- Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan
pajak Rp 5.000.000,00
- Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
Rp 0,00 -
- Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak
Rp 5.000.000,00
Berdasarkan ketentuan ini Menteri Keuangan diberikan wewenang untuk mengubah besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak dengan
mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan moneter serta perkembangan harga umum objek pajak setiap tahunnya.
D. Sektor pengenaan Pajak
Untuk mempermudah pelaksanannya, administrasi PBB mengelompokkan objek pajak berdasarkan karakteristiknya dalam beberapa sektor yaitu pedesaan,
perkotaan, perhutanan dan pertambangan. 1.
Sektor pedesaan, adalah objek PBB dalam satu wilayah yang memiliki ciri-ciri pedesaan, seperti: sawah, ladang, empang tradisional, dan lain-
lainnya. 2.
Sektor Perkotaan, adalah objek PBB dalam suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri suatu daerah pekotaan, seperti: pemukiman penduduk yang
memiliki fasilitas perkotaan, real estate, komplek pertokoan, industri, perdagangan, dan jasa.
Universitas Sumatera Utara
3. Sektor Perkebunan, adalah objek PBB yang diusahakan dalam bidang
budidaya perkebunan, baik yang diusahakan oleh Badan Usaha Milik NegaraDaerah maupun swasta
4. Sektor Kehutanan, adalah objek PBB dibidang usaha ynag menghasilkan
komoditas hasil hutan, seperti: kayu tebang, rotan, dammar, dan lain- lainnya.
5. Sektor Pertambangan, adalah tambang seperti: emas, batubara, minyak dan
gas bumi dan lain-lain.
E. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang a.
Pengertian. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT adalah surat keputusan
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KP.PBB mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam I satu tahun
pajak. b.
Hak Wajib Pajak 1
Menerima SPPT PBB setiap tahun pajak, setelah menyerahkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP
2 Mendapatkan penjelasan berkaitan dengan ketetapan PBB
3 Mengajukan keberatan danatau pengurangan
4 Mendapatkan Surat Tanda Terima Setoran STTS
Universitas Sumatera Utara
PBB dari BankKantor Pos dan Giro yang tercantum pada SPPT atau Tanda Terima Sementara TTS dari petugas pemungut PBB
Kelurahan Desa yang ditunjuk resmi. c.
Kewajiban Wajib Pajak 1
Mengisi surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP dengan lengkap, benar dan jelas dan menyampaikan ke KP. Pratama, KPPBB,
KP2KP atau KP4 setempat 2
Menandatangani bukti tanda terima SPPT dan mengirimkannya kembali kepada LurahKepala DesaDinas Pendapatan
DaerahKantor penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan untuk diteruskan ke atau Kantor Pelayanan PBB yang menerbitkan
SPPT 3
Melunasi PBB pada tempat yang telah ditentukan. d.
Cara Mendapatkan SPPT 1
Mengambil sendiri di Kantor KelurahanKepala Desadi tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditunjuk
2 Dalam rangka pelayanan, SPPT dapat dikirim melalui Kantor Pos
dan Giro atau diantarkan oleh aparat KelurahanDesa 3
Wajib Pajak dapat menggunakan fasilitas faksimili melalui layanan informasi bebas pulsa 0800-1-722-722
2. Tata Cara Pembayaran PBB Pembayaran dapat dilakukan melalui:
a. Bank atau Kantor Pos dan Giro yang tercantum pada SPPT atau
b. Petugas pemungut PBB KelurahanDesa yang ditunjuk resmi
Universitas Sumatera Utara
c. ATM dan Kounter Teller bank dki untuk OP yang berda di wilayah
Propinsi DKI Jakarta d.
ATM dan Kounter Teller Bank Jatim untuk OP yang berada di wilayah Propinsi Jawa Timur
e. ATM dan Kounter Teller BPD Bali untuk OP yang berada di wilayah
propinsi bali f.
ATM BCA, ATM BII, ATM Bank Nusantara Parahyangan, ATM Mandiri, Bank Bukopin dan Bank Bumi Putera di mana saja untuk
objek pajak seluruh Indonesia.
F. Surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan