Analisis Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN

Tabel diatas menjelaskan selisih antara Rencana Penerimaan PBB Tahun 2008 dengan Realisasi Penerimaan pada Tahun 2008. Pada Tahun 2008 selisih antara Rencana penerimaan dengan Realisasi penerimaan sebesar Rp 7.028.147.231 dengan persentase sebesar 35.4 .

B. Analisis Hasil Penelitian

2. Penentuan NJOP Bumi dan Bangunan Adapun pokok-pokok pertimbangan penentuan Nilai Jual objek Pajak NJOP PBB di Kota Medan selalu diselaraskan dengan kebijaksanaan pemerintah Kotamdya Medan dalam upaya untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, yang mana pertimbangannya adalah sebagai berikut ini: a. Penentuan NJOP Tanah tetap mengacu kepada nilai pasar yang wajar yang berlaku, sedangkan penentuan NJOP Bangunan mengikuti Harga Satuan Biaya Komponen bangunan yang berlaku di Wilayah kota Medan b. Mempertimbangkan faktor-faktor politik dalam negeri yang kurang kondusif, kondisi ekonomi yang tidak stabil dan kemampuan bayar masyarakat. c. Menunjukan hal-hal tersebut diatas, dalam menetapkan NJOP PBB diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Analisis NJOP benar-benar dilaksanakan dengan memperhatikan transaksi jual beli dilapangan dan bukti-bukti pendukung lainnya.  Kepekaan masyarakat terhadap kenaikan harga jualNJOP  Akurasi keseimbangan NJOP dengan wilayah yang bersangkutan.  Mekanisme penyusunan dan perumusan NJOP. Universitas Sumatera Utara  Pengaruh besar kecilnya terhadap BPHTB. Sedangkan Dasar Kebijakan Dalam Menentukan NJOP PBB di Kota Medan adalah : a. Kenaikan NJOP di daerah-daerah tertentu disebabkan antara lain:  Beberapa daerah atau zona mengalami peningkatan kualitas lingkungan, seperti peningkatan sarana dan prasarana yang lebih baik dan memadai.  Adanya beberapa daerah atau zona yang mengalami perubahan manfaat ruang dari perumahan non komersil yang menjadi kegiatan usaha komersil.  Adanya perubahan peruntukan dari tanah kosong menjadi perumahan elit dan pusat bisnis tau komplek pertokoan atau perdagangan.  Objek-objek pajak potensial.  Analisa laporan PPAT menunjukan bahwa harga transaksi jual beli rata-rata lebih tinggi dari NJOP yang telah ditetapkan. b. Beberapa objek pajak zona tertentu dapat diturunkan NJOP nya dengan pertimbangan antara lain:  Zona yang terisolasi karena aksesnya tertutup kawasan industripertokoan  Daerah-daerah rawan banjir.  Objek pajak khusus akibat pecah NJOP.  Kondisi lapangan menunjukan bahwa nilai pasar wajar masih jauh dibawah NJOP yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara c. Apabila NJOP tidak berubah atau tidak disesuaikan, maka:  Potensi pokok ketetapan PBB akan relatif sama dengan tahun sebelumnya.  NJOP sebagai dasar pertimbangan transaksi jual beli yang berkaitan dengan pajak penghasilan PPH dan Bea Perolehan Hak atas Tanah BPHTB kurang dapat dioptimalkan.  Prinsip-prinsip keaadilan dalam pemungutan pajak kurang dirasakan oleh rakyat kecil golongan orang yang berekonomi rendah. 3. Realisasi Penerimaan PBB dari Tahun 2002-2008 Didalam merealisasikan Pajak Bumi dan Bangunan di daerah wilayah kerja KP PBB Pratama Medan belawan, pelaksanaan pemungutannya diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu : a. Yang disebut dengan surat keputusan Bersama SKB yaitu yang mencakup sektor perkotaan. b. Yang disebut dengan P3 Perkebunan, Perhutanan, dan pertambangan. Dalam klasifikasi ini ternyata hanya objek pajak pertambangan yang memberikan target di Kota Medan walaupun luas wilayahnya tidak diketahui secara pasti dan menjadi masukan tak terduga. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rencana tingkat penerimaan dengan realisasinya dari tahun 2002 sampai dengan 2008 tidak pernah mencapai target yang telah ditentukan, hal ini terjadi karena dari rencana tingkat penerimaan KP PBB Pratama Medan Belawan mencetak SPPT yang lebih banyak dari pada Universitas Sumatera Utara realisasinya sehingga menyebabkan tingginya tingkat penerimaan yang ingin dicapai. Akan tetapi dapat kita lihat bahwa dari tahun 2002 sampai dengan 2008 realisasi penerimaan PBB terdapat kenaikan selain itu juga jumlah SPPT yang terealisasi juga terdapat kenaikan. Jadi dapat disimpulkan dengan naiknya Nilai Jual Objek Pajak terhadap bumi tanah dan atau bangunan yang dilakukan dengan menyesuaikannya terhadap perkembangan di daerah objek pajak dapat meningkatkan penerimaan PBB akan tetapi yang menjadi kendalanya adalah kurangnya kepatuhan dan kesadaran dari wajib pajak. Hal ini dibuktikan dari banyak wajib pajak yang tidak menyampaikan SPPT . Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan bangunan adalah “ NJOP ”. NJOP ditentukan perwilayah berdasarkan keputusan kepala kantor wilayah Direktur jendral Pajak dengan terlebih dahulu memperhatikan: a. harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. b. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan telah diketahui harga jualnya. c. Nilai perolehan baru d. Penentuan nilai jual objek pajak pengganti 2. NJOP meliputi nilai jual permukaan bumi tanah, perairan, perdalaman serta laut wilayah Indonesia beserta kekayaan alam yang brda diatasnya maupun di bawahnya, danatau bangunan yang melekat di atasnya. 3. Klasifikasi adalah Pengelompokan nilai jual rata-rata atas permukaan bumi berupa tanah danatau bangunan yang digunakan sebagai pedoman untuk dimudahkan perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang. 4. Objek Pajak yang bersifat khusus adalah objek pajak yang letak, bentuk, peruntukan danatau penggunaanya mempunyai sifat dan kerakteristik khusus. 5. Penentuan NJOP sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan bangunan dapat dilakukan dengan penilaian atas Objek Pajak. Dalam melakukan Universitas Sumatera Utara