Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis .1 Rancangan Analisis

Keterangan: � = Perkembangan Tahun Sekarang � − = Perkembangan Tahun Sebelumnya 2. Analisis Verifikatif Kuantitatif Menurut Sugiyono 2009:31, analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensialinduktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.” Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Andi Supangat 2007:352 , garis regresi adalah:

Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik scatter diagram sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya positif atau negatifnya. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Aset dan Rasio Hutang atas Modal terhadap harga saham. � �� � � = � − � − = + + + � Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen Y dan variabel independen X 1 dan X 2 . Persamaan regresinya sebagai berikut: Dimana: Y = Variabel Terikat Harga Saham = Bilangan Berkonstanta , = Koefisien Arah Garis � = Variabel Bebas � Tingkat Pengembalian Aset Return On Asset � = Variabel Bebas � Rasio Hutang atas Modal Debt To Equity Ratio � = Kesalahan Residual error Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam mencari keabsahan analisis regresi berganda, penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik. Adapun ke empat uji asumsi klasik itu adalah : � − � = − � � −

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen harga saham dan variabel independen Tingkat pengembalian aset dan Rasio Hutang atas Modal mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Menurut Wing Wahyu winarno 2011 : 5.37, untuk pengujian lebih akurat diperlukan alat analisis dan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque- bera. Jarque-bera adalaha uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Rumus yang digunakan adalah : Adapun Ketentuan dalam pengujian Normalitas dalam Eviews dengan menggunakan nilai Koefisien � �− � dan Probabilitasnya, adalah sebagai berikut :  Nilai J-B tidak signifikan lebih kecil dari 2, maka data berdistribusi normal.  Nilai Probabilitas lebih besar dari 5 0,05 maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara independent variable dalam regresi. Jika independent variable berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna yang berarti ada hubungan linear yang “sempurna” pasti diantara beberapa atau semua independent variable dari model regresi. Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah : 1. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Kondisi terjadinya multikolinieritas ditunjukan dengan berbagai informasi berikut: a. Nilai R 2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan. b. Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen, Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana variabel dari setiap gangguan tidak konstan. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity di dalam software eviews 5 for windows. Hasil yang perlu diperhatikan dari Uji ini adalah apabila nilai ObsR-Squared ≥ α=5 dan probability ≥ α=5 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan sebaliknya. Menurut Widarjono 2007:125 : “Pengujian White Heteroskedasticity bertujuan untuk mendeteksi apakah varians dari setiap unsur error term menunjukkan suatu angka yang konstan.” Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut: 1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. 2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

d. Uji Otokorelasi

Masalah serial korelasi timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Masalah ini sering ditemukan apabila menggunakan data time series runtut waktu. Hal ini disebabkan karena eror pada seorang individu cenderung akan mempengaruhi eror pada individu yang sama pada periode berikutnya. Sedangkan cross section masalah serial korelasi jarang terjadi karena eror pada observasi yang berbeda berasal dari individu yang berbeda. Untuk menguji ada tidaknya otokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai statistik Durbin-Watson D-W. Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi. Adapun kriteria Pengujian D-W adalah sebagai beriku : Tabel 3.3 Tabel Uji Durbin-Watson dL dU 2 4-dU 4-dL Tolak Ho, berarti ada otokorelasi positif. Tidak dapat diputuskan Tidak menolak Ho, berarti tidak ada otokorelasi. Tidak dapat diputuskan Tolak Ho, berarti ada otokorelasi Negatif.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Rasio Hutang dan Rasio Penilaian Pasar Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar Di BEI 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Lancar (CR) Terhadap Keuntungan Saham Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode (2009-2014)

0 10 1

Pengaruh Perputaran Piutang dan Rasio Utang Modal Terhadap Pengembalian Atas Aset (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

3 25 65

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 151

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Aset pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

2 12 65

Pengaruh TIngkat Pengembalian Aset dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

1 8 55

Pengaruh Kapitalisasi Pasar dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

1 56 69

PENGARUH RASIO HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014-2016

0 0 13