ANALISIS NON-LINEAR PADA STRUKTUR BERTINGKAT

2.4.3 ANALISIS NON-LINEAR PADA STRUKTUR BERTINGKAT

Metode ini hampir sama dengan analisis nonlinear tidak bertingkat ,juga menggunakan Metode β-Newmark . Tetapi perbedaannya adalah persamaan 2.4.6 dan persamaan 2.4.7 ditulis dalam bentuk vektor, yaitu : { } 1 + i b t d = { } { } { } [ ] i i b i b i b t t d t d t d ∆ + − + +1 1      γ γ 2.4.14 { } 1 + i b t d = { } + i b t d { } i b t d i t ∆ + { } { } 2 1 2 1 i i b i b t t d t d ∆     +       − + β β  2.4.15 Persamaan di atas dapat dikonversikan ke bentuk persamaan kesetimbangan, dan disederhanakan menjadi : [ ] { } [ ] { } { } { } [ ] { } { } { } =       ∆ ∆ + ∆ + ∆ + + ∆ ∆ + + ∆ + + + 2 1 2 1 1 2 1 1 i i b i i b i i b b i i b i b b i b t t t d t t d t t d K t t d t d C t d M β α γ      [ ] { } [ ] { } [ ] { } 1 1 1 + + = ∆ − ∆ − ∆ ∑ i t i k N k k i b b t d M t d M t d K     α [ ] { } { } R t d M t d i b t i gz ∆ − ∆ − +    sgn 1 µ 2.4.16 Untuk mendapatkan kesetimbangan percepatan yang tidak diketahui, maka digunakan : { } [ ] [ ] { } [ ] { } [ ] { } [ ] { } [ ] { } { }           ∆ + ∆ + ∆ + ∆ + + − = ∆ + + + + − + ∑ R t d M t d t d M t d M D K D C t K t d i b t i gz i g t N k i k k b b i i b      sgn 1 1 1 1 2 1 1 1 µ 2.4.17 Persamaan di atas masih sebuah fungsi dari percepatan struktur yang masih belum diketahui. Oleh karena itu, persamaan 2.4.30 harus dikerjakan secara serempak dengan persamaan lain. Persamaan dari gerakan oleh struktur adalah persamaan yang kedua yang bergantung pada keduanya. Apabila struktur diasumsikan untuk mempertahankan respon elastis, menjadi : { } [ ] { } [ ] { } [ ] { } [ ] g u b u u un u un un u d z z diag z diag z      α λ ω ω ξ + = + + 2 2 2.4.31 Universitas Sumatera Utara Dimana : [ ] [ ] [ ][ ] b uc T u u M Φ Φ − = λ 2.4.18 [ ] [ ] [ ] uc T u u M Φ − = α 2.4.19 Sehingga persamaannya menjadi : [ ] { } [ ] [ ][ ] { } [ ] { } b u b b uc T u b u d z M z       α λ = Φ Φ − = 2.4.20 Dengan mensubsitusikan persamaan 2.4.34 ke persamaan 2.4.31,maka didapat: { } [ ] { } [ ] { } [ ] { } [ ] { } g u b u u un u un un u d d z diag z diag z        α α ω ω ξ + = + + 2 2 2.4.21 Akselerogram gempa yang ditinjau dalam analisis respons dinamik linier dan non-linier riwayat waktu, harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan seismotektoniknya dengan lokasi tempat struktur bangunan gedung yang ditinjau berada. Untuk mengurangi ketidak-pastian mengenai kondisi lokasi ini, paling sedikit harus ditinjau empat buah akselerogram dari empat gempa yang berbeda, salah satunya harus diambil akselerogram Gempa El-centro N-S yang telah direkam pada tanggal 15 mei 1940 di California. Perbedaan keempat akselerogram tersebut harus ditunjukkan dengan nilai maksimum absolut koefisien korelasi silang antara satu akselerogram terhadap lainnya yang lebih kecil daripada 10. Berhubung gerakan tanah akibat gempa pada suatu lokasi tidak mungkin dapat diperkirakan dengan tepat, maka sebagai gempa masukan dapat juga dipakai gerakan tanah yang disimulasikan. Parameter-parameter yang menentukan gerakan tanah yang disimulasikan ini antara lain terdiri dari waktu getar predominan tanah, konfigurasi spectrum respons, jangka waktu gerakan dan intensitas gempanya. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS BASE ISOLATOR PADA BANGUNAN

3.1 UMUM

Gempa bumi di Indonesia semakin membuka mata kita betapa pentingnya penerapan teknik bangunan yang dapat meminimalkan efek gempa. Fakta telah menyebutkan,sebagian besar korban gempa akibat tertimpa bangunan. Kita harus memikirkan solusi teknik bangunan serta mengevaluasi dan mensosialisasikan aspek struktur bangunan di daerah rawan gempa. Indonesia yang rawan gempa menuntut perlunya gerakan usaha preventif aktif dalam menghadapi gempa bumi. Gerakan itu selain mengakrabkan masyarakat dengan fenomena gempa bumi juga mencakup hal-hal teknis praktis yang menyangkut signifikansi aplikasi bangunan yang relative tahan gempa. Oleh sebab itu evaluasi total kinerja struktur bangunan sangat penting. Agar memenuhi kriteria keseimbangan antara biaya dan resiko yang dapat diterima, engineered building maupun non-engineered building harus memenuhi beberapa kriteria perencanaan sebagai berikut : Pertama, struktur harus tetap utuh dan mengalami kerusakan yang berarti, pada saat terjadi gempa sedang. Pada kondisi ini struktur diharapkan akan berespons di dalam kondisi elastis. Kedua,komponen non-struktural dari bangunan diperkenankan mengalami kerusakan, tetapi komponen struktural harus tetap utuh pada saat terjadi gempa sedang. Ketiga, pada saat terjadi gempa kuat, komponen struktural dan non struktural diperbolehkan mengalami kerusakan, tetapi struktur bangunan secara keseluruhan tidak boleh runtuh. Agar didapatkan struktur yang kuat terhadap pengaruh gempa tetapi juga ekonomis, perlu dirancang struktur yang berperilaku inelastik pada saat terjadi gempa Universitas Sumatera Utara