bila dibandingkan dengan yang sibuk bekerja. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang responden atau 51,4, namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum yaitu sebanyak 15 orang 42,9. Pengetahuan responden yang rata-rata masuk ke dalam kategori cukup ini bisa dikaitkan dengan karakteristiknya yaitu umur yang berkisar antara 20-35 tahun, pendidikan yang rata-rata sampai tingkat SMA, dan pekerjaan yang hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Karakteristik inilah yang mungkin membuat responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi ini. Masih banyaknya responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi ini juga dipengaruhi oleh karakteristiknya. Bisa saja umur responden yang masih teralalu muda sehingga belum matang cara brfikirnya, atau dari segi pendidikan yang hanya sampai tingkat SD atau SMP menyulitkannya dalam menerima informasi sehingga pengetahuannya pun menjadi kurang. Kesibukan dalam bekerja juga bisa mempengaruhi kurangnya pengetahuan responden tntang metode amenorea lakatsi ini. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, maka segala perhatian tercurahkan untuk pekerjaannya sehingga tidak ada waktu lagi untuk mendapatkan informasi dari berbagai media cetak ataupun elektronik. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan juga Universitas Sumatera Utara dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya Istiarti, 2000 Melihat dari daya efektifitas dan manfaat metode amenorea laktasi yang cukup baik, seharusnya responden ataupun ibu-ibu postpartum lainnya memiliki pengetahuan yang baik tentang metode ini. Karena selain efektifitasnya yang tinggi sebagai kontrasepsi, metode ini juga banyak memberikan keuntungan-keuntungan buat ibu postpartum juga buat bayinya sendiri, seperti murah dan ekonomis, bayi mendapatkan nutrisi terbaik lewat ASI, bisa membantu ibu dalam proses pemulihan uterus atau mempercepat proses involusi uterus dan lain-lain.

B. Keterbatasan Penelitian