6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyatakan suatu masalah yaitu: “Apakah realisasi kebijakan pemberian kredit
mempunyai hubungan dengan peningkatan kemampuan laba perusahaan pada PT. Persero Djakarta Lloyd?”.
C. Kerangka Konseptual
Menurut Soemarso 2002:338 penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan menetapkan suatu
persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo awal piutang pada awal dan akhir periode. Masih menurut Soemarso,
sisi lain dari penjualan kredit adalah timbulnya piutang. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya
hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau jasa lain kepada pihak yang berpiutang. Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai
sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum sebagai piutang. Perbedaan
disebabkan perusahaan telah mengurangkan, dari jumlah piutangnya, penyisihan terhadap piutang-piutang yang tidak akan tertagih.
Memperhatikan kriteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari penjualan kredit
dipastikan tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih uncollectible accounts
expense, beban piutang sangsi bad debts expense, atau beban piutang tak tertagih doubtful accounts expense Warren 2005:395.
Piutang usaha atau wesel tagih menjadi tak tertagih jika tidak ada satupun ketentuan umum yang dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu piutang
atau wesel menjadi tidak tertagih. Jika seorang debitor gagal untuk membayar piutang sesuai kontrak penjualan ataupun weselnya belum dibayar saat jatuh
tempo, tidak berarti bahwa utang-utang tersebut tidak akan dapat tertagih. Penutupan bisnis pelanggan atau gagalnya upaya penagihan setelah dilakukan
Universitas Sumatera Utara
7 beberapa kali usaha adalah petunjuk lain tidak tertagihnya sebagian atau seluruh
piutang. Aktiva perusahaan harus di kelola dengan efektif dan efisien yaitu dalam
hal perputaran piutang receivable turn over juga memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini menunujukkan berapa lama dalam
setahun suatu perusahaan menerima kembali piutangnya. Semakin cepat piutang berputar menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa kerangka konseptual adalah sebagai berikut:
Sumber : Nisrayni, 2008 diolah
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian