Hipertensi Dalam Kehamilan Landasan Teori
11
dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan dari janin dapat terjamin. Proses ini disebut
“remodeling arteri spiralis”.
1
Gambar 2.1. Suplai darah pada uterus
Sumber : Shah Dinesh M., 2005.
12
Dalam keadaan hipertensi tidak terjadi invasi sel trofoblas pada lapisan arteri spiralis maupun jaringan yang berada disekitarnya sehingga
tidak memungkinkan untuk terjadinya distensi dan vasodilatasi. Kemudian terjadi penurunan aliran darah uteroplasenta dan terjadinya hipoksia dan
iskemia plasenta. Dengan penyebab yang belum jelas, dan terjadi insufisiensi suplai darah ke plasenta. Selanjutnya menyebabkan plasenta
mengeluarkan berbagai bahan yang memasuki sirkulasi ibu dan menyebabkan gangguan fungsi endotel vaskular, menurunkan aliran darah
12
ke ginjal, retensi garam yang berlebihan, dan peningkatan tekanan darah.
3,11
Gambar 2.2. Pembuluh darah pada preeklamsia
Sumber: Lindheimer dkk, 2009.
6
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
Iskemia plasenta dan pembentukan oksidanradikal bebas
Sebagaimana proses teori sebelumnya yang menjelaskan terjadinya kegagalan “remodeling arteri spiralis” dengan dampak
iskemia dan hipoksia. Keadaan ini akan menghasilkan oksidan. Salah satu oksidan yang dihasilkan adalah radikal hidroksil yang sangat
toksik. Radikal ini akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak yang dapat
merusak membran sel, nukleus, dan protein pada sel endotel.
1
Selain itu, keadaan ini juga memicu pelepasan factor vasoaktif seperti soluble fms-like tyrosine kinase-1 sFlt-1. Beberapa penelitian
yang menunjukkan bahwa beredarnya sFlt-1 mungkin tanda timbulnya gejala klinis preeklamsia.
13
Keadaan tersebut dapat menyebabkan disfungsi sel endotel vaskular dilseluruh tubuh, termasuk didalamnya ginjal. Ketika terjadi
13
disfungsi endotel maka akan menurunkan pelepasan dari nitrit oksida dan bahan-bahan vasodilator lainnya sehingga terjadi vasokonstriksi,
penurunn laju filtrasi cairan dari glomerulus ke dalam tubulus ginjal, terganggunya natriuresis tekanan oleh ginjal dan timbulnya hipertensi.
Semuanya berlawanan dengan perubahan yang terjadi pada wanita hamil normal.
1,11
Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Ketidak seimbangan oleh oksidan khususnya lemak meningkat dengan antioksidan maka akan mempermudah terjadinya hipertensi.
Radikal bebas ini akan beredar keseluruh tubuh melalui aliran darah dan akan merusak membran sel endotel.
2
Gambar 2.3. Mikroskopik pembuluh darah pada preeklamsia
Sumber: Lindheimer dkk, 2009.
6
Disfungsi endotel
Ketika terjadi disfungsi endotel maka akan terjadi:
1
a. Gangguan metabolisme prostaglandin yaitu menurunkan produksi
prostasiklin PGE2 yang merupakan vasodilator kuat. b.
Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel terjadi kerusakan. Hal ini menyebabkan produksi tromboksan TXA2 lebih banyak.
Tromboksan adalah vasokonstriktor kuat. Pada saat preeklamsia
14
kadar tromboksan lebih dominan dibandingkan kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi.
c. Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus.
d. Peningkatan permeabilitas kapiler.
e. Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor yaitu endotelin.
Kadar NO vasodilatormenurun sedangkan endotelin meningkat. Dengan demikian, peningkatan dari soluble fms-like tyrosine
kinase-1 sFlt-1, TNF- α dan IL-6, angiotensin II type 1 receptor
autoantibodies AT
1
-AA, dan thromboxane TX akan memicu disfungsi endotel dengan penurunan dari nitrit oksida NO dan
peningkatan dari reactive oxygen species ROS and endothelin-1 ET- 1. Kondisi ini akan mengganggu fungsi dari ginjal yang pada akhirnya
memicu terjadinya hipertensi.
13
Gambar 2.4 Iskemia plasenta sampai terjadi hipertensi
Sumber: Bodnar, Lisa M., dkk., 2007.
14
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada kehamilan normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang dianggap asing. Ini dikarenakan adanya HLA-G yang dapat
15
berperang sebagai modulasi respons imun sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi. HLA-G dapat melindungi trofoblas dari lisis oleh Natural
Killer NK ibu. Selain itu, HLA-G juga dapat mendukung invasi dari trofoblas kedalam desidua. Pada preeklamsia terjadi penurunan pada
HLA-G yang menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. akhirnya jaringan desidua susah menjadi lunak dan gembur sehingga arteri spiralis
tidak direnovasi dan akhirnya susah untuk dilatasi.
3,14
Gambar 2.5 peran HLA-G dalam modulasi respon imun
Sumber: Adamova, dkk., 2009.
15
4. Teori defisiensi gizi teori diet
Dari beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa defisiensi gizi juga dapat berperan dalam terjadinya preeklamsia. Ada peneliti yang
menyatakan bahwa mengkonsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati halibut dapat mengurangi risiko preeklamsia. Minyak ikan mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan,
menghambat aktivasi
trombosit, dan
mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
1
Selain itu beberapa peneliti juga telah munghubungkan antara defisiensi vitamin D dengan kejadian preeklamsia. Vitamin D sangat
16
berpengaruh terhadap disfungsi kekebalan tubuh, implantasi plasenta, angiogenesis abnormal,dan peradangan yang berlebihan.
14
Gambar. 2.6 Regulasi dari kalsium plasma dan vitamin D pada preeklamsia
Sumber: Andammori F, Lipoeto NI, dan Yusrawati, 2013.
16
5.
Patologi
Kemungkinan akibat dari gangguan hipertensi sangat banyak, berikut ini akan dibahas mengguakan sitem organ sasaran spesifik.
Dengan kausa utama adalah berkurangnya perfusi uteroplasenta. a.
Perubahan kardiovaskular Perubahan ini berkaitan dengan peningkatan afterload jantung
akibat dari hipertensi. Hemokonsentrasi adalah tanda utama dari
17
preeklamsia. Volume darah yang seharusnya bertambah selama kehamilan
hampir sama
sekali tidak
terjadi dikarenakan
vasokonstriksi generalisata dan diperparah lagi dengan meningkatnya permeabilitas dari vaskular.
17
b. Perubahan hematologis
Perubahan ini terjadi pada sebagian wanita yang mengalami preeklamsia. Dengan kadar plasma sebagian dari faktor pembekuan
bisa menurun dan eritrosit juga mengalami trauma sehingga bentuknya abnormal dan cepat mengalami hemolisis.
17
c. Ginjal
Pada keadaan preeklamsia perfusi dari ginjal dan filtrasi glomerulus berkurang. Konsentrasi asam urat plasma biasanya
meningkat, terutama jika pasien dengan penyakit yang parah. Untuk menegakkan diagnosis preeklamsia harus terdapat proteinuria
≥ 300 mg24 jam atau dipstick 1 +.
17
Pada perempuan hamil normal terdapat peningkatan terhadap rennin, angiotensin dan aldosteron yang diikuti dengan penurunan
terhadap sensitivitas terhadap Ang II. Sebaliknya, pada preeklamsia rennin dan aldosteron mengalami penurunan dan sensitivitas
terhadap ang II meningkat.
18
d. Hati
Pada preeklamsia berat biasanya terjadi perubahan dalam fungsi dan integritas hati.
Dasar perubahan pada organ ini adalah vasospasme, iskemia dan perdarahan. Jika pada sel periportal lobus
perifer terjadi perdarahan maka akan memudahkan terjadinya nekrois sel hepar dan peningkatan pada enzim hepar. Jika menyebar hingga
kapsula hepar maka disebut subkapsular hematoma.
3,17
e. Neurologik
Salah satu manifestasi preeklamsia pada sistem saraf pusat adalah kejang pada eklamsia. Selain itu, jika terjadi spasme arteri
18
retina dan edema retina maka akan mengganggu visus. Jika perubahan neurologik ini semakin parah maka dapat berakibat
perdarahan intrakranial.
3,17