Dasar Pengenaan Pajak. TINJAUAN PUSTAKA

C. Dasar Pengenaan Pajak.

1. Dasar Hukumnya a. Pasal 3 ayat 3 Undang-undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang “Pajak Bumi dan Bangunan”, yang dimaksud dengan Nilai jual objek pajak NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi sejara wajar, apabila tidak terjadi transaksi jual beli, maka NJOP dapat ditentukan sebagai berikut:  Melalui perbandingan harga dengan objek lainnya yang jenis  Menghitung nilai perolehan baru objek tersebut  Menghitung nilai objek pengganti b. Pasal 6 ayat 1 Undang-undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah di ubah dengan undang-undang No. 12 Tahun 1994Yang berbunyi “ Dasar Pengenanan Pajak bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Onjek Pajak NJOP”. c. Kep. Menkeu No. 523KMK.041998 tanggal 8 Desember 1998 tentang “Penentuan klasifikasi dan besarnya NJOP sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan”. d. Kep. Direktur Jendral Pajak KEP.533PJ.62000 tanggal 20 Desember 2000 tentang “Petunjuk pelaksanan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek dan subjek PBB dalam rangka pembentukan dan pemeliharaan basis data sistem manajemen informasi objek pajak SISMIOP”. Universitas Sumatera Utara e. Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No. 16PJ.61998 tanggal 30 Desember 1999 tentang”Pengenaan Pajak Bumi dan bangunan”. f. Pasal 3 ayat 3 Undang-undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1994 tentang “PBB adalah pajak objektif sehingga objeknya melekat pada objek pajak bukan subjek pajak”. g. Peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 Tentang “Penentapan besarnya Nilai Jual Kena Pajak untuk penghitungan PBB”. 2. Klasifikasi Objek Pajak dan Bangunan Untuk mempermudah cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan, hasil penilaian baik untuk bumitanah maupun bangunan selanjutnya dilakukan klasifikasi dan digolongkan berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak NJOP per-m 2 , selain itu klasifikasi juga dilakukan mengingat tanah dan bangunan yang beranekaragam jenis dan bentuknya sehingga tidak mungkin untuk disamakan nilainya. Berdasarkan hal tersebut maka Undang-undang memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan untuk mengatur klasifikasi NJOP baik untuk bumi maupun untuk bangunan yang diatur berdasarkan Surat Keputusan Menkeu No. 523KMK.041998 tentang “klasifikasi dan Besarnya nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan PBB”. Klasifikasi terhadap bumi dan bangunan terdiri atas 50 lima puluh klas yang terbagi atas dua kelompok, yaitu A dan B. Sedangkan untuk bangunan terdapat 20 Dua puluh klas yang juga terbagi atas dua kelompok, yaitu A dan B. Universitas Sumatera Utara Adapun Klasifikasi, Penggolongan dan ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi dan Bangunan dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai jual Bumi Kelompok A Klas Penggolongan, Nilai Jual Nilai Permukaan Bumi Tanah RpM 2 1 3.000.000 sd 3.200.000 3.100.000 2 2.850.000 sd 3.000.000 2.925.000 3 2.708.000 sd 2.850.000 2.779.000 4 2.573.000 sd 2.708.000 2.640.000 5 2.444.000 sd 2.573.000 2.508.000 6 2.261.000 sd 2.444.000 2.352.000 7 2.091.000 sd 2.261.000 2.176.000 8 1.934.000 sd 2.091.000 2.013.000 9 1.789.000 sd 1.934.000 1.862.000 10 1.655.000 sd 1.789.000 1.722.000 11 1.490.000 sd 1.655.000 1.573.000 12 1.341.000 sd 1.490.000 1.416.000 13 1.207.000 sd 1.341.000 1.274.000 14 1.086.000 sd 1.207.000 1.147.000 15 977.000 sd 1.086.000 1.032.000 16 855.000 sd 977.000 916.000 17 748.000 sd 855.000 802.000 18 655.000 sd 748.000 702.000 19 573.000 sd 655.000 614.000 20 501.000 sd 573.000 537.000 21 426.000 sd 501.000 464.000 22 362.000 sd 426.000 394.000 23 308.000 sd 362.000 335.000 24 262.000 sd 308.000 285.000 25 223.000 sd 262.000 243.000 26 178.000 sd 223.000 200.000 27 142.000 sd 178.000 160.000 28 114.000 sd 142.000 128.000 29 91.000 sd 114.000 103.000 30 73.000 sd 91.000 82.000 31 55.000 sd 73.000 64.000 32 41.000 sd 55.000 48.000 33 31.000 sd 41.000 36.000 34 23.000 sd 31.000 27.000 35 17.000 sd 23.000 20.000 36 12.000 sd 17.000 14.000 37 8.400 sd 12.000 10.000 38 5.900 sd 8.400 7.150 39 4.100 sd 5.900 5.000 40 2.900 sd 4.100 3.500 41 2.000 sd 2.900 2.450 Universitas Sumatera Utara 42 1.400 sd 2.000 1.700 43 1.050 sd 1.400 1.200 44 760 sd 1.050 910 45 550 sd 760 660 46 410 sd 550 480 47 310 sd 410 350 48 240 sd 310 270 49 170 sd 240 200 50 170 sd 140 Sumber : Seksi Ekstensifikasi KP. PBB Pratama Medan Belawan Table diatas menjelaskan Klasifikasi, Penggolongan Nilai jual terhadap permukaan bumi atau tanah Kelompok A yang terdiri dari 50 lima puluh kelas. Tabel 2.2 Klasifikasi, Penggologan dan Ketentuan Nilai Jual Bumi Kelompok B Klas Penggolongan, Nilai Jual Nilai Permukaan Bumi Tanah RpM 2 1 67.390.000 sd 67.700.000 68.545.000 2 65.120.000 sd 67.390.000 66.255.000 3 62.890.000 sd 65.120.000 64.000.000 4 60.700.000 sd 62.890.000 61.795.000 5 58.550.000 sd 60.700.000 59.625.000 6 56.440.000 sd 58.550.000 57.495.000 7 54.370.000 sd 56.440.000 55.405.000 8 52.340.000 sd 54.370.000 53.355.000 9 50.350.000 sd 52.340.000 51.345.000 10 48.400.000 sd 50.350.000 49.375.000 11 46.490.000 sd 48.400.000 47.445.000 12 44.620.000 sd 46.490.000 45.555.000 13 42.790.000 sd 44.620.000 43.705.000 14 41.000.000 sd 42.790.000 41.895.000 15 39.250.000 sd 41.000.000 40.125.000 16 37.540.000 sd 39.250.000 38.395.000 17 35.870.000 sd 37.540.000 36.705.000 18 34.240.000 sd 35.540.000 35.055.000 19 32.650.000 sd 35.870.000 33.445.000 20 31.100.000 sd 34.240.000 31.875.000 21 29.590.000 sd 32.650.000 30.345.000 22 28.120.000 sd 31.100.000 28.855.000 23 26.690.000 sd 29.590.000 25.995.000 24 25.300.000 sd 28.120.000 24.625.000 25 23.950.000 sd 26.690.000 23.295.000 26 22.640.000 sd 25.300.000 22.005.000 Universitas Sumatera Utara 27 21.370.000 sd 23.950.000 20.755.000 28 20.140.000 sd 22.640.000 19.545.000 29 18.950.000 sd 21.370.000 18.375.000 30 17.800.000 sd 20.140.000 17.245.000 31 16.690.000 sd 18.950.000 16.155.000 32 15.620.000 sd 17.800.000 15.105.000 33 14.590.000 sd 16.690.000 14.095.000 34 13.600.000 sd 15.620.000 13.125.000 35 12.650.000 sd 14.590.000 12.195.000 36 11.740.000 sd 13.600.000 11.305.000 37 10.870.000 sd 12.650.000 10.455.000 38 10.040.000 sd 11.740.000 9.645.000 39 9.050.000 sd 10.870.000 8.875.000 40 8.500.000 sd 10.040.000 8.875.000 41 7.790.000 sd 9.250.000 8.145.000 42 7.120.000 sd 8.500.000 7.455.000 43 6.490.000 sd 7.790.000 6.805.000 44 5.900.000 sd 7.120.000 6.195.000 45 5.350.000 sd 63.490.000 5.625.000 46 4.840.000 sd 5.350.000 5.095.000 47 4.370.000 sd 4.840.000 4.605.000 48 3.940.000 sd 4.370.000 4.155.000 49 3.550.000 sd 3.940.000 3.745.000 50 3.200.000 sd 3.550.000 3.375.000 Sumber : Seksi Ekstensifikasi KP. PBB Pratama Medan Belawan Tabel diatas menjelaskan Klasifikasi, Penggolongan Nilai jual terhadap permukaan bumi atau tanah Kelompok B yang terdiri dari 50 lima puluh kelas. Tabel 2.3 Klasifikasi, Penggologan dan Ketentuan Nilai Bangunan Kelompok A Klas Penggolongan, Nilai Jual Nilai jual Bangunan RpM2 RpM 2 1 1.034.000 sd 1.366.000 1.200.000 2 902.000 sd 1.034.000 968.000 3 744.000 sd 902.000 823.000 4 656.000 sd 744.000 700.000 5 534.000 sd 656.000 595.000 6 476.000 sd 534.000 505.000 7 382.000 sd 476.000 429.000 8 348.000 sd 382.000 365.000 9 272.000 sd 348.000 310.000 10 256.000 sd 272.000 264.000 11 194.000 sd 264.000 225.000 12 188.000 sd 194.000 191.000 13 136.000 sd 188.000 162.000 14 128.000 sd 136.000 132.000 Universitas Sumatera Utara 15 104.000 sd 128.000 116.000 16 92.000 sd 104.000 98.000 17 74.000 sd 92.000 83.000 18 68.000 sd 74.000 72.000 19 52.000 sd 68.000 60.000 20 52.000 sd 50.000 Sumber : Seksi Ekstensifikasi KP. PBB Pratama Medan Belawan Tabel diatas menjelaskan Klasifikasi, Penggolongan Nilai jual terhadap bangunan Kelompok A yang terdiri dari 20 dua puluh kelas. Tabel 2.4 Klasifikasi, Penggologan dan Ketentuan Nilai Bangunan Kelompok B Klas Penggolongan, Nilai Jual Nilai jual Bangunan RpM2 RpM 2 1 14.700.000 sd 15.800.000 15.250.000 2 13.600.000 sd 14.700.000 14.150.000 3 12.550.000 sd 13.600.000 13.075.000 4 11.550.000 sd 12.550.000 12.050.000 5 10.600.000 sd 11.550.000 11.075.000 6 9.700.000 sd 10.600.000 10.150.000 7 8.850.000 sd 9.700.000 9.275.000 8 8.050.000 sd 8.850.000 8.450.000 9 7.300.000 sd 8.050.000 7..675.000 10 6.600.000 sd 7.300.000 6.950.000 11 5.850.000 sd 6.600.000 6.225.000 12 5.150.000 sd 5.850.000 5.500.000 13 4.500.000 sd 5.150.000 4.825.000 14 3.900.000 sd 4.500.000 4.200.000 15 3.350.000 sd 3.900.000 3.625.000 16 2.850.000 sd 3.350.000 3.100.000 17 2.400.000 sd 2.850.000 2.625.000 18 2.000.000 sd 2.400.000 2.200.000 19 1.666.000 sd 2.000.000 1.833.000 20 1.366.000 sd 1.666.000 1.516.000 Sumber : Seksi Ekstensifikasi KP. PBB Pratama Medan Belawan Tabel diatas menjelaskan Klasifikasi, Penggolongan Nilai jual terhadap bangunan Kelompok B yang terdiri dari 20 dua puluh kelas. Universitas Sumatera Utara 3. Penentuan Besarnya NJOP Dasar pengenaan pajak dalam pajak bumi dan bangunan adalah nilai jual objek pajak NJOP yang besarnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setiap tiga tahun. Nilai jual objek pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi sejara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, nilai jual objek pajak ditetapkan melaui perbandinagn harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru nilai jual objek pajak pengganti. Penentuan besarnya nilai jual objek pajak dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Data Pasar Market Data Approach Pendekatan data pasar dapat dilakukan dengan cara membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan objek pajak lainnya yang jenis yang sudah diketahui harga pasarnya dengan melakukan penyesuaian yang dipandang perlu. Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam penerapan pendekatan ini adalah tersedianya data jual beli atau harga sewa yang wajar. Pendekatan data pasar terutama diterapkan untuk menentukan NJOP bumi dan untuk objek tertentu dapat pula dipakai untuk menentukan NJOP bangunan. b. Pendekatan Biaya Cost Approach Pendekatan biaya digunakan untuk menentukan NJOP bangunan yang dilakukan dengan cara menghitung semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru dari objek bersangkutan reproduction cost new dikurangi dengan penyusutan. Perkiraan biaya dihitung dari setiap komponen utama bangunan, material, dan fasilitas lainnya. Pada saat ini, Universitas Sumatera Utara pendekatan biaya dipergunakan untuk menentukan NJOP bangunan dengan menggunakan program komputer. c. Pendekatan Pendapatan Income Approach Pendekatan kapitalisasi pendapatan dilakukan dengan cara menghitung atau memproyeksikan seluruh pendapatan sewa atau penjualan dalam satu tahun dari suatu objek dikurangi dengan biaya operasi selanjutnya dikapitalisasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Pendekatan ini pada umumnya digunakan khusus untuk objek komersil yang dibangun untuk menghasilkan pendapatan, seperti : hotel, apartemen, perkantoran, pelabuhan udara dan laut, tempat rekreasi, dan sebagainya. Dalam Penentuan NJOP, pendekatan ini dipakai juga sebagai alat penguji terhadap nilai yang dihasilkan dengan pendekatan ini. Mengingat jumlah objek pajak yang sangat banyak dan menyebar diseluruh wilayah Indonesia, sedangkan dilain pihak jumlah tenaga penilai yang tersedia sangat terbatas, maka pelaksanan dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu: a. Penilaian massal Dalam sistem ini NJOP bumi dihitung berdasarkan nilai indikasi rata- rata NIR yang terdapat pada setiap zona nilai tanah ZNT, sedangkan untuk NJOP bangunan dihitung berdasarkan daftar biaya komponen bangunan DBKB. Perhitungan penilaian missal dilakukan dengan menggunakan program computer kontruksi umum Computer Assisted Valuation CAV. Universitas Sumatera Utara b. Penilaian Individual Penilaian individual diterapkan untuk objek pajak umum yang bernilai tinggi tertentu, baik objek pajak khusus, ataupun objek pajak umum yang telah dinilai dengan CAV namun hasilnya tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan aplikasi program. Proses penilaian adalah dengan memperhitungkan seluruh karakteristik dari objek pajak tersebut. Dalam penilaian individual, pelaksanaan pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP dan lampiran SPOP LSPOP serta lembar kerja objek khusus LKOK untuk data tambahan atau informasi tambahan. Besarnya nilai jual objek pajak juga ditentukan atas klasifikasi terhadap objek pajak yang terdiri dari atas bidang perkebunan, perhutanan, pertambangan, perkotaan dan pedesaan. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Klasifiakasi dan besarnya NJOP Bumi dan Bangunan a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan klasifikasi bumi dan bangunan Dalam menentukan klasifikasi bumitanah harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:  Letak  Peruntukan  Pemanfaatan  Kondisi lingkungan dan lain-lainnya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan dalam menentukan klasifikasi untuk bangunan harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:  Bahan yang di gunakan  Rekayasa  Letak  Kondisi lingkungan dan lain-lainnya. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya NJOP untuk bumi dan bangunan Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya NJOP untuk bumitanah adalah sebagai berikut:  LokasiLetak  Aksesibilitas, jarak kejalan raya  Penggunaan tanah  Evaluasi, tinggi rendah dari permukaan jalan  Bentuk Tanah  Luas tanah  Jenis hak atas tanah  Lingkungan sekitar  Lebar depan, terutama untuk objek komersil. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya NJOP untuk bangunan adalah:  Komponen bangunan  Jenis kontruksi  Fasilitas bangunan Universitas Sumatera Utara  Jenis penggunaan bangunan DPB  Letaklingkungan sekitar 5. Perhitungan besarnya PBB terhutang Untuk setiap Wajib Pajak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar Rp. 8.000.000,00 delapan juta rupiah. Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, yang diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu Objek Pajak yang nilainya terbesar, sedangkan Objek Pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak. Contoh : 1. Seorang Wajib Pajak hanya mempunyai Objek Pajak berupa bumi dengan nilai sebagai berikut : - Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 3.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp. 8.000.000,00 Karena Nilai Jual Objek Pajak berada dibawah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, maka Objek Pajak tersebut tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua Objek Pajak berupa bumi dan bangunan masing-masing di Desa A dan di Desa B dengan nilai sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Desa A. - Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 8.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 5.000.000,00 Nilai jual Objek Pajak Untuk Penghitungan Pajak : - Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp 8.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp 5.000.000,00 + - Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak Rp 13.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 8.000.000,00 - - Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak Rp 5.000.000,00 b. Desa B. - Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 5.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 3.000.000,00 Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak : Universitas Sumatera Utara - Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp 5.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp 3.000.000,00 + - Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak Rp 8.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 0,00 - - Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak Rp 8.000,000,00 Untuk Objek Pajak di Desa B, tidak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar Rp.8.000.000,00 delapan juta rupiah, karena Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak telah diberikan untuk Objek Pajak yang berada di Desa A. 3. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua objek Pajak berupa bumi dan bangunan pada satu Desa C dengan nilai sebagai berikut : a. Objek I. - Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 4.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 2.000.000,00 Universitas Sumatera Utara Nilai jual Objek Pajak Untuk Penghitungan Pajak : - Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp 4.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp 2.000.000,00 + - Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak Rp 6.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 8.000.000,00 Karena Nilai Jual Objek Pajak berada dibawah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, maka Objek Pajak tersebut tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan. b. Objek II. - Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 4.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 1.000.000,00 Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak : - Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp 4.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp 1.000.000,00 + Universitas Sumatera Utara - Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak Rp 5.000.000,00 - Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 0,00 - - Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak Rp 5.000.000,00 Berdasarkan ketentuan ini Menteri Keuangan diberikan wewenang untuk mengubah besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan moneter serta perkembangan harga umum objek pajak setiap tahunnya.

D. Sektor pengenaan Pajak