Matode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Paskamelahirkan

4. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakkan dengan wawancara atau angket kuisioner yang menanyakan tentang materi yang ingi diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi Notoatmodjo, 2007

B. Matode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Paskamelahirkan

1. Defenisi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas prawirohardjo, 2005, hlm 904. Kontrasepsi paskamelahirkan adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan setelah melahirkan. Banyak kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi. Metode amenorea laktasi adalah suatu teknik kontrasepsi alamiah yang didasarkan pada ibu memberikan ASI eksklusif yang akan menyebabkan tidak mendapatnya menstruasi Erlina, 2008, kontrasepsi the lactatation amenorrhea method LAM, ΒΆ 2, http:www.infoibu.com , diperoleh tanggal 20 Oktober 2008 Menurut buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu ASI. Universitas Sumatera Utara Metode amenorea laktasi dapat digunakan sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, belum mendapatkan haid dan umur bayi kurang dari 6 bulan. Setelah 6 bulan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lain Saifudin, 2005. 2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi Metode amenorea laktasi ini menekan terjadinya ovulasi, sehingga tidak terjadi menstruasi. Penelitian menyatakan bahwa wanita yang memberikan bayinya ASI secara eksklusif dan belum mendapatkan menstruasinya, maka biasanya tidak akan mengalami kehamilan selama 6 bulan setelah melahirkan Saifudin, 2005. Kontrasepsi laktasi meningkat sebagai respon terhadap stimulus pengisapan berulang pada waktu menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang cukup, kadar prolaktin akan tetap tinggi Speroff, 2003, hlm 292 Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI turut mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus haid. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin, sehingga mengakibatkan timbulnya inaktivitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mlai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas yang menurun. Sehingga gambaran dari keadaan 3 minggu pertama postpartum adalah gambaran dari inaktivitas poros hypophysis-hipotalamus-ovarium yang akan Universitas Sumatera Utara bertambah lama oleh laktasi dibawah pengaruh sekresi prolaktin Hartanto, 2004, hlm 327 Kontrasepsi prolaktin ini mengesankan karena bekerja baik pada pusat maupun pada ovarium untuk menyebabkan amenorea laktasi dan anovulasi. Meskipun demikian, efek langsung prolaktin terhadap perkembangan folikel ovarium tampaknya bukanlah hal yang utama, namun yang mendominasi adalah kerja pusat otak Speroff, 2003 3. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi Laktasi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Kebanyakan ibu-ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk waktu 4 sampai 24 bulan setelah melahirkan, sedangkan ibu-ibu yang tidak menyusi dapat mengalami ovulasi mulai dari 1 sampai 2 bulan setelah melairkan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan perlindungan yang bermakna terhadap kehamilan. Faktor-faktor yang dapat menjelaskan efektivitas kontrasepsi yang lebih besar dari laktasi antara lain : a. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan. b. Masa laktasi yang lebih lama. c. Lebih sering menyusui berdasarkan tuntutan bayinya. d. Menyusui sepanjang hari. Bayi yang mengisap ASI sebanyak 6 kali atau lebih dalam 24 jam, lama menyusu lebih dari 60 menit per 24 jam dan menysusu pada malam hari, merupakan faktor-faktor penting dalam menunda ovulasi Hartanto, 2004, hlm 328. Universitas Sumatera Utara Efektifitas kontrasepsi laktasi, juga bergantung pada tingkat nutrisi ibu, intensitas pengisapan, dan seberapa jauh makanan tambahan diberikan kepada diet bayi Speroff, 2003, hlm 292 4. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi a. Keuntungan Kontrasepsi 1 Efektivitas tinggi, keberhasilan 98 pada enam bulan pertama paskamelahirkan. 2 Tidak mengganggu senggama. 3 Tidak ada efek samping secara sistemik. 4 Tidak perlu pengawasan medis. 5 Tidak memerlukan obat atau alat. 6 Tanpa biaya Saifudin, 2005, hlm Mk 1. b. Keuntungan Nonkontrasepsi 1 Untuk Bayi a Mendapatkan kekebalan pasif mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI. b Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal. c Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai Saifudin, 2005, hlm Mk 2. d Menurunkan insiden otitis media, dental maloklusi, dan ada kemungkinan menurunkan insiden ISPA. Universitas Sumatera Utara e Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi Depkes RI, 2001 2 Untuk Ibu a Mengurangi perdarahan paskapersalinan dan mempercepat prose involusi uterus, yang disebabkan pelepasan oksitosin dari kelenjar hypophysis pars posterior oleh rangsangan isapan bayi, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya kontraksi uterus dan uterus kembali ke ukuran normal. b Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi Saifuddin, 2005, hlm MK 2 5. Keterbatasan Metode Amenorea Laktasi Laktasi dapat diandalkan sebagai suatu metode kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, namun sampai sekarang masih sukar sekali menentukan kapan ovulasi akan kembali Hartanto, 2004 Perlunya persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit paskapersalinan dan pelaksanaan yang sulit dikarenakan kondisi sosial, juga merupakan keterbatasan dari metode amenorea laktasi. Selain itu keefektifitasan hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6 bulan, dan tidak melindungi ibu dari penyakit menular seksual seperti hepatitis B, dan HIV. Untuk wanita pekerja yang terpisah dari bayinya lebih lama dari 6 jam juga tidak dapat menggunakan metode ini. Untuk ibu yang memerah ASI nya dan memberikan ASI nya lewat Universitas Sumatera Utara botol susu dot, tidak dapat menggunakan metode amenorea laktasi ini. Karena bayi tidak mengisap susu ibu langsung pada putting susu ibu, melainkan dari botol susudot. Sementara isapan bayi pada putting susu ibu sangat berpengaruh terhadap pengeluaran hormon prolaktin yang dapat mencegah terjadinya ovulasi Saifudin, 2005 Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep