Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POSTPARTUM TERHADAP PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MULIOREJO KECAMATAN SUNGGAL MEDAN

DESRIATI SINAGA 105102025

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Desriati Sinaga

Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

x + 36 hal + 6 tabel + 1 skema + 4 gambar + 9 lampiran

Abstrak

Salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemberian ASI eksklusif adalah proses menyusui yang lancar dan benar. Salah satu faktor yang dapat menjadi masalah yang dapat menghambat proses menyusui adalah masalah bendungan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel sebanyak 34 orang dengan metode pemgambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai Maret 2011 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap masing-masing 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu ada pada kategori baik sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas pada kategori kurang sebanyak 3 orang (8,8%), berdasarkan sikap mayoritas ada pada kategori positif sebanyak 27 orang (79,4%) dan minoritas pada kategori negatif sebanyak 7 orang. Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan dan penyuluhan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu postpartum.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, ibu postpartum, bendungan ASI Daftar Pustaka : 20 (1997-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahun dan Sikap Ibu Postpartum terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terilma kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara.

3. dr. Sarma N. Lumban Raja, SpOG(K) selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Tunhan membalas semua kebaikannya.

4. Kepala Puskesmas Muliorejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

5. Seluruh dosen dan staf program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

6. Kedua orang tua (P. Sinaga dan M. Tumanggor) yang tidak hentinya memberikan dukungan doa, semangat, dan material kepada penulis.


(5)

7. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . vii

DAFTAR SKEMA ... . viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... .. x

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengetahuan ... 6

B. Sikap ... 7

C. Defenisi Masa Postpartum ... 8

D. Pengertian Bendungan ASI ... 10

E. Faktor penyebab Bendungan ASI ... 11

F. Pencegahan Bendungan ASI ... 12


(7)

BAB III Kerangka Penelitian

A. Kerangka Konsep ... 16

B. Definisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi ... 18

2. Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Pertimbangan Etik ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 21

I. Analisis Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 25

1. Distribusi Karakteristik ... 25

2. Distribusi Pengetahuan ... 27

3. Distribusi Sikap ... 28


(8)

1. Pengetahuan Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI 30 2. Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI .. 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 33 B. Saran ... 33 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional... 17

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011 ... 26

Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap pencegahan Bendungan ASI Berdasarkan Item Kuesioner “Pengetahuan” di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011……… 27

Tabel 5.3. Distribusi Pengetahuan Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011…. ... 28

Tabel 5.4. Distribusi Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Beerdasarkan Item Kuesioner “Sikap” di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011………. 29

Tabel 5.5. Distribusi sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011 ... 30


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gerakan Memutar... 14

Gambar 2.2 Mengurut dengan Buku Tangan ……….. 14

Gambar 2.3 Pengurutan dari Pangkal Payudara……….. 15


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Konsultasi

2. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 3. Lembar persetujuan content validity

4. Kuesioner Penelitian

5. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik 6. Surat Balasan Penelitian


(13)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Desriati Sinaga

Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

x + 36 hal + 6 tabel + 1 skema + 4 gambar + 9 lampiran

Abstrak

Salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemberian ASI eksklusif adalah proses menyusui yang lancar dan benar. Salah satu faktor yang dapat menjadi masalah yang dapat menghambat proses menyusui adalah masalah bendungan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel sebanyak 34 orang dengan metode pemgambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai Maret 2011 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap masing-masing 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu ada pada kategori baik sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas pada kategori kurang sebanyak 3 orang (8,8%), berdasarkan sikap mayoritas ada pada kategori positif sebanyak 27 orang (79,4%) dan minoritas pada kategori negatif sebanyak 7 orang. Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan dan penyuluhan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu postpartum.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, ibu postpartum, bendungan ASI Daftar Pustaka : 20 (1997-2010)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu hak bayi baru lahir adalah mendapatkan ASI dari ibu kandungnya. Selama hamil, payudara berkembang sedemikian rupa dan menghasilkan air susu. Produksi susu ini siap diberikan kepada bayi dengan cara menyusui (Eva Ellya Sibagariang, 2010).

Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut dan mempunyai IQ yang tinggi. Pemberian kolostrum serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun generasi yang berkualitas. Seperti kita ketahui, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas tinggi yang diproduksi pada tahap kehamilan dan hari-hari awal setelah melahirkan (Suradi, 2008).

Pada tahun 1979, lebih dari 50% para ibu di Amerika menyusui bayinya. Dewasa ini, sekitar 60% para ibu menyusui bayinya yang baru lahir dan kira-kira 22% masih tetap menyusui bayinya yang sudah berusia enam bulan, meskipun angka ini lebih tinggi daripada 50 tahun terakhir, angka ini masih tetap di bawah tujuan yang dipublikasikan oleh Healthy People 2000 dan National Promotion and Disease Prevention Objective, dimana harapan mereka setidaknya 75 % wanita menyusui bayinya yang baru lahir dan 50% dari ibu-ibu ini masih menyusui bayinya sampai lima atau enam bulan ( Simkin, Penny, 2008, hal 373 ).


(15)

Di Indonesia hanya sekitar 8 % saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur enam bulan dan hanya 4 % yang langsung disusui pada waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia 28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada jam pertama kelahirannya ( Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati, 2010).

Menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia dan juga menyatakan bahwa 30.000 kematian di Indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia setiap tahun dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak jam pertama kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tanbahan kepada bayi (Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati, 2010).

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anaknya saja ( Manajemen Laktasi, 2004 ).

Selama kehamilan, payudara disiapkan untuk laktasi. Pembesaran payudara terjadi dengan adanya penambahan sistem vascular dan limpatik sekitar payudara sehingga menjadi besar, mengeras dan sakit bila disentuh. Sementara itu, konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama ibu hamil menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak (Anik Maryunani, 2009).


(16)

Bendungan air susu terjadi akibat pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan (Sarwono, 2005, hal.700).

Almeida dan Kitaty (1986, dalam William, 2006, hal.453) melaporkan bahwa 13 % wanita postpartum mengalami deman akibat bendungan air susu dan berkisar antara 37,8 sampai 39oC yang biasanya berlangsung antara empat sampai enam belas jam.

Umumnya setelah melahirkan, payudara ibu membesar, terasa panas, keras, dan tidak nyaman. Pembesaran tersebut dikarenakan peningkatan suplai darah ke payudara bersamaan dengan terjadinya produksi air susu. Biasanya hal ini berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini bersifat normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, terkadang pembesaran itu terasa menyakitkan sehinga ibu tidak leluasa mengenakan kutang ataupun membiarkan benda apapun menyentuh payudaranya (Dwi Sunar Prasetyono, 2009).

Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara panas serta keras pada perabaan dan nyeri: suhu badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran air susu juga terhalang sebab duktus laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe (Sarwono. 2005, hal.700).


(17)

Berdasarkan pengalaman yang peneliti dapatkan di masyarakat, ibu postpartum yang menyusui bayinya pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan ada yang mengalami bendungan ASI terutama ibu primipara dan ibu yang melahirkan dengan cara operasi. Mereka mengatakan pada keadaan ini seringkali menghentikan menyusui karena payudaranya terasa sakit, tidak jika ada yang menyentuh payudaranya dan merasa tidak nyaman saat menyusui bayinya, mereka juga menganggap jika payudara mengalami masalah, maka harus menghentikan menyusui bayinya karena rasa sakit yang dialami dan agar tidak menularkan penyakit kepada bayinya tersebut.

Dari uraian tersebut, maka di sini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Medan Tahun 2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diambil adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI pada ibu postpartum.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI.


(18)

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI

2. Untuk mengetahui sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI

D. Manfaat penelitian

1. Bagi praktek penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan sebagai acuan untuk penelitina yang berkaitan dengan bendungan ASI.

2. Bagi ibu postpartum

Diharapkan dengan penelitian ini ibu lebih memahami tentang pencegahan bendungan ASI.

3. Bagi pendidikan kebidanan

Denagn terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan sehingga pembaca dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI dan dapat menjadikannya sebagai acuan dalam melakukan penelitian di waktu yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (compherension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


(20)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam kompomen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

B. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara


(21)

langsung dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlabih dahulu dari perilaku tertutup. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi darii sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang memerima tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.


(22)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

C. Definisi Masa Nifas (Postpartum)

Masa nifas yang disebut juga masa postpartum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan (Suherni,dkk, 2009, hal.1).

Masa nifas atau masa postpartum mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira enam minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan (Sarwono Prawirohardjo, 2002, hal.237).

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genitalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Di samping involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar payudara (Sarwono Prawirohardjo, 2002, hal. 237).


(23)

Adapun tahapan-tahapan masa nifas adalah:

1. Puerperium dini yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.

2. Puerperium intermedial yakni masa kepulihan dari organ-organ genitalia

kira-kira 6-8 minggu.

3. Remote puerperium yakni waktu yang diperlukan untuk pulh kembali dan sehat

sempurna terutama apabila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

D. Pengertian Bendungan ASI

Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau caked breast, sering menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor regular untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem lakteal oleh air susu (Suherni, 2009, hal. 136).

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri dan kadang-kadang disertai dengan kenaikan suhu badan. (Sarwono Prawirohardjo, 2002, hal. 700).


(24)

Pembesaran payudara adalah kondisi penuh yang berlebihan pada payudara. Payudara yang mengalami pembesaran cenderung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan mengkilat. Pada periode postpartum awal, payudara yang membesar tidak hanya penuh oleh air susu, payudara juga terdiri dari darah ekstra dan limfe yang tertarik ke payudara karena perubahan hormon yang mempresipitasi produksi air susu matur (Varney, et al. 2008, hal. 993).

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam dua sampai tiga hari. Dengan ini faktor hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak diproduksi lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi juga mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul jika bayi menyusu (Sarwono Prawirohardjo. 2002, hal.700).

Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atatu kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara terasa panas serta keras pada perabaan dan nyeri: suhu badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran air susu juga terhalang oleh sebab duktuli menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe (Swarwono Prawirohardjo. 2002, hal.700).


(25)

E. Faktor Penyebab Bendungan ASI

Lawrence (1994, dalam Linda V. Walsh, 2002, hal.390) mengatakan bahwa teori tentang etiologi keadaan ini adalah bahwa distensi alveoli menekan duktus susu, mengakibatkan obstruksi pengiriman susu dari duktus ke bayi. Obstruksi ini menimbulkan distensi lebih lanjut, dan akhirnya terjadi statis vaskular dan limfatik sekunder. Teori populer lain menyatakan bahwa peningkatan dalam sirkulasi darah dan limfe ketika susu pertama kali disintesis menyebabkan pembengkakan pada areola yang dapat mempengaruhi cakupan mulut bayi. Hal ini mengakibatkan pengosongan duktus penampung inkomplet, dengan distensi dan obstruksi lebih lanjut. Peningkatan vaskularitas dapat berlanjut ke tingkat ketika payudara keseluruhan menjadi padat dan nyeri tekan.

Beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan terjadinya keadaan ini yaitu jadwal menyusui yang dibatasi, dapat juga karena terjadinya hambatan aliran susu karena tekanan eksternal seperti pemakaian BH yang tidak menyokong dan pakaian yang terlalu ketat, tekanan jari-jari ibu saat menyusui, posisi bayi yang kurang tepat seperti terlalu tinggi atau terlalu rendah pada lengan ibu.

F. Pencegahan Bendungan ASI

Ketidakberhasilan saat menyusui dikarenakan sumbatan saluran yang menyalurkan air susu, serta tekanan tinggi yang membuat produksi ASI semakin menurun. Oleh karena itu, hendaknya ibu memijat payudaranya sejak enam minggu sebelum melahirkan. Pijatan dimulai dari pinggir payudara menuju tengah payudara


(26)

guna mengeluarkan sel-sel yang mungkin dapat menyumbat pengeluaran ASI di masa mendatang. Ibu harus merawat puting yang kering dan lecet dengan menggunakan krim antiseptik.

Sebaiknya segera setelah melahirkan, ibu dapat membantu membangun pasokan air susu dan menghindari beberapa masalah yang mungkin akan timbul di awal pertama kali menyusui dengan cara memeluk bayi sehingga mempunyai akses yang penuh ke payudara atau menyusui bayi sesegera mungkin atau membiarkan bayi menghisap payudara sesering mungkin. Sebagian besar bayi yang baru lahir umumnya siap dan berminat menyusu atau menghisap payudara selama satu jam pertama sesudah dilahirkan.

Riset menunjukkan bahwa pemberian ASI yang sering dan tidak dibatasi membantu mencegah pembesaran payudara yang nyeri dan memungkinkan terbentuknya pasokan susu dalam jumlah besar. Selain itu, ibu mesti membersihkan puting dengan air hangat sebelum menyusui. Ibu tidak boleh memaksa bayi untuk menghisap ASI jika ia menolak, karena bayi akan memberontak ketika puting payudara ditempelkan pada mulutnya. Sebaiknya bayi disusui sesegera mungkin. Pada umumnya, sebelum 5 jam setelah melahirkan, ibu mesti mencoba menyusui bayinya, walaupun ASI belum keluar. Pada dua hari pertama kelahiran bayi, produksi ASI belum banyak. Oleh karena itu, ibu jangan membiarkan bayinya menghisap terlalu lama guna menghindarkan rasa sakit pada puting susu (Simkin, Penny. 2008).


(27)

G. Cara Merawat Payudara

Terdapat beberapa cara dalam melakukan perawatan payudara pada ibu menyusui yang bisa dilakukan 2 kali sejak hari kedua pascamelahirkan. Cucilah tangan sebelum memassase. Lalu tuangkan minyak ke kedua tangan secukupnya. Pengurutan dimulai dengan ujung jari, caranya:

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lalu lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah puting susu. Selanjutnya buat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara.

Gambar 2.1 Gerakan memutar

Selanjutnya tangan kanan membentuk kepalan tangan dengan buku-buku jari, kemudian lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau kearah puting susu dan


(28)

merata ke seluruh payudara. Kemudian lakukan hal yang sama untuk payudara yang lain.

Gambar 2.2 Mengurut dengan buku tangan

Setelah itu, lanjutkan dengan sisi tangan dan lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau ke arah puting susu. Lakukan secara bergantian untuk payudara yang lain.


(29)

Gambar 2.3 Pengurutan dari pangkal payudara

Cara yang lain dapat dilakukan dengan kedua tangan ke arah puting susu. Kedua ibu jari di atas payudara dan jari-jari yang lain menopang payudara. Lakukan massase dan pemijatan berulang-ulang selama 25-30 kali.

Terakhir lakukan gerakan memelintir puting susu sampai puting susu elastis dan kenyal.

Gambar 2.4 Gerakan memelintir

Kemudian cuci payudara dengan dengan air hangat dan kompres payudara denagn handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat secara bergantian selama 5 menit. Kemudian lanjutkan dengan kompres dingin dan ulangi secara bergantian sebanyak 3 kali untuk setiap payudara.


(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum dimana peneliti akan mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI.

Skema 1.1 kerangka konsep Pengetahuan

Sikap

Pencegahan Bendungan ASI


(31)

B. Definisi Operasional No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur

Cara ukur Hasil ukur Skala

1. Pengetahuan Hasil dari tahu

ibu postpartum

untuk menjawab pertanyaan tentang pencegahan bendungan ASI yang diajukan pada lembar kuesioner

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan item: Benar=nilai 1 Salah= nilai 0

a. Baik: bila

benar 79-100% pertanyaan

b. Cukup: bila benar 56-78% pertanyaan

c. Kurang: bila benar <56% pertanyaan

Ordinal

2. Sikap Kemampuan ibu postpartum dalam menanggapi dan merespon tentang pencegahan

bendungan ASI

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan item:

Setuju = 3 Ragu-ragu = 2 Tidak setuju = 1

a. Positif: bila skornya 21-30 b. Negatif: bila

skornya 10-20


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang hanya dilakukan sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum primipara yang ada di Wilayah Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dari Juni-September 2010 sebanyak 44 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Dimana kriteria responden disini adalah:

1. Bersedia menjadi responden 2. Ibu menyusui


(33)

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus:

( )

2

1 N d

N n

+ =

Dimana: n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan (0,05)

Jadi jumlah sampel yang dapat diperoleh dari populasi berdasarkan acuan tersebut adalah 40 orang.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis.

D. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2010 sampai bulan Juni 2011.

E. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat persetujuan penelitian kepada kepala Puskesmas Muliorejo di Kecamatan


(34)

Sunggal. Setelah mendapatkan surat persetujuan, kemudian peneliti menemui responden, melakukan pendekatan, menjalin hubungan, kemudian menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan dan untuk menjaga kerahasiaan responden, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner dimana peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembar kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan didukung oleh bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan dan 10 pernyataan untuk mengukur sikap.


(35)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya diharapkan 0.7 atau lebih.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity kepada orang yang dianggap ahli yang dalam hal ini dilakukan kepada ahli obstetri dan ginekology yaitu dr. Ichwanul SpOG(K) yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan skor CVInya adalah 80.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian, artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Test reliabilitas menggunakan analisis item, yaitu masing-masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien alpha mendekati angka 0,7 dinyatakan reliabel.

Uji reliabilitas ini diujikan sebelum penelitian berlangsung, terhadap orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini sebanyak 10 orang dan hasilnya adalah nilai koefisien alpha untuk pengetahuan 0,7 dan nilai koefisien alpha untuk sikap 0,8.


(36)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diberikan kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Mulioreja Kecamatan Sunggal.

Dengan langkah-langkah yaitu peneliti mendapat surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Kepala Pendidikan atau Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan peneliti mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada Kepala Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Setelah mendapatkan izin, kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data pada responden dengan menemui responden dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dampak, dan prosedur penelitian serta cara pengisian lembar kuesioner. Selanjutnya peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan menjawab seluruh pernyataan dengan jujur. Agar pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya, peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya.


(37)

I. Análisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis dan melalui beberapa tahap, pertama editing, yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding, yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data kedalam komputer (entry). Setelah itu melakukan tabulating data dengan memasukkan data ke dalam bentuk distribusi frekuensi.

Analisis data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif. Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan SPSS untuk menghitung frekuensi dan persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang bersifat kategori disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

1. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 10 item pernyataan yang pemberian skornya menggunakan skala Gutmann yang menyediakan dua alternatif jawaban dengan bentuk pernyataan positif jawabannya “Benar” skornya 1 dan jawaban “Salah” skornya 0.

Skor maksimum 10 (untuk setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimum 0 (untuk jawaban salah dikali nol)

Cara menghitung skor persentase pengetahuan adalah sebagai berikut:


(38)

Dimana: P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah skor maksimal

Nilai baik : bila responden menjawab benar 79-100% pertanyaan Nilai cukup : bila responden menjawab benar 56-78% pertanyaan Nilai kurang : bila responden menjawab benar <56% pertanyaan 2. Kuesioner untuk Mengukur Sikap

Kuesioner ini terdiri atas 10 item pernyataan yang pemberian skornya menggunakan skala Likhert yang menggunakan tiga kategori untuk setiap pernyataan yakni untuk pernyataan positif, alternatif jawabannya adalah: Setuju (S) skornya 3, Ragu-ragu (RR) skornya 2, dan tidak setuju (TS) skornya 1. Untuk pernyataan negatif, alternatif jawabannya adalah: Setuju (S) skornya 1, Ragu-ragu (RR) skornya 2, dan Tidak Setuju (TS) skornya 3.

a. Skor maksimum = Jumlah soal x skor maksimum = 10 x 3

= 30

b. Skor minimum = Jumlah soal x skor minimum = 10 x 1

= 10 Maka sikap dikatakan:

Positif : bila skornya 21-30 Negatif : bila skornya 10-20


(39)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011”, kuesioner diberikan kepada 34 orang ibu postpartum. Hasilnya dapat disajikan seagai berikut:

1. Distribusi Karakteristik Ibu Postpartum

Berdasarkan karakteristik distribusi ibu postpartum, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara sebanyak 34 orang dengan umur yang berbeda-beda. Rentang umur yang dimiliki ibu postpartum primipara sebagai responden dalam peneitian ini adalah umur 19 sampai 32 tahun dengan persentase sebagai berikut: umur di bawah 20 tahun sebanyak 5,9%, umur 21-25 tahun sebanyak 67,6%, dan umur di atas 21-25 tahun sebanyak 26,5%.

Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA, di mana hasil yang diperoleh adalah yang berpendidikan SD tidak ada, SMP sebanyak 3 orang (8,8%), SMA sebanyak 26 orang (76,5% ), dan PT sebanyak 5 orang (14,7%).

Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar ibu postpartum primipara bekerja sebagai wiraswasta dengan persentase 32,4% sebanyak 11 orang, ibu postpartum yang bekerja sebagai PNS sebanyak 4 orang (11,8%), petani sebanyak 11 0rang


(40)

(32,4%), ibu rumah tangga sebanyak 8 orang (23,5%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden secara singkat dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Di Wilayah Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

Karakteristik Frekuensi(n) Persen(%)

Umur

<20 tahun 2 5,9

21-25 tahun 23 67,6

>25 tahun 9 26,5

Pendidikan

SD - -

SMP 3 8,8

SMA 26 76,5

PT 5 14,7

Pekerjaan

IRT 8 23,5

PNS 4 11,8

Petani 11 32,4


(41)

2. Distribusi Pengetahuan ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI

Dari tabel 5.2, dapat di lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan yakni soal yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah soal no.9 berjumlah 32 orang (94,1%). Sedangkan responden yang memberikan sedikit jawaban benar terdapat pada soal no. 7 berjumlah 14 orang (41,2%). Kemudian, responden yang memberikan jawaban paling banyak salah terdapat pada soal no. 7 berjumlah 20 orang (58,8%).

Tabel 5.2

Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap

Pencegahan Bendungan ASI Berdasarkan Item kuesioner “pengetahuan”di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 pengertian bendungan ASI 30 88,2 4 11,8

2 Penyebab bendungan ASI 21 61,8 13 38,2

3 Waktu terjadinya bendungan ASI 28 82,4 6 17,6

4 Tanda-tanda terjadinya bendungan ASI 25 73,5 9 26,5 5 Saat terbaik memberikan ASI pada bayinya 21 61,8 13 38,2 6 Pemanfaatan ASI yang pertama kali keluar setelah

melahirkan

25 73,5 9 26,5 7 Penanganan yang dilakukan apabila ibu mengalami

bendungan ASI 14 41,2

20 58,8 8 Akibat yang terjadi apabila bendungan ASI yang tidak

segera ditangani 29 85,3

5 14,7 9 Hal yang sebaiknya dilakukan saat ibu mengalami

bendungan ASI 32 94,1

2 5,9 10 Saat terbaik memulai perawatan payudara 24 70,6 10 29,4


(42)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu postpartum sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (47,1%), dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (8,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 16 47,1

Cukup 15 44,1

Kurang 3 8,8

Total 34 100

3. Distribusi Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Dari tabel 5.4, dapat dilihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner sikap yakni pernyataan yang paling banyak masuk kategori setuju dijawab oleh responden adalah pernyataan no.1 berjumlah 30 orang atau (88,2%). Sedangkan responden yang memberikan sedikit jawaban setuju terdapat pada soal no. 6 berjumlah 8 orang (23,5%). Kemudian, responden yang memberikan jawaban paling banyak ragu-ragu terdapat pada soal no. 2 sebanyak 19 orang (55,9%) sedangkan responden yang memberikan sedikit jawaban ragu-ragu terdapat pada soal no. 1 sebanyak 4 orang (11,8%). Responden yang memberikan jawaban tidak setuju paling banyak terdapat


(43)

pada soal no. 6 sebanyak 15 orang (44,1%) sedangkan responden yang memberikan paling sedikit jawaban tidak setuju terdapat pada soal no.1 yaitu tidak ada.

Tabel 5.4

Distribusi Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Berdasarkan Butir Item Kuesioner “Sikap” di Wilayah Kerja Puskesmas

Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

No Pernyataan

Pilihan jawaban Setuju Ragu-ragu Tidak

setuju

F % F % F %

1 Segera setelah bayi lahir ibu sudah harus menyusui bayinya

30 88,2 4 11,8 0 0 2 Ibu tetap memberikan ASInya meskipun masih lelah

setelah proses persalinan

13 38,2 19 55,9 2 5,9 3 Segera setelah terjadi bendungan ASI ibu langsung

menghentikan pemberian ASI pada bayinya

26 76,5 6 17,6 2 5,9 4 Posisi bayi sangat berpengaruh dalam pengeluaran ASI 27 79,5 6 17,6 1 2,9 5 Puting susu sebaiknya dibersihkan dengan air sabun

sebelum dan sesudah menyusui

10 29,4 12 35,3 12 35,3 6 Setelah melahirkan ibu langsung mengenakan BH

yang ketat agar payudaranya tetap kencang

8 23,5 11 32,4 15 44,1 7 Ibu hanya mengompres payudaranya dengan air hangat

jika terjadi bendungan ASI

10 29,4 12 35,3 12 35,3 8 Jika terjadi bendungan ASI, bayi harus disusui mulai

dari payudara yang terkena bendungan ASI

18 52,9 9 26,5 7 20,5 9 Ibu selalu menyusui bayinya tanpa dijadwal sesuai

dengan kebutuhan bayinya

25 73,5 8 23,5 1 2,9 10 Ibu tetap memberikan ASInya walaupun payudaranya

terasa nyeri

19 55,9 12 35,3 3 8,8

Dari 34 orang responden sebagian besar memiliki sikap positif terhadap pencegahan bendungan ASI sebanyak 27 orang (79,4%) dan sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 7 orang (20,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.


(44)

Tabel 5.4

Distribusi Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Positif 27 79,4

Negatif 7 20,6

Total 34 100

A. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo, Medan.

a) Pengetahuan Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas MuliorejoTahun 2011

Pada tabel 5.3 dapat diamati bahwa pengetahuan ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (47,1%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (8,8%).

Hal ini menyatakan bahwa ibu postpartum yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti sudah memperoleh informasi tentang pencegahan bendungan ASI dari berbagai sumber seperti media elektronik, media massa, keluarga, ataupun dari petugas kesehatan. Sedangkan ibu postpartum yang memiliki tingkat pengetahun


(45)

kurang disebabkan oleh kurangnya informasi dan wawasan ibu postpartum yang diperoleh baik dari media elektronik, keluarga, media massa, maupun dari petugas kesehatan.

Menurut Notoatmojdo (2003) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, petugas kesehatan maupun dari media cetak. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sama halnya dengan pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga tingkat pengetahuan ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI.

b) Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011

Pada tabel 5.4 diperoleh data sebagian besar ibu postpartum memiliki sikap positif terhadap pencegahan bendungan ASI sebanyak 27 orang (79,4%) dan sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 7 orang (20,6%).

Menurut peneliti, hal ini menunjukkan bahwa ibu postpartum memiliki sikap positif karena didukung oleh pengetahuan yang baik terhadap pencegahan bendungan ASI. Sedangkan ibu postpartum yang memiliki sikap negatif karena tidak di dukung


(46)

dengan pengetahuan yang baik mengenai pencegahan bendungan ASI. Hal ini dapat dilihat dari responden yang memiliki pengetahuan kurang juga memiliki sikap yang negatif sebanyak 3 orang, sementara responden yang memiliki pengetahuan baik mayoritas juga memiliki sikap yang positif.

Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan penaglaman individu sepanjang perjalanan perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Newcomb (2007, dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2007, hal. 142) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo mayoritas ada pada kategori baik yaitu sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 3 orang (8,8%).

2. Sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo diperoleh sebagian besar memiliki sikap positif yaitu sebanyak 27 orang (79,4%) dan sebagian kecil memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 7 orang (20,6%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap pencegahan bendungan ASI. Saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :


(48)

Pihak tenaga kesehatan diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan tentang cara pemberian ASI yang tepat dan cara mencegah terjadinya bendungan ASI bagi ibu postpartum.

2. Untuk Ibu Postpartum

Tetap menyusui bayinya meskipun sedang mengalami bendungan ASI dan melakukan perawatan yang tepat sesuai anjuran petugas kesehatan.

3. Untuk Peneliti Lainnya

Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan judul yang sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan serta menggunakan sampel yang lebih banyak dan dapat dilakukan di beberapa lokasi serta menggunakan desain yang berbeda.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

Manik, M, Sitohang, N, A, & Asiah,N. 2010. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Tidak dipublikasikan

Manuaba, I, B. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Yogyakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: salemba medika

Pitaloka, A. (2008). Menyusui Bayi Anda. Jakarta: Dian rakyat.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prasetyono, D.S. (2009). ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA press.

Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sibagariang, E. E, Pusmaika, R & Rismalinda (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media.

Sidi, I.P.S., Suradi, R., Masoara, S., Boedihardjo, S.D., & Marnoto, W. (2004). Manajemen Laktasi. Jakarta: Kumpulan Perinatologi Indonesia.

Soetjiningsih, (1997).ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta: EGC.

Sujiyatini., Djanah, N., & Kurniati, A., (2010). Asuhan ibu nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.


(50)

Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L., (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, (Edisi 4). Jakarta: ECG.

Wahyuni,Y. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Fitramaya.

Walsh, V.L. (2008). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: ECG.

Widyastuti, Y, Rahmawati, A & Purwaningrum, E, P. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya.


(51)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FKep USU

Nama mahasiswa: Desriati Sinaga Nama Pembimbing: dr. Sarma N. Lumbanraja,SpOG(K) Nim : 105202025 NIP : 140189059

Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011

tanggal materi Anjuran/saran paraf

pembimbing

15-02-2011 Proposal dan

kuesioner

 Perbaiki proposal dan kuesioner

 Lakukan uji validitas

21-02-2011 Proposal Pebaiki sesuai saran dari dosen penguji I dan II

04-03-2011 Proposal  ACC perbaikan

 Lanjut penelitian

20-04-2011 Hasil penelitian Perbaiki sesuai anjuran dan panduan

04-05-2011 Bab V Perbaiki hasil dan pembahasan

19-05-2011 Bab V, IV dan Abstrak

 Perbaiki Bab VI

 Perbaiki Abstrak 30-05-2011 Abstrak, Bab I, II,

III, IV, V dan VI

ACC untuk sidang


(52)

Lembar persetujuan menjadi responden dan informed consent

Saya yang bernama: Desriati Sinaga adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang „Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011“.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kepada ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya dengan menjawab pertanyaan dengan sukarela, dan jujur dalam menjawab seluruh pertanyaan. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan ibu bebas mengundurkan diri setiap saat jika ibu tidak menginginkan untuk ikut serta dalam penelitian ini. Identitas dan semua informasi yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2010 Responden


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN CONTENT VALIDITY Nama : Desriati Sinaga

Nim : 105102025

Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas telah melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan jumlah kuesioner 20.


(54)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POSTPARTUM TERHADAP PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI Nomor responden:

Diisi oleh peneliti Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini, serta beri tanda silang (X) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi

Umur :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

B. Pertanyaan Pengetahuan

1. Yang dimaksud dengan bendungan ASI yaitu: a. ASI yang tidak pernah keluar

b. Terjadinya bendungan pada payudara yang menyebabkan tersumbatanya aliran ASI

c. Terjadinya infeksi pada payudara

2. Salah satu penyebab terjadinya bendungan ASI yaitu: a. ASI terlalu sedikit

b. Ibu menyusui bayinya kurang dari 5 kali dalam sehari c. Karena infeksi kuman


(55)

3. Bendungan ASI biasanya terjadi pada minggu: a. Pertama setelah melahirkan

b. Ketiga setelah melahirkan c. Keempat setelah melahirkan

4. Salah satu tanda-tanda terjadinya bendungan ASI yaitu: a. Merah meradang

b. Bengkak dan bernanah c. Bengkak dan nyeri tekan

5. Kapan sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayinya: a. Segera setelah melahirkan

b. Setelah ASI yang keluar sudah banyak c. 1 hari setelah melahirkan

6. Segera setelah melahirkan, ASI yang pertama kali kelura sebaiknya: a. Dibuang

b. Langsung diberikan kepada bayinya

c. Dibiarkan sampai ASI yang keluar sudah banyak

7. Apabila ibu mengalami bendungan ASI, yang sebaiknya dilakukan adalah: a. Tetap menyusui bayinya

b. Berhenti menyusui bayinya c. Mengkonsumsi antibiotik


(56)

8. Jika tidak ditangani dengan baik, bendungan ASI dapat menyebabkan: a. Kanker payudara

b. Tumor payudara

c. Demam dan ASI tidak keluar

9. Hal yang sebaiknya dilakukan saat ibu mengalami bendungan ASI yaitu: a. Mengompres payudara dengan air hangat dan diselingi dengan air dingin b. Membungkus payudara dengan kain

c. Mengompres payudara dengan alkohol

10.Sebaiknya perawatan payudara mulai dilakukan saat: a. Dari sebelum melahirkan

b. Sebelum hamil c. Setelah ibu menyusui


(57)

C. Pertanyaan sikap

Beri tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan:

S : Setuju RR : Ragu-Ragu TS : Tidak setuju

No. Pertanyaan S RR TS

1 Segara setelah bayi lahir, ibu sudah harus menyusui bayinya 2 Ibu tetap memberikan ASInya meskipun masih lelah setelah

proses persalinan

3 Segera setelah terjadi bendungan ASI ibu langsung menghentkan pemberian ASI pada bayinya

4 Posisi bayi sangat berpengaruh dalam pengeluaran ASI

5 Puting susu sebaiknya dibersihkan dengan air sabun sebelum dan sesudah menyusui

6 Setelah melahirkan ibu langsung mengenakan BH yang ketat agar payudaranya tetap kencang

7 Ibu hanya mengompres payudaranya dengan air hangat jika terjadi bendungan ASI

8 Jika terjadi bendungan ASI, bayi harus disusui dimulai dari payudara yang terkena bendungan ASI

9 Ibu selalu menyusui bayinya tanpa dijadwal sesuai dengan kebutuhan bayinya

10 Ibu tetap memberikan ASInya walaupun payudaranya terasa nyeri


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

Nama : Desriati Sinaga

NIM : 105102025

Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dalam Karya Tulis Ilmiah.

Medan, Mei 2011 Diuji oleh,

(Drs. Syahrial Isa, S. U,) Nip. 1947 0503 1974 121001


(63)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Desriati Sinaga

Tempat/ Tanggal Lahir : Sipagabu, 25 Februari 1988

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Paider Sinaga

Nama Ibu : Mersi Tumanggor

Anak Ke : 2 ( Dua )

Alamat : Jln. Dr. Jamin Ginting Gang Sumber No. 6 Padang Bulan, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri No. 173482 Panggugunan

2. SLTP Negeri 3 Pakkat Sipagabu

3. SMU Swasta RK Santa Maria Pakkat

4. D-III Akademi Kebidanan Bina Husada Tebing Tinggi Deli


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

Nama : Desriati Sinaga

NIM : 105102025

Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dalam Karya Tulis Ilmiah.

Medan, Mei 2011 Diuji oleh,

(Drs. Syahrial Isa, S. U,) Nip. 1947 0503 1974 121001


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Desriati Sinaga

Tempat/ Tanggal Lahir : Sipagabu, 25 Februari 1988

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Paider Sinaga

Nama Ibu : Mersi Tumanggor

Anak Ke : 2 ( Dua )

Alamat : Jln. Dr. Jamin Ginting Gang Sumber No. 6 Padang Bulan, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri No. 173482 Panggugunan

2. SLTP Negeri 3 Pakkat Sipagabu

3. SMU Swasta RK Santa Maria Pakkat

4. D-III Akademi Kebidanan Bina Husada Tebing Tinggi Deli