Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian Dan Sistem Penggajian Pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)-Kuala Tanjung

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PENGGAJIAN PADA PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

(INALUM) – KUALA TANJUNG

OLEH :

NAMA : RIZKY SURYA ANDHAYANI NASUTION

NIM : 080522043

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian Dan Sistem Penggajian Pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) – Kuala Tanjung”.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, Juni 2010 Yang membuat pernyataan

Rizky S. A. Nasution NIM.080522043


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil ‘alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemeriksaan Operasional Ats Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)-Kuala Tanjung. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan dan nasehat-nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah memberikan saran dan kritik bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna kepada penulis serta seluruh staf pegawai dan administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak pimpinan dan seluruh Staff dan Pegawai PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) – Kuala Tanjung yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Orangtua yang penulis kasihi Ayahanda H. Surya Dharma Nasution, SH dan Ibunda Hj. Sri Murti Ningsih juga untuk kakak dan adik tersayang Suci Amelya R. Nasution dan Aulia M. Solly Nasution. 7. Yang penulis kasihi Hendarta terima kasih untuk semua kasih sayang,

do’a, perhatian dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dan sahabat-sahabat yang telah banyak membantu bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini khususnya Olivia Nainggolan, Herlin Susanna, Gitta Ferisa, Anju Angelin serta teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembacanya.


(5)

Medan , Juni 2010

Hormat Penulis,

(Rizky S. A. Nasution) NIM : 080522043


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan.

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) – Kuala Tanjung terutama bagian yang menyangkut masalah pegawai dan penggajian.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, teknik observasi dan kepustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian di PT. INALUM sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diterapkan di perusahaan dan dapat pengendalian intern juga sudah berjalan dengan semestinya. Kata Kunci : Pemeriksaan Operasional, Pegawai, Gaji, dan Pengendalian Intern


(7)

ABSTRACT

The objectives of this research is to know how the examination of operational and personnel functions at the company's payroll system.

Object of research in this thesis is PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) - Kuala Tanjung especially the part concerning employee issues and payroll.

Data collection method used is descriptive where data collection is done by using interviews, observation techniques and literature.

Based on the research and discussion shows that the operational audit of the payroll system and personnel functions at PT. INALUM been running well in accordance with the company and can be applied in internal control also has been running properly.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………..i

KATA PENGANTAR……….……….…….…....ii

ABSTRAK……….………..…………...iv

ABSTRACT………v

DAFTAR ISI……….……...vi

DAFTAR TABEL………...……….………...ix

DAFTAR GAMBAR………..……….…..x

DAFTAR LAMPIRAN………..……….…….xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..………...……1

B. Perumusan Masalah……….………...…...3

C. Tujuan Penelitian………...………...…...4

D. Manfaat Penelitian………...4

E. Kerangka Konseptual………...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan…..………..………7

a. Pngertian Pemeriksaan……….………7

b. Jenis Pemeriksaan………8


(9)

a. Pengertian Pemeriksaan Operasional………..……….8

b. Tujuan Pemeriksaan Operasional………9

c. Kriteria Pemeriksaan Operasional……….……….9

d. Tahapan Pemeriksaan Operasional………10

3. Pengendalian Intern ………..11

a. Pengetian Pengendalian Intern………….……….11

b. Unsur-unsur Pengendalian Intern………...11

4. Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian……….13

a. Pengertian Kepegawaian dan Sistem Penggajian………..13

b. Fungsi Dalam SIstem Penggajian………..14

c. Pencatatan Atas Sistem Penggajian………...15

5. Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian………..16

a. Tujuan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian………...……16

b. Prosedur Pemeriksaan OPerasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian……….17

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………...19

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian……….22

B. Jenis Penelitian……….………22


(10)

D. Metode Analisa Data………22

E. Teknik Pengumpulan Data………...23

F. Jadwal Penelitian………...……..….23

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian………....……….25

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan……….25

b. Struktur Organisasi PT.INALUM…………..………36

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian………...42

1. Perencanaan pemeriksaan Operasional………42

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional...……….…42

3. Pelaporan Hasil Pemeriksaan Operasional………..43

4. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Operasional…….44

B. Analisis Hasil Penelitian………..45

a. Pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan Sistem Penggajian………..…………..45

b. Pengendalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian………48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..49


(11)

B. Saran………50

DAFTAR PUSTAKA………...51 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 19


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran 1 StrukturOrganisasi………..

Judul


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan.

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) – Kuala Tanjung terutama bagian yang menyangkut masalah pegawai dan penggajian.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, teknik observasi dan kepustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian di PT. INALUM sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diterapkan di perusahaan dan dapat pengendalian intern juga sudah berjalan dengan semestinya. Kata Kunci : Pemeriksaan Operasional, Pegawai, Gaji, dan Pengendalian Intern


(16)

ABSTRACT

The objectives of this research is to know how the examination of operational and personnel functions at the company's payroll system.

Object of research in this thesis is PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) - Kuala Tanjung especially the part concerning employee issues and payroll.

Data collection method used is descriptive where data collection is done by using interviews, observation techniques and literature.

Based on the research and discussion shows that the operational audit of the payroll system and personnel functions at PT. INALUM been running well in accordance with the company and can be applied in internal control also has been running properly.


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaann sangat membutuhkan peranan Sumber Daya Manusia (SDM). Peranan SDM dalam hal ini sebagai input penting yang biasa disebut pegawai. Dalam hal ini mengandung pengertian orang-orang yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan operasional. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka akan memerlukan banyak pegawai.

Keterlibatan pegawai dalam perusahaan dimulai dari kegiatan perusahaan, yaitu menyusun dan merencanakan tujuan perusahaan yang akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dan pengendaliannya sampai kepada tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Keseluruhan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan hendaknya dilaksanakan secara efektif dan efisien tetapi tidak jarang terjadi penyelewengan dan pemborosan yang mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan.

Jadi dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan tidak akan pernah terlepas dari fungsi kepegawaian dan sistem penggajian. Karena kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain dan merupakan salah satu unsur yang memiliki nilai material dan dapat menimbulkan pemborosan. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin kompleks kegiatan usahanya, ini


(18)

berarti semakin banyak pula tenaga kerja yang terlibat didalamnya. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pemimpin untuk mengendalikan keseluruhan perusahaan seorang diri, sehingga perlu adanya pendelegasian wewenang kepada orang lain. Sebagai gantinya, diperlukan suatu pengendalian untuk menjaga sumber daya perusahaan agar terhindar dari berbagai kesalahan dan kecurangan yang mungkin terjadi. Untuk itulah pengendalian intern dalam perusahaan. Disamping itu pemeriksaan audit juga mempunyai peranan penting didalam perusahaan, karena pemeriksaan audit tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan kegiatan operasi yang ada di perusahaan.

. Tujuan utama yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan melalui kebijakan dan sistem penggajian yang tepat adalah untuk menjamin bahwa perusahaan itu mampu menarik, mempertahankan dan memotivasi pegawai yang berkualitas tinggi . Untuk itu diperlukan konsentrasi khusus dalam menangani masalah kepegawaian. Salah satu masalah kepegawaian yang sangat penting adalah menyangkut sistem pembayaran gaji dan upah karyawan.

Penggajian merupakan kompensasi secara langsung yang diberikan kepada pegawai sebagai balas jasa atas hasil kerja yang talah dilakukan. Pada pelaksanaan pembayaran gaji pegawai harus dilaksanakan secara professional dengan maksud agar terciptanya hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dan karyawan perusahaan. Hal ini dimaksudkan


(19)

agar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan selaras dan seimbang.

Sejak dimulainya kesepakatan antara perusahaan dengan pegawai, dimana karyawan menyetujui untuk memberikan jasanya berupa pengetahuan dan ketrampilannya terhadap kelangsungan hidup perusahaan, sampai pada pemberian kompensasi atas jasa yang telah diberikan. Sistem penggajian mencakup seluruh tahap pemrosesan data penggajian serta pelaporannya yang menunjukkan besarnya kompensasi yang diterima oleh karyawan.

Dari uraian diatas diketahui bahwa pemeriksaan atas fungsi kepegawaian dan system penggajian perlu mendapat perhatian karena menyangkut nilai-nilai material dan sering terjadi kesalahan baik yang isengaja atau pun yang tidak disengaja. Fungsi kepegawaian dan system penggajian dapat ditingkatkan apabila ditunjang dengan suatu system pengendalian yang baik sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat ditekan sekecil mungkin.

Untuk mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi, maka hendaknya dilaksanakan pemeriksaan operasional secara rutin dan diadakan suatu evaluasi sehingga fungsi kepegawaian dan system penggajian dapat berjalan sesuai dengan tujuna yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem


(20)

Penggajian Pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) - Kuala Tanjung “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan?

2. Apakah pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

D. Manfaat Penelitian


(21)

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian.

2. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbanagn dan masukan dalam menjalankan aktivitas usahanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.

E. Kerangka Konseptual

Dalam suatu perusahaan, keberadaan pegawai dan sistem penggajian menjadi bagian terpenting dalam menunjang keberlangsungan hidup suatu perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja dan system penggajian yang tepat kegiatan dalam perusahaan perlu melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan kepegawaian dan sistem penggajian agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Perusahaan juga perlu melakukan pengendalian terhadap seluruh aktivitas operasi karena semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula pengendalian yang dibutuhkan perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila setiap kegatan perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


(22)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Melihat pentingnya fungsi kepegawaian dan system penggajian dalam sebuah perusahaan, maka tanpa merendahkan fungsi lain dalam perusahaan perlu dilakukan pemeriksaan operasional terhadap fungsi kepegawaian dan sistem penggajian untuk dapat mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan system penggajian yang digunakan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

PT Indonesia Asahan

Aluminium (Inalum) Kuala

Tanjung, Asahan

Pemeriksaan Operasional

Fungsi Kepegawaian dan

Sistem Penggajian


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pemeriksaan

a. Pengertian Pemeriksaan

Secara umum pengertian pemeriksaan adalah proses perbandingan antara kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksud disini adalah kenyataan yang ada atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Sedangkan kriteria adalah tolak ukur, yaitu hal yang seharusnya terjadi atau hal yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa.

Menurut Mulyadi (2002 ; 40) , definisi pemeriksaan adalah :

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengvaluassi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain antara pernyataan tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.

Pemeriksaan dilakukan dalam rangka pengendalian suatu kegiatan yang dijalankan oleh suatu unit usaha tertentu. Oleh karena itu, pemeriksaan merupakan bagian dari pengawasan sedangkan pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Suatu pengawasan akan menghasilkan temuan-temuan yang memerlukan tindak lanjut. Apabila keseluruhan tindak lanjut itu dilakksanakan, maka keseluruhan pekerjaan


(24)

tersebut merupakan pengendalian. Akan tetapi bilamana tindak lanjut tidak dilaksanakan maka tetap dinamakan pengawasan.

b. Jenis Pemeriksaan

Alvin A. Arens, Raandel J. Elder dan Mark S. Beasley (2003 ;13-15) dalam bukunya “Auditing And Assurance Services” membedakan jenis pemeriksaan sebagai berikut :

1. Operational Audits (Pemeriksaan Operasional)

Pemeriksaan opersaional adalah salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap prosedur, metode, dan operasi kegiatan suatu entitas untuk menilai efektivitas dan efesiensi kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional diajukan saran-saran / rekomendasi yang ditujukan kepada pihak manajemen peruasahaan. Tujuannya untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan tersebut. Ruang lingkup pemeriksaan operasional tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi saja, melainkan dapat meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi, metode produksi, pemasaran hasil produksi, dan bidang lainnya yang menjadi keahlian pemeriksaan.

2. Compliance Audits ( Pemeriksaan Ketaatan)

Pemeriksaan ketaatan adalah suatu proses pemerikasaan atas ketaatan perusahaan yang berssangkutan terhadap pelaksanaan peraturan, prosedur, kontrak yang ditetapkan oleh pihak berwenang, baik pemerintah maupun manajemen perusahan itu sendiri. Hasil pemeriksaan ketaatan semuanya dilaporkan kepada pimpinan perusahaan.

3. Financial Statement Audits (Pemeriksaan Laporan Keuangan) Pemeriksaan laporan keuangan adalah proses pemeriksaan yang dilakkukan atas laporan suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut dimana criteria yang berlaku adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk Indonesia atau secara internasional dikenal sebagai Generally Accepted Acounting Principles (GAAP).


(25)

2. Pemeriksaan Operasional

a. Pengertian Pemeriksaan Operasional

Menurut Sukirno Agoes dalam bukunya “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”, pengertian pemeriksaan operasional adalah :

“Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu peerusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. (Agoes, 2004:175)”.

b. Tujuan Pemeriksaan Operasional

Tujuan pemeriksaan operasional Sukirno Agoes dalam bukunya “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh kantor Akuntan Publik”, yaitu :

1. Untuk menilai kinerja (performance) dan manajemen dann berbagai fungsi dalam perusahaan.

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia,mesin,dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai apakah efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objectives) yang telah ditetapkan oleh top management. 4. Untuk dapat memeberikan rekomendasi kepada top

management untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan. (Agoes, 2004 : 175)

c. Kriteria Pemeriksaan operasional

Beberapa kriteria pemeriksaan operasional : a) Historical Performance ( Kinerja Masa Lampau)


(26)

Kriteria ini ditentukan berdasarkah hasil yang actual dari periode sebelumnya, untuk mengetahui apakah hasilyang dicapai sekarang menjadi lebih baik atau lebih buruk.

b)Benchmarking or Comparable Performance (Kinerja Perusahaan Sejenis yang Dapat Diperbandingkan)

Kriteria ini ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan lain yang bergerak dibidang industry yang sama.

c) Engineering Standars (Standar Teknik)

Kriteria ini ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti menggunakan time and motion study untuk menentukan tingkat output yang dihasilkan.

d)Discussion and Agreement (Diskusi dan Kesepakatan)

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen dan pihak-pihak yng terlibat dalam pelaksanaan pemeriksaan operasional.

d. Tahapan Pemeriksaan Operasional a) Perencanaan.

Pemeriksaan mengumpulkan informasi mengenai jenis-jenis aktifitas perusahaan itu, sifat dan penting atau tidaknya aktivitas tersebut, dan informasi umum lainnya untuk membantu rencana di bagian awal pemeriksaan.


(27)

b) Program Kerja

Pemeriksa menyiapkkan program pemeriksaan operasional dan rencana kerja untuk pemeriksaan pendahuluan dari setiap ativitas yang akan diperiksa pada tahap perencanaan.

c) Kerja Lapangan

Pemeriksa menganalisa operasi-operasi untuk menentukan tingkat efekktivitas dari manajeman kontrol yang bersangkutan.

d) Pengembangan Temuan dan Rekomendasi e) Laporan

Pemeriksa menyiapkan hasil pelaporan tergantung pada hasil pemeriksaan. Tujuan Laporan ini adalah untuk membawa hasil pemeriksaan untuk diperhatikan oleh orang-orang yang berkepentingan atau bertanggungjawab atas temuan-temuan tersebut.

3. Pengendalian Intern

a. Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu, sebelum auditor melaksanakan pemeriksaan secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas.


(28)

Suatu pengendalian yang efektif dapat dimulai berdasarkan faktor kebijakaan manajemen dalam perusahaan haruslah tetap mengacu kepada hokum dan peraturan. Selain itu pengendalian seharusnya berdasarkan sktruktur daya, pendapatan, pengeluaran, biaya, organisasi haruslah memiliki sistem pengendalian dan prosedur yang baik agar tujuan dari pengendalian.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik yang dikutip oleh Ikatan Akuntan Indonesia, pengertian pengendalian intern adalah :

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tga golongan tujuan berikut ini : (a) keandala pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efesiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku. (IAI, 2001 : 319.2)

b. Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Terdapat lima unsur dasar dalam pengendalian intern yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Lima unsur pengendalian tersebut yaitu :

1) Lingkungan Pengendalian.

Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijaksanaan dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, direktur dan pemilik terhadap pengendalian. Jika manajemen puncak mengganggap pengendalian penting, maka personil lain dalam perusahaan itu akan mengerti dan menanggapi secara seksama


(29)

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Apabila anggota perusahaan mengganggap bahwa pengendalian bukan masalah yang penting bagi manajemen, maka dapat dipastikan bahwa tujuan pengendalian itu tidak akan tercapai secara efektif.

Pengendalian intern dapat berfungsi dengan baik apabila pegawai memiliki kecakapan dan kejujuran dengan kualitas yang diperlukan masing-masing bagian. Dalam hal ini sudah terdapat dalam perusahaan ini dimana calon pegawai harus diseleksi dan dites dengan seksama agar orang-orang yang akan bekerja di perusahaan ini memenuhi syarat, disamping mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, calon pegawai juga mempunyai kepribadian yang menarik, simpatik, dan mempunyai pergaulan yang luas serta berinisiatif dan sanggup mandiri. Setelah diterima diberikan pelatihan sesuai dengan tugas yang akan dilakukannya di dalam perusahaan.

2) Penilaian resiko.

Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi manajemen dan analisis risiko yang relevan untuk penyusunan laporan keuangan sesuai dengan GAAP.

3) Aktivitas pengendalian.

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang termasuk dalam urutan empat komponen, yang membantu memastikan bahwa tindakan perlu diambil untuk mengatasi risiko dalam


(30)

pencapaian objectivies entitas itu. Ada banyak kegiatan pengendalian berpotensi seperti di setiap lembaga.

4) Informasi dan komunikasi.

Tujuan informasi akuntansi entitas dan komunikasi adalah untuk memulai merekam, memproses, dan melaporkan transaksi entitys dan untuk mempertahankan akuntabilitas atas aktiva yang bersangkutan.

5) Pemantauan

Kegiatan pemantauan menangani penilaian yang berkelanjutan atau berkala terhadap kualitas kinerja pengendalian internal oleh manajemen untuk detrmine bahwa kontrol operasi sebagaimana dimaksud dan bahwa mereka yang diubah sesuai dengan perubahan kondisi. Informasi untuk penilaian dan modifikasi berasal dari berbagai sumber, termasuk studi kontrol internal yang telah ada, laporan auditor internal, kecuali melaporkan kegiatan pengendalian, laporan oleh lembaga regulator seperti bank regulasi, umpan balik dari personil operasi dan kepatuhan dari pelanggan tentang biaya penagihan.

4. Fungsi Kepegawain dan Sistem Penggajian

a. Pengertian Kepegawaian dan Sistem Penggajian

Menurut Malayu S. P Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” pengertian pegawai adalah :

Seseorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan yang besarnya telah ditetapkan atau asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi.


(31)

(Malayu S.P Hasibuan,2002 : 41)

Transaksi penggajian merupakan bagian dari siklus kepegawaian yang dimulai dari pengangkatan seorang pegawai dan berakhir dengan pembayaran kepada pegawai atas pekerjaan yang mereka berikan. Pengertian gaji disini meliputi gaji (salary) dan upah (wages).

Pengertiani gaji menurut Mulyadi dalam buku “Auditing” adalah : Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mmpunyai jenjang jabatan manager, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran aras penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayar tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.

(Mulyadi,2001 : 377)

b. Fungsi Dalam Sistem Penggajian

Agar prosedur pengendalian intern atas gaji dapat tercapai diperlukan pemisahan fungsi :

a) Kepegawaian dan Penempatan Pegawai

Bagian Kepegawaian menyediakan sumber yang independen untuk wawancara dan perekrutan pegawai yang cakap. Bagian ini merupakan sumber catatan yang independen untuk verifikasi intern atas gaji. Daari sudut pandang audit, pengendalian intern yang paling penting dalam kepegawaian meliputi metode formal dalam memberitahu petugas pengelola waktu dan penyiapan pembayaran atas gaji pegawai baru, otorisasi inisial dan perubahan periodic atas


(32)

ringkat pembayaran dan tanggal pemutusan hubungan kerja. Pengendalian dalam sistem ini meliputi pemisahan tugas secara khusus dan penyelidikan yang memadai atas kompetensi dan kejujuran pegawai baru.

b) Pengelolaan Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji

Fungsi ini memiliki keputusan utama dalam audit atas penggajian karena langsung mempengaruhi beban gaji untuk periode yang bersangkutan.

Fungsi ini mencakup :

1. Penyiapan kartu absen pegawai

2. Pengikhtisaran dan perhitungan gaji kotor, potongan dan gaji bersih.

3. Penyiapan cek gaji 4. Penyiapan catatan gaji c) Pembayaran Gaji

Pengendalian mencakup pembatasan otorisasi penandatanganan cek kepada pegawai yang bertanggungjawab yang tidak memiliki akses terhadap pengelolaan waktu atau penyiapan pembayaran gaji, distribusi pembayaran gaji oleh seseorang yang tidak terlibat dalam fungsi penggajian lainnya, penyetoran kembali gaji yang tidak diambil.


(33)

d) Penyiapan Surat Pemberitahuan dan Pembayaran Pajak

SPT yang cermat dan tepat waktu diperlukan untuk menghindari sanksi dan tuntutan pidana terhadap perusahaan. Pengendalian yang paling penting dalam penyiapan SPT ini adalah seperangkat kebijakan dengan baik mengindikasikan kapan setiap formulir harus diarsip.

c. Pencatatan Atas Sistem Penggajian

Pencatatan atas sistem penggajian dapat dilakukan pada saat : a) Terhutang

Beban Gaji xxx

Hutang Gaji xxx

Hutang PPh psl 21 xxx

b) Pembayaran

Hutang Gaji xxx

Kas xxx

c) Pembayaran pajak

Hutang PPh psl 21 xxx


(34)

5. Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian

a. Tujuan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian

Tujuan pemeriksaan kepegawaian dan sistem penggajian adalah : 1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang

baik atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian serta sudah berjalan sebagaimana mestinya

2. Untuk memeriksa bahwa tidak terdapat kesalahan dan kecurangan dalam proses kepegawaian dan penggajian.

3. Untuk memastikan bahwa keefektifan pemeriksaaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian telah berjalan dengan baik.

4. Untuk memeriksa apakah sistem penggajian yang ditetapkan sesuai dengan peraturan hak-hak pegawai.

b. Prosedur Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sstem Penggajian

Prosedur pemeriksaan untuk pemeriksaan operasional kepegawaian dan sistem penggajian adalah sebagai berikut :

1. Meminta daftar pegawai dan memeriksa apakah daftar tersebut sesuai dengan jumlah pegawai yang bekerja.


(35)

2. Memeriksa analisis beban kerja pegawai untuk menentukan apakah setiap pegawai telah melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

3. Memeriksa hasil pekerjaan pegawai apakah pegawai telah sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan.

4. Meneliti apakah penerimaan pegawai baru telah sesuai dengan prosedur perusahaan.

5. Dapatkan dan pelajari kriteria penempatan pegawai apakah telah sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.

6. Menelusuri kebijaksanaan yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan.

7. Melihat apakah diklat telah dirancang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

8. Periksa apakah diklat yang diberikan sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan pegawai dalam menjalankan tugasnya.

9. Meminta daftar absensi kehadiran pegawai.

10.Mengamati kehadiran pegawai apakah mereka dating tepat waktu, mereka benar-benar hadir dikantor


(36)

12.Dapatkan dan pelajari ketentuan pemberhentian pegawai atau pension.

13.Periksa apakah hak-hak pension telah diberikan sesuai dengan ketentuan.

14.Menelusuri apakah dana pension telah diberikan sesuai dengan ketentuan.

15.Telusuri apakah perusahaan memiliki jaminan social untuk pegawai.

16.Memeriksa apakah gaji dibayarkan setiap waktu.

17.Melakukan pengawasan terhadap bukti pengambilan gaji.

18.Meminta copy daftar gaji apakah setiap gaji yang diberikan telah diotorisasi dengan benar.

19.Meminta rician daftar gaji untuk satu bulan, bandingkan dengan personnel file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak.

20.Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji, untuk mengetahui apakah ada pegawai yang fiktif.

21.Melakukan dokumentasi atas setiap temuan pemeriksaaan yang diperoleh selama pemeriksaan dan membuat rekomendasi perbaikan.


(37)

22.Membuat laporan hasil pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian.

B. Tinjauan Penelitian terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian. Adapun tinjauan terdahulu tersebut antara lain :

Tabel 2.1 No. Nama Peneliti Nova Anggraini

A Judul Penelitian Audit Operasional Atas Sistem Penggajian Pada PT. Berkatkuria Mitraabadi

Tahun Penelitian 2008

Masalah yang Diteliti Untuk menilai sistem penggajian perubahaan atas pelaksaan kebijakan dan prosedur penggajian yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen, apakah sudah berjalan efektif dan efisien.

Metode Penelitian Menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.


(38)

Hasil Temuan Penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan sistem kebijakan penggajian perusahaan sudah cukup baik, walaupun masih banyak terdapat kelemahan seperti tidak adanya sistem komputer untuk menghitung gaji, telatnya pembayaran gaji dan lain-lain yang ada dalam perusahaan yang perlu diperbaiki agar kegiatan operasional sistem penggajian dapat berjalan efektif dan efisien.

No. Nama Peneliti Tine Novarita

B Judul Penelitian Manfaat Audit Operasional dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Penggajian (Studi Kasus pada PT. Bank MEGA Tbk Bandung)

Tahun Penelitian 2006

Masalah yang Diteliti Adapun masalah yang diteliti oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan audit operasional atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan.

2. Untuk mngetahui efektifitas pelaksanaan pengendalian internal atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan. 3. Untuk mengetahui peranan audit internal atas penggajian

pada perusahaan. Metode Penelitan Deskriptif analitis


(39)

Hasil Temuan Audit Operasional dapat menunjang efektifitas pengendalian internal penggajian

Adapun yang menjadi perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang diteliti penulis yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil tempat penelitian di PT. Indonesia Asahan Aluminium yang berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara Proponsi Sumatera Utara, sekitar 117 km dari kota Medan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian.

C. Jenis Data

1. Data primer, merupakan data yang secara langsung diperoleh dari perusahaan, baik melalui teknik wawancara maupun observasi yang kemudian akan diolah lebih lanjut oleh penulis. Data primer ini juga berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan observasi yang berkaitan dengan fungsi kepegawaian dan sistem penggajian dalam perusahaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dalam dokumen resmi perusahaan, dan akan diperoleh dari laporan manajemen.


(41)

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

E. Teknik dan Pengumpulan Data

1. Teknik observasi, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung tehadap objek penelitian, yaitu pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) - Kuala Tanjung.

2. Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak-pihak perusahaan tersebut. Responden dalam wawancara adalah bagian hubungan masyarakat (public relation), serta staf dan pegawai lainnya yang dianggap dapat memberikan informasi dan masukan data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini, seperti pihak bagian penggajian, dan Human Resources Deveploment.

3. Studi Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengkopian atas data-data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.


(42)

F. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Pengajuan Proposal Skripsi x

Bimbingan Proposal Skripsi x x

Seminar Proposal Skripsi x

Bimbingan dan Penulisan Skripsi

x x

Penyelesaian skripsi x


(43)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkitan Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.

Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang, tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA laik untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.

Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan yang panjang, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belaaas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippo n Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd.,


(44)

Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya untuk penyertaan modal pada perusahaaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas. Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang memebentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukkan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, dididrikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Pebruari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancaarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industry peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.


(45)

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit Listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.

Tenaga Listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto. Dalam acara peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi local. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presdiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.

PLTA PT Inalum terdiri dari :

i. Bendungan Pengatur. Bendungan ini terletak di desa Siruar, 14,6 km dari mulut Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur tinggi permukaan air Danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m.


(46)

ii. PLTA Siguragura. Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam) terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator di dalamnya. Stasiun Pembangkit ini merupakan stasiun pembangkit bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA Siguragura adalah 203 MW.

iii. PLTA Tangga. Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake Dam) yang terletak di Tangga, 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga (Tangga Power Station). Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. Total kapasitas tetap dari PLTA TAngga ini adalah 223MW.

iv. Jaringan Transmisi. Tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu


(47)

induk Kuala Tanjung tegangaannya didistribusikan ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya melalui 2 unit penyearah silicon dengan DC 37 KA dan 800 V.

2. Pabrik Peleburan Aluminium.

INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya diatas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara.

Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI. Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot meninggalkan Kuala Tanjungg menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada tanggal 11 Januari 2008. Produk INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam


(48)

negeri dan digunakan sebagai bahan baku industry hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%.

Proses peleburan aluminium di Kuala Tanjung dilakukan dengan sistem elektrolisa dengan cara mereduksi alumina, menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.

Pabrik Peleburan aluminium di Kuala Tanjung terdiri dari 3 pabrik utama :

a. Pabrik Karbon. Pabrik Karbon memproduksi blok anoda. Pabrik Karbon terdiri dari Pabrik Karbon Mentah, Pabrik Pemanggangan dan Pabrik Penangkalaian Anoda. Di pabrik Karbon Mentah, coke dan hard pitch dicampur dan dibentuk menjadi blok anoda dan dipanggang hingga temperature 1.250 derajat Celcius di Pabrik Pemanggangan Anoda. Kemudian di Pabrik Penangkaian Anoda, sebuah tangkai dipasang ke blo anoda yang sudah dipanggang tadi dengan menggunakan cast iron. Blok anoda berfungsi sebagai elektroda di pabrik Reduksi.

b. Pabrik Reduksi. Pabrik Reduksi terdiri dari 3 bangunan dengan ukuran yang sama. Ada 510 pot di gedung tersebut. Pot tersebut bertipe Prebaked Anode Furnaces (PAF) dengan


(49)

desain 175 KA, namun sudah ditingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 960 derajat Celsius. Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 1,3 ton atau lebih aluminium cair per hari.

c. Pabrik Penuangan. Di Pabrik Penuangan, aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace. Ada 10 unit Holding Furnace di pabrik ini, masing-masing berkapasitas 30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetaan dengan Casting Machiine. Pabrik ini memiliki 7 unit Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing mesin dan menghasilkan 22.7 kg/ingot (batang).

d. Fasilitas Penunjang. Untuk kelancaran operasional pabrik, Perusahaan juga mendirikan beberapa fasilitas pendukung di kedua proyek seperti sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, dimana salah satunya telah diserahkan ke Pemerintah Indonesia pada tahun 1984 untuk kepentingan umum, dan Jalan Penghubung. Kompleks Perumahan untuk karyawan juga dibangun di atas areal 200 ha di Pabrik Peleburan dan 80 ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti mesjid, gereja, Gedung Olah Raga dan Pertemuan, Rumah Sakit, supermarket, kantor pos, Fasilitas olah raga, telekomunikasi, dan lain sebagainya.


(50)

2. Alih Teknologi.

Pembangunan PT Inalum merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra-putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukan alih teknologi dari para kontraktor asing.

Pembangunan PT Inalum membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak staf dan karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staf Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan.

3. Manfaat PT Inalum.

Perusahaan menyadari bahwa kelancaran Pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya (Stakeholder), oleh karena itu, Perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti dalam bidang keagamaan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, olahraga dan kebudayaan, kepemudaan, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baikk dengan masyarakat di sekitarnya.

4. Kinerja Perusahaan i. Produksi.


(51)

Desain produksi aluminium ingot PT Inalum adalah 225.000 ton aluminium per tahun. Namun dengan adanya Technology Improvement yang dilakukan oleh karyawan PT Inalum, kini produksi PT Inalum jauh diatas desain produksinya. Tingkat Efisien penggunaan arus juga meningkatkan hingga lebih dari 92%. Kapisitas produksi aluminium batangan PT Inalum sangat bergantung pada jumlah listrik yang dihasilkan oleh PLTA PT Inalum. Sedangkan PLTA PT Inalum sangat bergantung pada kondisi permukaan air Danau Toba sebagai air utama Sungai Asahan.

ii. Sertifikat dan Penghargaan.

Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT Inalum adalah :

a. Quality Management System (QMS) PT Inalum telah mendapatkan sertifasi Sistem Manajemen MUTU ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing : 1. No. AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA. 2. No. ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan.

b. Environmental Management System (EMS). Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT Inalum telah mendapatkan Sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No. : GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional.


(52)

c. Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja (SMK3). PT Inalum telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005 &2008 (Sertifikat No.: 00351/SE/2004 & No.: 00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

d. PROPER. PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalm Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 2004. 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.

e. International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code. Untuk mendetekdi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan,, PT Inalum telah mendapatkan Sertifikat ISPS Code No.: 02/0161-DV tanggal 3 JUni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

f. Syahwali Awards. Perusahaan juga menerima Syahwali Award tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Indonesia Environmental Management and Information Center (IEMIC).


(53)

Pabrik Peleburan Alluminium disebut juga sebagai Proyek “Listrik Dalam Kaleng”, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listriknya, sebagian besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan.

Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT Inalum, yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 Kv jaringan transmisi. Bahan baku untuk aluminium dibongkar di pelabuhan Inalum dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkan ke dalam tungku reduksi.

Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau punting anoda dan dipanaskan dulu. Material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di Banking Furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke Pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode Assembly.

Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan kkhusus, Anode Transport Caar (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari di dalam pot, putung anoda tersebut diganti


(54)

dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di Pabrik Penangkaian untuk kemudian dipakai lagi.

Didalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine menjadi ingot, beratnya 22.7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.

b. Struktur Organisasi PT. INALUM

Struktur organisasi setiap perusahaan berbeda-beda. Pada PT. INALUM struktur organisasinya berbentuk Garis dan Staff berdasarkan fungsi. Dimana perintah dating dari atasan yang akan disampaikan kepada bawahan.

Dalam struktur organisasi akan terlihat batas-batas pertangungjawaban yang jelas dari setiap bagian serta akan terlihat pula adanya hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya melalui fungsi masing-masing. Untuk mencapai tujuan perusahaan harus benar-benar menunjukkan kerjasama yang baik dari setiap personil yang ada dalam bagian-bagian tersebut. Mengingat banyaknya departemen yang ada dalam organisasi pada PT. INALUM, maka yang akan dibahas hanya bagian-bagian utama dari organisasinya saja. Adapun fungsi, tugas, dan wewenang dari setiap bagian-bagian organisasinya akan dijelaskan sebagai berikut :


(55)

a) RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari :

(1) Rapat Tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September setiap tahun Kalender.

(2) Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham.

b) Hak dan wewenang RUPS adlah mengangkat dan memberhentikan komisaris dan direksi.

2) Komisaris a) Keanggotaan

(1) Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah seorang diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris.

(2) Para anggota komisaris dan presiden komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia.

(3) Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang


(56)

Sahan untuk memberhentikan para anggota komisaris sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang saham.

b) Tugas dan Wewenang

(1) Komisari bertugas engawasi kebijakan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi

(2) Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan.

(3) Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yan disetujui oleh lebih dari satu per dua jumlah angggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3) Direksi (a) Keanggotaan

(1) Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota, diantara seorang sebagai presiden direktur.

(2) Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

(3) Para anggota direksi siangkat dari calon-calon yang diusukan para pemegang saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota direksi harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia.


(57)

(4) Tidak kurang dari 2 (dua) orang anggota direksi termasuk seorang anggota yang dicalonkan oleh pemegang saham Indonesia harus berkebangsaan Indonesia.

(b) Masa jabatan

(1) Para angota direksi untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham. (2) Dalam hal terdapat penambahan anggota direksi, maka masa jabatan

anggota direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemgang Saham menyatakan lain.

4) Presiden direktur

Presiden direktur adalah salah seorang direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan erwenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta mewakili perseroan.

5) Direktur

Direktur adalah anggota direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/fungsi masing-masing seperti dibawah ini :

(a) Umum dan sumber daya manusia (b) Perencanaan dan keuangan (c) Bisnis


(58)

(e) Teknologi peleburan (f) Koordinasi keuangan

6) Divisi

Badan satu orang yang dibentuk/ditugaskan untuk membantu direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh general manager.

7) Departemen

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh senior manager.

8) Seksi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yan telah ditentukan/digariskan oleh departemen masing-masing. Seksi dikepalai Manager.

9) Auditor Internal

Auditor internal merupakan unit organisasiyang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan danpenilaian kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksanaan dan penilaian tersebut kepada presiden direktur. Auditor internal dibawah pengawasan presiden direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, penilian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.


(59)

10)Wakil Manajemen untuk ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 (MR) Management Representative (MR-wakil manajemen) untuk sistem mutu (ISO 9001:2000) dan system lingkungan (ISO14001:2004) diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden direktur.

Tugas dan tanggung jawab wakil manajemen antara lain :

a) Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen mengenai implementasi system mutu dan Sistem Lingkungsn Perusahaan. b) Sebagai penghubung antara perusahaan sengan Badan Sertifikat Sistem

Mutu (ISO 9001:2000) dan Sistem Lingkungan (ISO 14001:2004).

c) Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan Manajemen mengenai implementasi Sistem Mutu dan Sistem Lingkungan tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur Mutu dan Lingkungan.

d) Bertanggung jawab atas fungsi Jaminan Mutu dan Kualitas Lingkungan dengan memeberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur dan/atau direktur terkait.

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian Dan Sistem Penggajian

1. Perencanaan Pemeriksaan Operasional

6. Merencanakan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. 7. Menentukan tim pemeriksaan.


(60)

9. Mempersiapkan dokumen pekerjaan .Menentukan kontak person yang ditentukan oleh Manajer.

10.Membuat jadwal pemeriksaan. 11.Membuat rahasia masalah (jika ada). 12.Membuat laporan audit.

2. Pelakasanaan Pemeriksaan Operasional • Opening Audit

Dalam rapat pembukaan ini manager dan staf manager harus menghadiri rapat pembukaan tersebut karena bagian IIA akan menjelaskan tentang item-item yang telah disediakan yang akan di audit yang terlampir pada lampiran. Waktu dalam pertemuan pada rapat pembukaan ini lebih kurang sekitar setengah jam.

• Pembagian Audit

Dalam hal pembagian audit, harus ada team leader dalam satu bidang dan semua karyawan IIA harus menguasai bidangnya masing-masing.

Audit Final adalah hasil audit setelah diverifikasi sama pimpinan IIA untuk disampaikan ke Presiden Direktur.

Closing meeting

Pada rapat penutupan ini IIA juga mengundang Manager dan Staf Manager yang waktunya telah ditentukan. IIA juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama auditee. Dan juga


(61)

menjelaskan hasil audit dan mengklarisifikasi temuan apabila terdapat ketidaksesuaian, konfirmasikan kepada auditee dan meminta tindakan koreksi serta target penyelesaian serta memberikan saran-saran dan terakhir menutup pertemuan.

3. Pelaporan hasil pemeriksaan operasional

Hasil akhir dari pelaksanaan pemeriksaan operasional berupa laporan tertulis yang ditujukan kepada manajemen. Laporan tersebut merupakan advis pemecahan masalah yang difokuskan pada usaha peningkatan prosedur dan pelaksanaan operasi dan juga ditujukan nilai uang yang dapat dihemat jika dilaksanakan aktivitas yang benar serta peningkatannya. Penulisan laporan hasil pemeriksaan operasional tidak banyak berbeda dari penulisan laporan bermacam-macam audit lainnya, yaitu laporan harus nyata, jelas, bersih, menyeluruh dan persensive. Dalam hasil audit ini biasanya bias ditemukan 5 temuan, tetapi dari ke 5 temuan itu belum tentu diterima oleh pihak auditee, dan setelah melakukan pertemuan disclosing meeting, temuan itu dapat berkurang. Tim auditor juga menjelaskan temuan yang didapat. Dan jika auditee tidak terima mereka akan meminta evidence atau bukti-bukti dokumen. Laporan hasil pemeriksaan operasional ini setelah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris diserahkan kepada Presiden Direktur.


(62)

4. Tindak Lanjut laporan hasil pemeriksaan operasional

Pemeriksaan tindak lanjut terbatas pada kaji ulang atau review tindakan koreksi yang telah atau sedang dilakukan oleh obrik terhadap rekomendasi temuan pemeriksaan, termasuk membandingkannya dengan tindakan yang disarankan atau direkomendir.

a. Sasaran pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan tindak lanjut adalah menilai sejauh mana manajemen telah mengambil langkah tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan.

b. Ruang lingkup pemeriksaan

Ruang lingkup pemerikasaan tindak lanjut adalah semua temuan yang hasil pemeriksaannya telah disepakati tindak lanjutnya antara manajemen dengan auditor, tetapi belum selesai ditindak lanjuti.

c. Kriteria pelaksanaan tindak lanjut :

• Tanggung jawab pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan harus ditetapkan secara jelas.

• Tindakan yang diambil harus sesuai dengan rekomendasi dan mendapat persetujuan oleh pihak yeng berwenang.

• Tindakan harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan pada rencana tindak lanjut. dan sejalan dengan dokumen atau bukti yang real.

Dalam hal tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan operasional ini IIA tidak akan ikut campur mrngenai sanksi yang didapat oleh masing-masing seksi jika


(63)

ditemukan adanya masalah. Dan yang berhak memberikan sanksi tersebut adalah Presiden Direktur.

B. Analisis Hasil Penelitian

a. Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian

Pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dam sistem penggajian yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :

a. Tahap Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan survey pendahuluan terhadap bagian fungsi kepegawaian dan sistem penggajian, dimana auditor mulai mencari data-data apa saja yang akan diaudit dan dalam bentuk tertulis. Auditor juga melakukan wawancara kepada pihak manajemen agar auditor dapat memahami kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Auditor pada bagian IIA ini sebelum melakukan audit sudah diberikan pedoman internal yang telah ada diperusahaan.

b. Tahap pemeriksaan mendalam

Pada tahap ini auditor melakukan studi lapangan, dimana auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan kepegawaian dan penggajian. Auditor juga melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui penyimpangan antara rencana dengan realisasi dalam kepegawaian dan penggajian.


(64)

c. Tahap Pelaporan

Auditor membuat laporan hasil audit yang terdiri dari informasi mengenai objek yang diaudit seta hasil audit mencakup temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dan di tindak lanjuti.

Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian dan sistem penggajian ini telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada didalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian dan sistem penggajian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan sesuai dengan audit program yang telah ditentukan dan dalam penerapan sistem penggajian yang disusun dengan cermat harus ditunjang oleh administrasi yang lancar dan memuaskan. Pelaksanaan proses gaji seluruh karyawan sejak tahun 1981 bersifat secara terpusat (sentralisasi) dengan memakai peralatan computer Main Frame S-350 NEC, pekerjaan tekniknya diproses oleh Electronic Data Processing Data Section (SED). Payroll system adalah salah satu program yang digunakan enyimpan, memproses data pegawai dan gaji seluruh pegawai. Pada PT. Inalum semua pegawai harus melakukan absensi, yang mana absensi ini masih secara manual dan dengan cara ditandatangani karyawan setiap harinya. Dan di awal bulan di input ke HRMS (Human Resources Manajement System). HRMS ini merupakan sistem atau software yang diunakan oleh PT. Inalum. Setelah di input kemudian mencetak


(65)

attendance recap dan overtime recap dan dicetak dan dibuat laporan, bagian SOW membuat hard copy dan dicocokkan kembali dengan HRMS.

Pemeriksaan operasional sistem penggajian juga telah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan dari pihak menajemen yang ada diperusahaan, karena prosedur dari sistem penggajian itu sendiri sudah terkendali dengan baik.

b. Pengedalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya duatu garis otorisasi, juga sudah memilikikebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai dan sudah ditetapkan menggunakan pakaian kerja yang seragam.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisa dan pembahasan yang telah penulis uraikan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan:

1. Dalam hal absensi, perusahaan masih menggunakan absensi secara manual dengan melakukan tanda tangan setiap harinya.

2. Pemeriksaaan operasional juga sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan teori yang ada di buku melalui tahap pendahuluan, tahap pemeriksaan dalam dan tahap pelaporan.

3. Fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan, karena uraian kerja sudah benar dan sudah didistibusikan dengan benar, sudah adanya tindak lanjut atas pegawai yang terlambat dan tidak hadir serta sudah adanya pembayaran gaji melalui Bank BNI dan Bank Mandiri yang membuat lebih efektif dan efisien terhadap waktu.

4. Pada pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah silakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai


(67)

sanksi penyelewengan jam kerja pegawai dan sudah ditetapkan mengggunakan pakaian kerja yang seragam.

B. Saran

Setelah penulis menarik kesimpulan, maka penulis mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan :

1. Sebaiknya perusahan sudah menggunakan kartu absen tersendiri. 2. Sebaiknya perusahaan tetap menjalin kerjasama dengan baik terhadap

Bank BNI dan Mandiri dalam hal sistem penggajian karena memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan dan pihak pribadi. Keuntungan dari pihak perusahaan tersebut adanya efisiensi kerja, sedangkan dari pihak pribadi yaitu pegawai lebih mudah untuk mengambil gaji dan gaji diterima selalu tepat waktu.

3. Sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian yang sudah berjalan sebagaimana mestinya agar keefektivan perusahaan dapat terus berjalan.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasly, Mark S. 2003. Auditing and Assurance

Service, An Integrated Approach. Nineth Edition. Prentice Haal. Englewood Cliffs. New Jersey.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi, Kanaka Puriredja. 2001. Auditing. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertaka Cetakan Kesatu. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

S.P Hasibuan, Malayu.2002.Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara.

Tunggal, Amin Wudjaja. 2004. Audit Operasional (Suatu Pengantar). Harfarindo. Jakarta.

. 2008. Dasar-Dasar Audit Opersaional. Harfarindo. Jakarta.

Widjajanto Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Per-1 Januari 2001. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknis Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi. Medan.


(1)

ditemukan adanya masalah. Dan yang berhak memberikan sanksi tersebut adalah Presiden Direktur.

B. Analisis Hasil Penelitian

a. Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian

Pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dam sistem penggajian yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :

a. Tahap Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan survey pendahuluan terhadap bagian fungsi kepegawaian dan sistem penggajian, dimana auditor mulai mencari data-data apa saja yang akan diaudit dan dalam bentuk tertulis. Auditor juga melakukan wawancara kepada pihak manajemen agar auditor dapat memahami kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Auditor pada bagian IIA ini sebelum melakukan audit sudah diberikan pedoman internal yang telah ada diperusahaan.

b. Tahap pemeriksaan mendalam

Pada tahap ini auditor melakukan studi lapangan, dimana auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan kepegawaian dan penggajian. Auditor juga melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui penyimpangan antara rencana dengan realisasi dalam kepegawaian dan penggajian.


(2)

c. Tahap Pelaporan

Auditor membuat laporan hasil audit yang terdiri dari informasi mengenai objek yang diaudit seta hasil audit mencakup temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dan di tindak lanjuti.

Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian dan sistem penggajian ini telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada didalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian dan sistem penggajian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan sesuai dengan audit program yang telah ditentukan dan dalam penerapan sistem penggajian yang disusun dengan cermat harus ditunjang oleh administrasi yang lancar dan memuaskan. Pelaksanaan proses gaji seluruh karyawan sejak tahun 1981 bersifat secara terpusat (sentralisasi) dengan memakai peralatan computer Main Frame S-350 NEC, pekerjaan tekniknya diproses oleh Electronic Data Processing Data Section (SED). Payroll system adalah salah satu program yang digunakan enyimpan, memproses data pegawai dan gaji seluruh pegawai. Pada PT. Inalum semua pegawai harus melakukan absensi, yang mana absensi ini masih secara manual dan dengan cara ditandatangani karyawan setiap harinya. Dan di awal bulan di input ke HRMS (Human Resources Manajement System). HRMS ini merupakan sistem atau software yang diunakan oleh PT. Inalum. Setelah di input kemudian mencetak


(3)

attendance recap dan overtime recap dan dicetak dan dibuat laporan, bagian SOW membuat hard copy dan dicocokkan kembali dengan HRMS.

Pemeriksaan operasional sistem penggajian juga telah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan dari pihak menajemen yang ada diperusahaan, karena prosedur dari sistem penggajian itu sendiri sudah terkendali dengan baik.

b. Pengedalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya duatu garis otorisasi, juga sudah memilikikebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai dan sudah ditetapkan menggunakan pakaian kerja yang seragam.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisa dan pembahasan yang telah penulis uraikan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan:

1. Dalam hal absensi, perusahaan masih menggunakan absensi secara manual dengan melakukan tanda tangan setiap harinya.

2. Pemeriksaaan operasional juga sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan teori yang ada di buku melalui tahap pendahuluan, tahap pemeriksaan dalam dan tahap pelaporan.

3. Fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan, karena uraian kerja sudah benar dan sudah didistibusikan dengan benar, sudah adanya tindak lanjut atas pegawai yang terlambat dan tidak hadir serta sudah adanya pembayaran gaji melalui Bank BNI dan Bank Mandiri yang membuat lebih efektif dan efisien terhadap waktu.

4. Pada pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah silakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai


(5)

sanksi penyelewengan jam kerja pegawai dan sudah ditetapkan mengggunakan pakaian kerja yang seragam.

B. Saran

Setelah penulis menarik kesimpulan, maka penulis mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan :

1. Sebaiknya perusahan sudah menggunakan kartu absen tersendiri. 2. Sebaiknya perusahaan tetap menjalin kerjasama dengan baik terhadap

Bank BNI dan Mandiri dalam hal sistem penggajian karena memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan dan pihak pribadi. Keuntungan dari pihak perusahaan tersebut adanya efisiensi kerja, sedangkan dari pihak pribadi yaitu pegawai lebih mudah untuk mengambil gaji dan gaji diterima selalu tepat waktu.

3. Sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian yang sudah berjalan sebagaimana mestinya agar keefektivan perusahaan dapat terus berjalan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasly, Mark S. 2003. Auditing and Assurance

Service, An Integrated Approach. Nineth Edition. Prentice Haal. Englewood Cliffs. New Jersey.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi, Kanaka Puriredja. 2001. Auditing. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertaka Cetakan Kesatu. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

S.P Hasibuan, Malayu.2002.Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara.

Tunggal, Amin Wudjaja. 2004. Audit Operasional (Suatu Pengantar). Harfarindo. Jakarta.

. 2008. Dasar-Dasar Audit Opersaional. Harfarindo. Jakarta.

Widjajanto Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Per-1 Januari 2001. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknis Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi. Medan.