8
d. Sistem pernapasan
Pada saat hamil pernapasan masih diafragmatik, akan tetapi pergerakan diafragma terbatas saat minggu ke-30 kehamilan sehingga wanita hamil akan
bernapas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, kejadian ini memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen juga akan meningkat.
5
e. Sistem ginjal
Dilatasi yang terjadi akibat otot polos pelvis renalis dan ureter relaks akan meningkatkan kapasitas pelvis renalis dan ureter sehingga kemungkinan
statis urin akan semakin besar. Oleh karena itu, kejadian infeksi traktus urinarius lebih sering terjadi pada saat hamil.
5
Pada saat hamil aliran darah ginjal juga meningkat sampai minggu ke 16 kemudian menurun. Laju filtrasi glomerulus meningkat sampai 60 dan akan
menurun pada 4 minggu terakhir kehamilan.
5
f. Sistem imun
Penurunan reaksi imun pada ibu hamil dapat juga disebabkan oleh human chronic gonadotrophin. Begitu pula IgG, IgA, dan IgM mengalami
penurunan mulai pada minggu ke 10 kehamilan sampai minggu ke 30 dan akan menetap sampai term.
5
2.1.2. Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 14090 mmHg.
b. Epidemiologi
Hipertensi adalah komplikasi dari 5 sampai 7 dari semua kehamilan yang berpengaruh terhadap morbiditas janin.
Di Indonesia prevalensi hipertensi pada kehamilan di Indonesia cukup banyak. Pada riset kesehatan dasar 2007
yang diterbitkan tahun 2012 oleh Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa prevalensi hipertensi pada ibu hamil sebesar 12,7.
6,7
9
c. Faktor risiko
Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah.
1,8
1. Primigravida, primipaternitas
2. Umur yang terlalu ekstrim
3. Riwayat keluarga yang pernah preeklamsiaeklamsia
4. Penyakit ginjal dan hipertensi yang dialami ebelum kehamilan
5. Hiperplasentosis molahidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
hidrops fetalis dll. 6.
Obesitas. d.
Klasifikasi Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committee 7
.
Kategori SistolmmHg
Danatau DiastolmmHg
Normal 120
Dan 80
Prehipertensi 120-139
Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159
Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥160
Atau ≥100
Sumber: Joint National Committee 7,2003.
9
Klasifikasi yang sering dipakai di Indonesia untuk hipertensi dalam kehamilan adalah berdasarkan Report of the National High Blood Pressure
Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2000 yaitu:
1.
Hipertensi kronik
Hipertensi yang timbul sebelum umur 20 minggu kehamilan atau hipertensi yang yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan tetap berlangsung sampai 12 minggu pascapersalinan. 2.
Preeklamsia dan eklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah setelah 20 minggu kehamilan yang disertai proteinuria sedangkan eklamsia adalah
preeklamsia yang disertai dengan kejang danatau koma.
10
3.
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Hipertensi kronik yang disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik yang disertai proteinuria
4.
Hipertensi gestasional
Hipertensi ini biasa disebut transient hypertension. Hipertensi ini timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan menghilang 3 bulan
pascapersalinan atau terdapat tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa
proteinuria.
e. Etiologi
Ada beberapa teori yang yang telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dari beberapa teori ini tidak ada yang mutlak
dianggap paling benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah 1.
Teori kelainan vaskularisasi plasenta Dalam keadaan normal, rahim dan plasenta mendapat suplai darah
dari cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Pembuluh darah tersebut akan menembus miometrium berupa arteri arkuata yang nantinya akan
bercabang menjadi arteri radialis. Selanjutnya akan menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis akan bercabang
menjadi arteri spiralis Gambar 2.1..
1
Selama perkembangan plasenta yang normal, trofoblas menginvasi arterior endometrium uterus dan selanjutnya melakukan pembentukan
kembali arterior ibu menjadi pembuluh darah besar dengan resistensi yang rendah terhadap aliran darah. Sedangkan pada penderita preeklamsia,
arterior ibu tidak berhasil mengalami adaptasi terhadap perubahan tersebut.
11
Pada kehamilan normal, di dalam lapisan otot arteri spiralis terjadi invasi trofoblas yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
selanjutnya arteri spiralis akan dilatasi. Keadaan ini juga terjadi pada jaringan sekitar arteri spiralis yang mengakibatkan distensi dan dilatasi
yang berdampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular,
11
dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan dari janin dapat terjamin. Proses ini disebut
“remodeling arteri spiralis”.
1
Gambar 2.1. Suplai darah pada uterus
Sumber : Shah Dinesh M., 2005.
12
Dalam keadaan hipertensi tidak terjadi invasi sel trofoblas pada lapisan arteri spiralis maupun jaringan yang berada disekitarnya sehingga
tidak memungkinkan untuk terjadinya distensi dan vasodilatasi. Kemudian terjadi penurunan aliran darah uteroplasenta dan terjadinya hipoksia dan
iskemia plasenta. Dengan penyebab yang belum jelas, dan terjadi insufisiensi suplai darah ke plasenta. Selanjutnya menyebabkan plasenta
mengeluarkan berbagai bahan yang memasuki sirkulasi ibu dan menyebabkan gangguan fungsi endotel vaskular, menurunkan aliran darah