Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian Dan Sistem Penggajian Pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

(1)

SKRIPSI

PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PENGGAJIAN

PADA PT. AGUNG SUMATERA SAMUDERA ABADI

OLEH :

Ali Imran Simanjuntak 110522079

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yangn lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan. Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan dengan ketentuan perusahaan. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan atas sistem penggajian terhadap perusahaan. Pada pengendalian intern atas sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai.

Kata Kunci : Pemeriksaan Operasional, Fungsi Kepegawaian, Sistem Penggajian


(3)

ABSTRACT

Operational target of this research is to know officer function and system of pay at company have walked like which have been specified by company.

According to his source. Research data classified as primary data and secondary data. Primary data, or first hand data, is obtained data is direct the than research subject imposed measurement appliciance or aplliance intake of direct data at subject as searched information source. Secondary data both of hand data or is earned by other party, indirect obtained by researcher of subject research of him. Secondary data extant usually documentation data or report data which have made available.

Data analysis that is process related to examination of data by using selected statistical technique, where result of the examination used by adequate evidence to conclude. Method analyse collected by data is writer use descriptive method namely method where data collected, to be compiled, to be interpreted, to be analysed so that give complete description for trouble-shooting faced. From research result can be seen the existence of influence which isn’t it among inspection of operational of officer function to company. Operational control in the case of officer function have was matching with the one which applied by company. Company also make an audit of as according to theory which there is in book, hence in the case of this inspection of officer function have walked effectively because starting from early recruitment to cessation all together have walked pursuant to company. From result of research can be seen the existence of influence which isn’t it of system of pay to company. In the internal control of system of pay at company have walked properly, because have been conducted by observation of physical to officer in working and attedance, existence of observation to intake of officer salary, exitence of an authorization line, also have owned policy concerning sanction deviation of officer office hours.


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEC. Ak, CA Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Keulana Erwin, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat meyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Salbiah M.Si, Ak Selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan riset.


(5)

7. Teristimewa penulis sampaikan penghargaan, rasa hormat dan sayang yang sebesar-besarnya, kepada ayahanda Iriansyah Simanjuntak, SPd dan ibunda Hj. Saudah Batubara, SPd yang telah membesarkan dan menyekolahkan penulis serta memotivasi, dukungan, do’a demi keberhasilan penulis.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2014 Penulis

Ali Imran Simanjuntak


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis ... 5

2.2 Pengertian Pemeriksaan ... 5

2.3 Jenis Audit ... 7

2.3.1 Audit Laporan Keuangan ... 7

2.3.2 Audit Operasional ... 9

2.3.3 Audit Kepatuhan ... 15

2.4 Pemeriksaan Intern ... 16

2.5 Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 20

2.5.1 Fungsi Kepegawaian ... 20

2.5.2 Sistem Penggajian ... 22

2.6 Kerangka Konseptual ... 25

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.8 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Pengumpulan Data ... 31

3.3 Jenis Data ... 33

3.4 Metode Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran UmumPerusahaan ... 36

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 36

4.1.2 Visi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi ... 37

4.1.3 Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi ... 37

4.1.4 Stuktur Organisasi Perusahaan ... 38

4.1.5 Standar Operasional Prosedur ... 39


(7)

4.2 Operasional Sumber Daya Manusia ... 68

4.3 Fungsi Kepegawaian ... 69

4.4 Sistem Penggajian ... 70

4.5 Hasil Kuesioner ... 72

4.6 Progam Audit Internal ... 73

4.7 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 74

4.7.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional ... 74

4.7.2 Komunikasi Hasil Penugasan Audit ... 77

4.7.3 Tindak Lanjut ... 77

4.7.4 Lingkungan Pengendalian ... 77

4.7.5 Penaksiran Resiko ... 78

4.8 Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 78

4.9 Pengendalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(8)

ABSTRAK

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yangn lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan. Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan dengan ketentuan perusahaan. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan atas sistem penggajian terhadap perusahaan. Pada pengendalian intern atas sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai.

Kata Kunci : Pemeriksaan Operasional, Fungsi Kepegawaian, Sistem Penggajian


(9)

ABSTRACT

Operational target of this research is to know officer function and system of pay at company have walked like which have been specified by company.

According to his source. Research data classified as primary data and secondary data. Primary data, or first hand data, is obtained data is direct the than research subject imposed measurement appliciance or aplliance intake of direct data at subject as searched information source. Secondary data both of hand data or is earned by other party, indirect obtained by researcher of subject research of him. Secondary data extant usually documentation data or report data which have made available.

Data analysis that is process related to examination of data by using selected statistical technique, where result of the examination used by adequate evidence to conclude. Method analyse collected by data is writer use descriptive method namely method where data collected, to be compiled, to be interpreted, to be analysed so that give complete description for trouble-shooting faced. From research result can be seen the existence of influence which isn’t it among inspection of operational of officer function to company. Operational control in the case of officer function have was matching with the one which applied by company. Company also make an audit of as according to theory which there is in book, hence in the case of this inspection of officer function have walked effectively because starting from early recruitment to cessation all together have walked pursuant to company. From result of research can be seen the existence of influence which isn’t it of system of pay to company. In the internal control of system of pay at company have walked properly, because have been conducted by observation of physical to officer in working and attedance, existence of observation to intake of officer salary, exitence of an authorization line, also have owned policy concerning sanction deviation of officer office hours.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Arep, Tanjung (2009 : 2) Manusia adalah sesuatu yang tidak akan selesai diperdebatkan dan diperbincangkan dalam suatu organisasi, apapun bentuk organisasi tersebut. Tanpa karyawan, organisasi hanya simbol tanpa arti.

Menurut Hasibuan (2007 : 117) Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya, fisik dan pikiran kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga kantor, perusahaan, dan sebagainya dengan mendapatkan gaji atau upah.

Interaksi sesama teman sekerja kemudian menjadi suatu alat yang berguna untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Dengan bekerja seseorang dilatih untuk memperhatikan tujuan orang lain disamping tujuan pribadinya, sehingga kebutuhan berbagai pihak akan terpuaskan. Pada dasarnya kepuasan akan tercapai apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan pribadinya.

Dari uraian di atas tampak bahwa perusahaan, sebagai organisasi maupun sebagai tempat bekerja, menjanjikan berbagai kepuasan kepada anggotanya, selama tujuan individu dan tujuan perusahaan dapat dipertemukan. Karyawan membutuhkan rasa aman dengan menjalankan segala tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya.


(11)

Apabila uraian di atas diperhatikan secara seksama, tampak seolah-olah hanya karyawan saja yang membutuhkan perusahaan tempat bekerja untuk memenuhi kebutuhan individunya. Pada dasarnya tidak demikian. Perusahaan dan karyawannya saling membutuhkan. Tujuan perusahaan mungkin tercapai apabila karyawan yang bekerja mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pengertian gaji menurut Mulyadi (2008 : 373) adalah “pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan.”

Menurut Hasibuan (2002 : 118) menyatakan bahwa “Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.”

Gaji tidak bisa dipisahkan dengan produktivitas. Produktivitas sangat erat kaitannya dengan gaji. Jika produktivitas tinggi, maka gaji yang diberikan juga tinggi. Dengan tingginya gaji, maka produktivitas menjadi lebih tinggi lagi. Sebaliknya, jika produktivitas rendah, maka gaji yang diberikan juga rendah.

Tujuan utama yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan melalui kebijakan dan sistem penggajian yang tepat adalah untuk menjamin bahwa perusahaan itu mampu menarik, mempertahankan dan memotivasi pegawai yang berkualitas tinggi. Untuk itu diperlukan konsentrasi khusus dalam menangani masalah kepegawaian. Salah satu masalah kepegawaian yang sangat penting adalah menyangkut sistem pembayaran gaji dan upah karyawan.


(12)

Untuk mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi, maka hendaknya dilaksanakan pemeriksaan operasional secara rutin dan diadakan suatu evaluasi sehingga fungsi kepegawaian dan sistem penggajian dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul

“Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2. Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu agar hasil dari penelitian

dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh perusahaan sebagai referensi dasar untuk mengambil kebijakan/keputusan yang


(13)

berhubungan dengan sistem penerimaa karyawan dan sistem penggajian.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis serta menjadi bahan masukan jika dikemudian hari penulis diminta memberikan pendapat berkaitan dengan pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. 2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan saran dan masukan dalam membuat keputusan terkait dengan sistem kepegawaian dan sistem penggajian agar berjalan dengan baik.

3. Bagi Akademik

Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori yang telah di dapat dari mata kuliah yang telah diterima ke dalam penelitian yang sebenarnya.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

Dalam landasan teoritis akan dibahas lebih lanjut mengenai Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian. Penjabaran teori yang melandasi penelitian ini dengan tambahan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.

2.2. Pengertian Pemeriksaan

Board of Directors IIA (2009) memberikan definisi baru audit internal sebagai berikut :

Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menetapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan pengendalian dan pengelolaan organisasi.

Sebagai ilmu pengetahuan, definisi auditing sendiri telah dirumuskan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Arens, et al (2008:4) yang diterjemahkan oleh Gina Gania, yaitu “auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”


(15)

Sedangkan pengertian auditing menurut Ely dan Siti (2010 : 14) menyatakan bahwa : “auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”

Agoes (2004) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Arens (2003) mendefinisikan auditing sebagai proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Boynton et.al (2002) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(16)

2.3. Jenis Audit

Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amin Abadi Jusuf dalam buku jasa audit dan assurance (2011 : 16) yang telah diterjemahkan oleh Desi Fitriani, mengemukakan tiga jenis audit, yaitu audit laporan keuangan , audit operasional, dan audit kepatuhan.

2.3.1. Audit Laporan Keuangan

Menurut William C. Boynton, Raymon N Johnson dan Walter G. Kell yang diterjemahkan oleh Budi S. I (2003 : 7) audit laporan keuangan mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Menurut Yusuf (2001 : 6) menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk jasa astestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi peryataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.

Menurut Boynton dan Kell (2003)

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :

1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit

2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus 3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan


(17)

4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

Dalam PSA no. 02 (IAI, 2001 : 110.1) dinyatakan bahwa :

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia.

Menurut Mulyadi (2002) di dalam laporan keuangan dapat terjadi kemungkinan adanya “information risk”, resiko ini menunjukkan kemungkinan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha tidak tepat. Resiko informasi tersebut disebabkan karena adanya kemungkinan tidak akuratnya laporan keuangan organisasi yang bersangkutan.

Menurut Mulyadi (2002) dalam bukunya :

Kondisi masyarakat yang kompleks menjadi penyebab terdapat kemungkinan pengambil keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan. Penyebab information risk tersebut adalah :

a. Jauhnya sumber informasi

Informasi yang diperoleh pengambil keputusan sulit didapatkan secara langsung dari partner usaha, biasanya diperoleh dari pihak lain, hal ini akan menimbulkan ketidaktepatan informasi. Keterbatasan akses terhadap data akuntansi bagi pemakai laporan keuangan meliputi kendala waktu, ketelitian dan tenaga. Pemakai laporan keuangan kemudian lebih mempercayakan kepada pihak auditor independen untuk memeriksa laporan keuangan.

b. Motif penyedia informasi

Adanya motif tertentu pihak penyedia informasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyajian informasinya. Penyebab dari hal ini adalah karena adanya kepercayaan yang sangat tinggi mengenai harapan masa depan dan juga karena adanya unsur kesengajaan memberi kesan baik kepada pihak lain.


(18)

Hal tersebut menjadikan informasi tidak benar, ketidakteraturan ini dapat berupa mark-up angka, dan penjelasan tidak memadai.

c. Banyaknya data

Luasnya usaha organisasi membuat semakin kompleks dan banyaknya transaksi usaha. Jika setiap departemen yang ada dalam organisasi tersebut tidak memiliki prosedur yang tepat dalam menjalankan usahanya, kemungkinan kesalahan baik kecil maupun besar tidak dapat terdeteksi, sehingga menyebabkan menumpuknya kesalahan yang akan berefek pada ketidaktepatan pencatatan informasi dalam pembukuan. Hal ini akan membuat ketidakakuratan laporan keuangan.

d. Kompleksitas transaksi

Perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan semakin kompleks, dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Peraturan akuntansi yang bersinggungan dengan entitas lain membuat masalah menjadi penting dan sulit. Penyajian laporan keuangan yang semakin kompleks karena dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Masalah ini tentunya akan mempengaruhi pemakai laporan keuangan yang semakin sulit dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu audit laporan keuangan diperlukan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang telah dibuat manajemen.

e. Perbedaan kepentingan

Manajemen akan berusaha agar laporan keuangan memperlihatkan kinerja yang baik, dengan meningkatkan laba dengan mengubah perlakuan akuntansi. Para pemakai laporan keuangan memiliki kepentingan lain yang berbeda dengan manajemen, dimana pemegang saham mengharapkan deviden besar, tapi kreditur lebih senang jika tidak ada pembagian deviden. Sehingga dibutuhkan kepastian laporan keuangan yang bebas dari konflik kepentingan. Laporan keuangan perlu di audit untuk menentukan kewajaran laporan keuangan. Audit laporan keuangan diperlukan unuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan.

2.3.2.Audit Operasional

Menurut William P. Leonard (2002) Audit operasional sebagai suatu pengujian yang menyeluruh dan konstruktif dari struktur organisasi suatu perusahaan, lembaga atau cabang dari pemerintah atau setiap komponen dari padanya, seperti suatu divisi atau departemen, dan rencana dan tujuannya, alat operasionalnya, dan utilisasi manusia dan fasilitas fisik.


(19)

Menurut Tunggal, A. W. (2008), audit operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen.

Disamping itu dalam bukunya, Boynton, Johnson & Kell yang diterjemahkan oleh Rajoe, P. A, Gania, G, & Budi, I. S. (2003 : 498) menyatakan “audit operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan.

Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu, menyatakan bahwa audit kepatuhan merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi dari suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.

Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001), meskipun terdapat beberapa

perbedaan dari

1. Proses yang sistematis

Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.

2. Menilai operasi organisasi

Penilaian operasi organisasi didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau yang disetujui. Dalam audit operasional, kriteria sering dinyatakan dalam standar kinerja (performance standards) yang ditetapkan oleh manajemen. Namun dalam beberapa hal, standar-standar ini mungkin juga ditetapkan oleh industri. Kriteria penilaian organisasi ini sering kali kurang jelas didefinisikan dibandingkan kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Pemeriksaan operasional mengukur tingkat


(20)

korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.

3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi

organisasi yang diaudit untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti bahwa audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan langsung dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus historis.

4. Melaporkan kepada orang yang tepat

atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit tersebut diminta oleh pihak ketiga, dan pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas bersangkutan. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit

menerima salina

5. Rekomendasi atau perbaikan

Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir sampai dengan pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya rekomendasi-rekomendasi yang

bertujuan untuk perbaika

Mulyadi (2002 : 32) menyatakan tujuan audit operasional adalah untuk :

1. Mengevaluasi kinerja

2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Karena luasnya ruang lingkup pelaksanaan evaluasi terhadap keefektifan operasional adalah tidak mungkin untuk menentukan ciri-ciri pelaksanaan audit operasional secara pasti.

Menurut Agoes (2004), tujuan dilakukannya audit operasional adalah sebagai berikut :

1. Untuk menilai kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.


(21)

3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.

4. Memastikan ketaatan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah. 5. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk

menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

6. Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit operasional menurut Tunggal (2000 : 14) adalah :

1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan.

2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian.

3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.

4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.

6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.

Menurut Guy dkk, (2003 : 421) audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :

1. Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian lain yang sesuai.

2. Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan


(22)

mewawancari individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi), mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.

3. Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut. Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.

Audit operasional dikenal sebagai audit yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai tujuannya.

Menurut Guy dkk, (2003 : 421-424) struktur umum dari audit operasional adalah proses lima tahap, yaitu :

1. Pengenalan

Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.

2. Survei

Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang di audit.

3. Pengembangan Program

Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit.

4. Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit merupakan tahap utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditentukan dalam


(23)

program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi.

5. Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-temuan khusus dan rekomendasi.

Masalah-masalah yang dapat diungkapkan melalui audit operasional antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kekurangan dalam perencanaan seperti kurang atau tidak adanya rencana standar, kebijakan dan prosedur yang baik dalam ruang lingkup fungsional maupun operasional kegiatan perusahaan

2. Lemahnya struktur organisasi dan pola penempatan personil 3. Kelemahan dalam pengelolaan bahan dan fasilitas

4. Sistem pengawasan manajemen tidak efektif 5. Prosedur administrasi intern yang buruk

Menurut Effendi, Antonius (2004) dalam bukunya peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektifitas Penjualan, tumbuhnya rasa tidak puas dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap akuntabilitas manajemen dari perusahaan publik mengakibatkan perlunya mempertimbangkan kemungkinan audit kinerja sebagai sebuah mandatori


(24)

2.3.3.Audit Kepatuhan

Menurut Mulyadi (2002) Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu . Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.

Menurut Abdul Halim (2003 : 5-7) Audit kepatuhan adalah pengevaluasian yang dilakukan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu telah sesuai dengan aturan, regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya “Auditing Pendekatan Terpadu”, menyatakan bahwa: audit kepatuhan Bertujuan mempertimbangkan apakah pengguna laporan telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah audit telah mengikuti kebijakan, prosedur dan peraturan yang telah ditentukan pihak otoritasnya lebih tinggi.

Manajemen bertanggung jawab untuk menjamin bahwa entitas yang dikelolanya mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku atas aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup pengidentifikasian peraturan yang berlaku dan penyusunan pengendalian intern yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas tersebut mematuhi peraturan.

Hasil audit kepatuhan berupa pernyataan temuan atau tingkat kepatuhan. Hasil audit kepatuhan dilaporkan kepada pemberi tugas yaitu


(25)

pimpinan organisasi, karena pimpinan organisasi yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan Intern

Pengertian audit internal menurut Guy, Wayne dan Alan yang diterjemahkan oleh Paul A Rajoe dan Ichsan Setia Budi (2003 : 408) dalam bukunya Auditing 2, adalah sebagai berikut : “Suatu fungsi penilai independen yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatannya sebagai jasa bagi organisasi.”

Pengertian lain mengenai audit internal menurut Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya Internal Auditing (2005 : 3) adalah sebagai berikut : “Audit internal adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independen) didalam suatu organisasi meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan pimpinan.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah suatu kegiatan independen dalam suatu organisasi yang memberikan jasa untuk memeriksa, mengevaluasi dan memberikan nilai tambah bagi kegiatan operasi perusahaan Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan pengendalian internal yang menguji keefektifan pengendalian lain.

IAI (2001: 319.2) mendefinisikan :

“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan, yaitu:

1. keandalan pelaporan keuangan, 2. efektivitas dan efesiensi operasi, dan


(26)

Pengertian rekomendasi auditor menurut Sawyer dalam bukunya Internal Auditing, yang diterjemahkan oleh Desi Andhariani (2000 : 11) yaitu : “Rekomendasi auditor merupakan pendapat auditor yang dipertimbangkan mengenai suatu situasi tertentu dan harus mencerminkan pengetahuan dan penilaian auditor mengenai pokok persoalannya dalam arti apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.”

Hiro Tugiman dalam bukunya Standar Profesional Audit Internal (2001 : 45), menyatakan bahwa “Rekomendasi adalah sasaran yang menganjurkan, membenarkan, dan menguatkan”.

Dari dua pengertian ditas dapat disimpulkan bahwa rekomendasi merupakan pendapat auditor berupa sasaran yang menganjurkan mengenai suatu situasi tertentu. Rekomendasi harus dirancang sedemikian rupa guna memperbaiki kondisi yang memerlukan perbaikan. Rekomendasi harus disusun secara logis namun tidak berarti bahwa rekomendasi tersebut hanya berhubungan dengan masalah-masalah diidentifikasikan dalam temuan-temuan pengauditan. Biasanya rekomendasi juga harus dihubungkan dengan pribadi dari prilaku-prilaku masing-masing. Rekomendasi tertentu harus ditujukan untuk temuan-temuan tertentu sehingga ada mata rantai hubungan antara temuan dan rekomendasi.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

Definisi efektivitas menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen (2000 : 33), Efektivitas adalah hubungan antara


(27)

keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang dicapai semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tertentu maka dapat dikatakan semakin efektif unit tersebut.

Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya.

Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 222) :

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :

1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan

dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.

5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.

6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

Menurut Hudri Chandry (2009 : 10), wewenang dan tanggung jawab auditor intern dalam suatu organisasi juga harus ditetapkan secara jelas oleh pimpinan. Wewenang tersebut harus memberikan keleluasan auditor intern untuk melakukan audit terhadap catatan-catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang sedang berjalan dan para pegawai badan usaha.


(28)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan secara lebih terperinci mengenai tanggungjawab auditor internal dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001 : 322.1), yaitu :

Auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenamg dan tanggungjawabnya tersebut. Auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

Menurut Hiro Tugiman (2006 : 68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakannya yaitu:

1. Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern. 2. Pemeriksa intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan

dan rekomendasi.

3. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu.

4. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil dari pelaksanaan pemeriksaan.

5. Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi.

6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan.

7. Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit.

Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka audit internal harus berada diluar fungsi lini suatu organisasi, kedudukannya independen dari auditee. Auditor internal wajib memberikan informasi bagi manajemen pengambil keputusan yang berkaitan dengan perasional perusahaan, sehingga selalu memerlukan dukungan dari manajemen. Informasi dari auditor internal tidak banyak dimanfaatkan bagi pihak ekstern karena independennya terbatas.


(29)

2.5. Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian 2.5.1.Fungsi Kepegawaian

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan standar gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan, kenaikan pangkat dan standar gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

Menurut Mangkunegara (2002 : 2) bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahaan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Hasibuan (2002 : 10) bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Dalam mengelola dan mengatur karyawan tidaklah mudah karena manusia mempunyai pikiran, perasaan, status dan latar belakang yang berbeda. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya dengan mudah, berbeda dengan mesin, modal gedung dan lain-lain. Jelasnya manajemen sumber daya manusia mengatur tenaga kerja yang dimiliki organisasi yang sedemikian rupa sehingga dapat terwujud tujuan organisasi, kepuasan karyawan dan masyarakat.


(30)

Menurut Hasibuan (2007 : 21) fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi sebagai berikut :

1. Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan ini untuk menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2. Pengorganisasian

Kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasinya, dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

3. Pengarahan

Kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin dengan kepemimpinannya memerintah bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian

Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan atau penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

5. Pengadaan

Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.

6. Pengembangan

Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan (training). 7. Kompensasi

Pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak, adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum Pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.


(31)

8. Pengintegrasian

Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.

9. Pemeliharaan

Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pensiun.

10.Kedisiplinan

Merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedesiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

11.Pemberhentian

Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 1964.

Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan individu dalam organisasi. Peranan manajemen sumber daya manusia baik fungsi yang bersifat manajerial maupun operasional sangat menunjang dalam usaha-usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui fungsi-fungsi tersebut, manajemen sumber daya manusia berusaha menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan karyawan sehingga mereka selalu dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

2.5.2.Sistem Penggajian

Menurut Hariandja (2002). gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk


(32)

memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.

Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi mendefinisikan gaji (salary) sebagai pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan secara perbulan.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian menurut Mulyadi (2008 : 374) dalam bukunya sebagai berikut :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

Umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Misalnya, pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah dan lain-lain.

2. Kartu jam hadir

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan.

3. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung.

4. Daftar gaji dan upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah.

5. Rekap daftar gaji dan upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per-departemennya, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji atau upah.

7. Amplop gaji dan upah

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada karyawan di dalam amplop.

8. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.


(33)

Menurut Mulyadi (2008), Prosedur sistem penggajian yang diselenggarakan dengan menggunakan komputer terdiri dari :

1. Bagian gaji

Bagian gaji menerima kartu jam kerja dan tiket jam kerja dari berbagai departemen. Atas dasar dokumen ini, bagian gaji akan membandingkan kedua dokumen, memasukkan data gaji ke komputer, dan mengarsipkan kedua dokumen tersebut urut waktu. 2. Departemen pengolahan data

Setelah menerima input gaji, bagian ini akan menjalankan program pengurutan data. Hasilnya adalah data gaji yang telah urut. Selanjutnya bagian ini menjalankan program pembuatan cek dengan menggunakan file induk penggajian dan file buku besar. 3. Bagian utang

Bagian ini menerima daftar gaji dari departemen pengolahan data. Atas dasar gaji tersebut, bagian utang akan memberikan otorisasi dan membuat voucher. Selanjutnya voucher dan daftar gaji diserahkan ke bagian utang.

4. Kasir

Bagian ini mula-mula menerima cek gaji. Selanjutnya bagian ini juga menerima voucher dan daftar gaji, kemudian memeriksa dan menandatangani cek dan membatalkan (mengecap lunas voucher). Kemudian kasir akan mendistribusikan dokumen-dokumen tersebut.

5. Bagian gaji

Atas dasar daftar gaji yang diterima, bagian gaji akan mencocokkan dengan arsip kartu kerja dan tiket jam kerja. Selanjutnya dokumen-dokumen tersebut diarsipkan urut tanggal. Selain upah dan gaji yang diterima oleh setiap karyawan, masih ada kompensasi lain yang dapat mempengaruhi pada penerimaan penghasilan yaitu berupa insentif. Insentif sebagai balas jasa yang diterima oleh setiap karyawan akan dipengaruhi oleh adanya prestasi yang optimal, dimana sebagai alat ukur yang digunakan adalah hasil kerja yang melebihi standar yang ditetapkan perusahaan yang telah dicapai karyawan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Mondy dan Noe yang dikutip dari Marwansyah dan Mukaram (2000 : 130) insentif terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :


(34)

1. Financial Insentive

Merupakan insentif dalam bentuk material (uang) yang biasa diberikan secara bersaman dengan upah atau gaji. Insentif ini diberikan kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja melebihi standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Financial insentive ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Finansial insentif langsung, terdiri dari atas pembayaran yang diterima oleh seseorang berbentuk gaji/upah, bonus dan komisi. b. Finansial insentif tidak langsung, meliputi semua balas jasa

finansial yang tidak termasuk ke dalam finansial insentif langsung seperti tunjangan-tunjangan, asuransi, bantuan social karyawan dan sebagainya.

2. Non Financial Insentive

Non financial insentive terdiri atas berbagai bentuk kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaannya itu sendiri, atau berupa lingkungan fisik tempat seseorang ini bekerja. Kepuasan dari pekerjaan ini dapat dilihat dengan adanya tanggung jawab dari karyawan dalam mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya, adanya peluang dalam mengembangkan diri, tugas-tugas yang menarik serta merasa tertantang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepuasan yang berasal dari lingkungan kerja adalah rekan-rekan kerja yang menyenangkan, atasan yang kompeten dan kondisi kerja yang nyaman. Baik financial insentive maupun non financial insentive masing-masing memegang peranan dalam memberikan dorongan yang memungkinkan karyawan untuk memberikan prestasi kerja yang optimal. Bentuk-bentuk ini mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya dan juga saling melengkapi sehingga tujuan dari pemberian insentif itu dapat tercapai.

2.6. Kerangka Konseptual

Mulyadi (2002) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu proses sitematik untuk memperoleh dan mengevaluasi buktu secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(35)

Menurut William C. Boynton, Raymon N Johnson dan Walter G. Kell yang diterjemahkan oleh Budi S. I (2003 : 7) audit laporan keuangan mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Menurut Tunggal, A. W. (2008), audit operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen.

Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya “Auditing Pendekatan Terpadu”, menyatakan bahwa: audit kepatuhan Bertujuan mempertimbangkan apakah pengguna laporan telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

Menurut Mulyadi (2002 : 29), audit intern adalah :

auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006 : 8) Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.


(36)

Menurut Mulyadi (2001 : 17) Sistem akuntansi gaji dan upah dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya, perancangan system akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validitas, otorisasi kelengkapan, klasifikasi penilaian, ketepatan waktu dan ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan.

Perusahaan juga harus melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dikatakan berjalan baik apabila seluruh kegiatannya telah berjalan sesuai dengan standar operasional perusahaan yang berlaku.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian. Adapun tinjauan penelitian terdahulu tersebut antara lain :

Pemeriksaan Operasional

Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian PT. Agung Sumatera


(37)

No. Nama Peneliti Tine Novarita

A. Judul Penelitian Manfaat Audit Operasional dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Penggajian (Studi Kasus pada PT. Bank Mega Tbk Bandung) Tahun Penelitian 2006

Masalah Yang Diteliti

Adapun masalah yang diteliti oleh penulis adalah: 1. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan

audit operasional atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan.

2. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pengendalian internal atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan.

3. Untuk mengetahui peranan audit internal atas penggajian pada perusahaan.

Metode Penelitian Deskriptif analitis

Hasil Temuan Audit operasional dapat menunjang efektifitas pengendalian internal penggajian

Perbedaan penelitian Tine Novarita dengan penelitian peneliti adalah penelitian terdahulu hanya di dapat penjelasan mengenai pengendalian internal penggajian sedangkan penelitian peneliti yaitu di dapat penjelasan mengenai kinerja karyawan sebanding dengan gaji yang diperoleh karena adanya sistem absensi yang terkomputerisasi yang dapat menentukan keefektifan kinerja karyawan.

No. Nama Peneliti Nova Anggraini

B. Judul Penelitian Audit Operasional Atas Sistem Penggajian Pada PT. Berkatkuria Mitraabadi

Tahun Penelitian 2008 Masalah Yang

Diteliti

Untuk menilai sistem penggajian perubahan atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur penggajian yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen, apakah sudah berjalan efektif dan efisien.

Metode Penelitian Menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu penelitan kepustakaan dan penelitian


(38)

lapangan.

Hasil Temuan Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem kebijakan penggajian perusahaan sudah cukup baik, walaupun masih banyak terdapat kelemahan seperti tidak adanya sistem komputer untuk menghitung gaji, telatnya pembayaran gaji dan lain-lain yang ada dalam perusahaan yang perlu diperbaiki agar kegiatan operasional sistem penggajian dapat berjalan efektif dan efisien.

Perbedaaan penelitian Nova Anggraini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adanya sistem absensi yang terkomputerisasi sehingga dapat menentukan kinerja karyawan sehingga bagian sistem penggajian dapat menentukan apakah karyawan tersebut dapat memperoleh bonus ataupun pengurangan gaji dari kinerja karyawan.

No. Nama Peneliti Siti Latifatul Arifa

C. Judul Penelitian Audit Operasional Untuk Menilai Efektivitas Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada Pabrik Kertas PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera)

Tahun Penelitian 2010 Masalah Yang

Diteliti

Adapun masalah yang diteliti oleh penulis adalah: 1.Bagaimana pelaksanaan fungsi sumber daya

manusia yang ada di PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?

2.Kelemahan-kelemahan apa saja yang ditemukan dalam pencapaian tujuan fungsi sumber daya manusia pada PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?

3.Alternatif perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai efektivitas fungsi sumber daya manusia pada PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?

Metode Penelitian Metode Kualitatif

Hasil Temuan Hasil yang dapat disimpulkan penulis adalah pengelolaan fungsi SDM pada PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera secara umum telah cukup


(39)

efektif sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan maupun UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah berjalan secara efektif. Fungsi yang lain yaitu fungsi pelatihan dan pengembangan, fungsi kompensasi, dan fungsi keselamatan kerja belum dilaksanakan secara efektif, baik karena kebijakan perusahaan kurang memadai maupun dikarenakan kesadaran karyawan yang masih rendah.

Perbedaaan penelitian Siti Alifatul Arifa dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sistem kerja pegawai, yaitu adanya sistem absensi yang terkomputerisasi untuk mengukur tingkat kedisiplinan karyawan.

2.8. Hipotesis

Erlina (2008 : 49) menyatakan bahwa :

Hipotesis penelitian adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, dapat disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara mengenai perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.

Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan

H2 : Adanya pengaruh yang signifikan atas system penggajian terhadap perusahaan


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil tempat penelitian di PT. Agung Sumatera Samudera Abadi yang berlokasi di Jl. Sei Padang No. 58 Medan. Waktu penelitian yaitu bulan Agustus 2013 sampai selesai.

3.2. Pengumpulan Data

Ada dua metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu metode survei dan metode observasi. Metode pengumpulan data-data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 169) Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Wawancara

Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 171) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui tatap


(41)

muka atau melalui telepon. Penulis menggunakan teknik wawancara dengan cara tatap muka langsung dengan responden.

2. Kuesioner

Menurut Sulistyo Basuki (2006 : 110) Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan.

Menurut Bambang dan Lina (2005 : 115) skala Guttman digunakan untuk mengevaluasi data setelah dikumpulkan. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam fenomena yang berbeda.

Skala Gutman dalam Freddy Rangkuti (1997 : 67) tujuan skala ini adalah untuk memperoleh ukuran gabungan yang bersifat unidimensional (hanya mengukur satu dimensi saja).

1. Kepada responden diajukan pertanyaan, setelah itu didapat hasil sebagai berikut :

1. Jawaban Ya diberi kode 1 2. Jawaban Tidak diberi kode 0 2. Metode observasi

Menurut Riduwan (2004 : 104) Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Tipe observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(42)

1. Observasi langsung

Teknik observasi yaitu dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data yang jelas berkaitan dengan penelitian.

Dalam sebuah penelitian, peneliti harus memahami kriteria data yang baik dan mampu menentukan teknik yang tepat dalam mengumpulkan data. Jika tidak, maka data yang dikumpulkan tidak akan diperoleh secara sempurna.

Menurut Menurut Mc Leod yang kutip oleh Azhar Susanto (2002 : 40-41) data atau informasi harus :

1. Akurat, artinya data harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

2. Tepat waktu, artinya data itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan.

3. Relevan, artinya data yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Lengkap, artinya data harus diberikan secara lengkap.

3.3. Jenis Data

Aktivitas penelitian tidak bisa terlepas dari keberadaan info yang merupakan bahan utama untuk membuat gambaran spesifik tentang objek penelitian. Data penelitian bisa berasal dari berbagai hal yang dikumpulkan dengan memakai berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.

Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010)

Menurut sumbernya , data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan


(43)

kedua adalah yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiaannya . Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data yang telah tersedia. Berikut jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Data Primer

Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 171) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian yang diperoleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data primer, yaitu metode survei. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik wawancara dan kuesioner.

2. Data Sekunder

Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dalam dokumen resmi perusahaan, dan akan diperoleh dari laporan manajemen. Tipe-tipe data sekunder terbagi menjadi dua jenis, yaitu data internal dan data eksternal. Penulis menggunakan data internal sebagai tambahan penelitian.

a. Data Internal

Menurut Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 173) Data internal merupakan dokumen-dokumen perusahaan dan operasi yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal. Data yang penulis peroleh adalah


(44)

Standar Operasional Prosedur dan struktur organisasi perusahaan.

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.


(45)

BAB IV

ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian Perseroan Terbatas No. 12 dihadapan Purnama, SH Notaris di Sibolga. Namun usaha ini berjalan secara komersil sejak tahun 1987 mulai dari usaha perorangan yang dirintis langsung oleh Bapak Ali Udin Pohan yang saat ini menjabat sebagai Direktur perusahaan dan pemegang saham mayoritas.

Usaha ini bergerak dalam bidang usaha perdagangan ikan sekaligus

cold storage. PT. Agung Sumatera Samudera Abadi Medan berkedudukan di Jl. Sei Padang No. 58 Medan. Lokasi usaha berada di Jl. Gatot Subroto No. 110 Sarudik Tapanuli Tengah, menempati luas lahan 13.867 dimana luas lahan tersebut berdiri bangunan kantor, bangunan cold storage, lespon, tangkapan, tempat pendaratan ikan yang mampu menampung 25 unit kapal penangkapan ikan, kapasitas cold storage yang ada saat ini untuk pembekuan ikan.

Disamping lokasi yang ada di Tapteng perusahaan juga memiliki lokasi usaha yang berada di komplek pergudangan Kosambi/Jakarta berupa cold room dan saat ini telah dilengkapi fasilitas pembekuan dengan kapasitas 24 ton ikan beku perhari.

PT. Agung Sumatera Samudera Abadi telah berkembang dari sebuah perusahaan perdagangan menjadi rumah perdangangan internasional yang berdiri


(46)

kokoh. Setelah pengembangan dan pembangunan selama bertahun-tahun, kelompok kami yang terdiri dari tim manajemen dan staf produksi professional dan berpengalaman menjamin pelayanan yang sangat efisien, produk bermutu tinggi dan tentu saja harga yang kompetitif.

a. Kelompok kerja yang berkomitmen dan berpengalaman tahu benar “Mutu dan Nilai”.

b. Penyalur utama bagi perdagangan grosir, supermarket, hotel, took eceran, jasa makanan.

c. Mengeskpor kointainer penuh dan gabungan keseluruhan bagian dunia.

4.1.2 Visi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

Menjadi rekan bisnis dalam industri perikanan yang paling berharga serta senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat.

4.1.3 Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi adalah sebagai berikut : a. Memperluas usaha dan jaringan penjualan ekspor serta bakat dalam

bisnis perikanan.

b. Menghasilkan laba yang pantas untuk mendukung pengembangan perusahaan.

c. Meningkatkan mutu produk yang lebih baik dan efisien.

d. Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan pemasok dan penyalur yang saling menguntungkan.


(47)

e. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan social dan lingkungan.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

Untuk menjalankan perusahaan pada umumnya diperlukan struktur organisasi yang nantinya terdapat pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan, sehingga nantinya tercipta suatu kerja sama yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi.


(48)

4.1.5 Standar Operasional Prosedur KOMISARIS

Nama Jabatan : Komisaris Departemen/Divisi : -

Atasan : ASSA Holding

Bawahan : Direktur

Tugas-tugas Komisaris :

1. Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut

2. Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan eksekutif

3. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan 4. Mengesahkan anggaran tahunan

5. Bertanggung jawab atas kinerja perusahaan kepada para anggota pemegang saham

6. Menetukan gaji dan kompensasi mereka sendiri Tanggung jawab Komisaris :

1. Mengawasi dan member saran kepada direksi dalam pengelolaan dan strategi perusahaan


(49)

SEKRETARIS

Nama Jabatan : Sekretaris Departemen/Divisi : -

Atasan : Komisaris

Bawahan : -

Tugas-tugas Sekretaris :

1. Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak stakeholder

2. Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan

3. Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku Tanggung jawab Direktur :

1. Terbinanya jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak stakeholder

2. Terselenggaranya kelancaran pelaksanaan agenda direksi

DIREKTUR

Nama Jabatan : Direktur Departemen/Divisi : -

Atasan : ASSA Holding

Bawahan : Manager

Tugas-tugas Direktur :

1. Membuat, merumuskan, menyusun, menetapkan konsep dan rencana umum perusahaan, mengarahkan dan memberikan kebijakan/keputusan


(50)

atas segala rancang bangun dan implementasi perusahaan ke arah pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

2. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas seluruh kinerja perusahaan.

Tanggung Jawab Direktur :

1. Mengadakan pengawasan terhadap seluruh kinerja departemen/divisi. 2. Memerhatikan kesejahteraan sosial dan ekonomi karyawan dan

keluarganya.

3. Menerima/mempekerjakan dan memberhentikan karyawan.

4. Mengarahkan para manager untuk mengatur, membuat kebijakan, dan peraturan-peraturan perusahaan, melakukan implementasi dan kinerja tak terbatas bagi kepentingan perusahaan.

5. Melakukan kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak lain bagi kepentingan perusahaan.

INTERNAL AUDIT

Nama Jabatan : Internal Audit Departemen/Divisi : -

Atasan : Komisaris


(51)

Tugas-tugas Internal Auditor :

1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan kode etik

2. Mengkordinasikan kegiatan dengan orang lai agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan

GENERAL MANAGER

Nama Jabatan : General Manager Departemen/Divisi : -

Atasan : Direktur

Bawahan : Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Pembelian Kepala Bagian Penjualan Kepala Bagian Akuntansi Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Logistik & Umum Tugas-Tugas General Manager :

1. Mengarahkan karyawan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal bagi kepentingan perusahaan.

2. Memberikan kemampuan profesional secara optimal bagi kepentingan perusahaan.


(52)

3. Menciptakan suasana tenang, damai dan enerjik terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

4. Mengarahkan seluruh karyawan untuk bekerja secara profesional, efisien dan efektif.

5. Merealisasikan dan melaksanakan rencana-rencana serta prosedur-prosedur yang diterapkan melalui pendelegasian wewenang pada departemen/divisi di bawah tanggungjawabnya.

6. Menandatangani surat-surat dan dokumen-dokumen untuk kepentingan perusahaan atas pendelegasian Direktur.

7. Dapat mengambil keputusan berhubungan dengan lingkup tugasnya yang menjadi wewenang Direktur dengan persetujuan Direktur dalam hal Direktur berhalangan.

8. Mengkoordinir implementasi anggaran tahunan dengan kepala bagian di bawahnya guna mencegah defisit kas agar perusahaan mampu mencatat laba sesuai target.

9. Mengadakan rapat kerja secara periodik untuk melakukan review atas kondisi perusahaan.

Tanggung Jawab General Manager :

1. Mengadakan pengawasan terhadap seluruh kinerja departemen/divisi. 2. Memperhatikan kesejahteraan sosial dan ekonomi karyawan.

3. Mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.

4. Mentaati seluruh kebijakan dan prosedur yang ditetapkan perusahaan. 5. Menerima/mempekerjakan dan memberhentikan karyawan.


(53)

6. Melakukan kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak lain bagi kepentingan perusahaan dengan persetujuan Direktur.

7. Mempergunakan dan melakukan implementasi keuangan perusahaan bagi kepentingan perusahaan.

KEPALA BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA

Nama Jabatan : Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Departemen/Divisi : Sumber Daya Manusia

Atasan : Manager

Bawahan : Staff Sumber Daya Manusia Tugas-tugas Kepala Bagian Sumber Daya Manusia :

1. Mengkoordinasikan dan membantu Manager dalam membuat keputusan, kebijaksanaan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.

2. Membuat perencanaan, pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta melakukan pemutakhiran data sumber daya manusia.

3. Menyusun kebijaksanaan serta pembagian sumber daya manusia berdasarkan perimbangan beban kerja dengan produktivitas.

4. Membuat perencanaan formasi, rekruitmen dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan.

5. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai.


(54)

7. Memproses, mengevaluasi dan menetapkan daftar gaji rutin, kenaikan gaji berkala, honorarium, insentif, potongan dan Pph untuk pegawai tetap, serta uang duka cita.

8. Mengevaluasi dan menyusun program kesejahteraan pegawai, kesehatan dan keselamatan kerja, promosi/mutasi.

9. Menetapkan biaya perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10. Menyusun program pembinaan pegawai dalam kerangka penegakan disiplin kerja berdasarkan administrasi unit kerja (cuti, sanksi, pemberhentian).

11. Mengambil data/informasi yang berkaitan dengan kepegawaian dari bagian-bagian unit kerja yang terkait.

12. Menetapkan jumlah calon pegawai yang dibutuhkan, tenaga harian lepas dan pegawai tetap berdasarkan beban kerja pada unit kerja yang telah mendapat rekomendasi dari atasan langsung.

Tanggung Jawab Sumber Daya Manusia :

1. Melakukan koordinasi dengan pihak kepala bagian lainnya sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan.

2. Melaporkan hasil pelaksanaan perencanaan, pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta pemutakhiran data sumber daya manusia.

3. Penegakan disiplin dan pemberdayaan seluruh pegawai untuk kemajuan perusahaan.


(55)

4. Menyelenggarakan pendidikan & pelatihan guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Menjaga keselamatan dan kerahasiaan dokumen dan arsip kepegawaian.

6. Menyajikan laporan hasil analisis evaluasi secara periodik dan menyampaikan saran maupun pertimbangan kepegawaian kepada Manager dan Direktur.

7. Mengantisipasi berbagai masalah kepegawaian baik internal maupun eksternal.

8. Melakukan penyesuaian gaji dan upah berdasarkan ketentuan yang berlaku.

9. Mengajukan uang perjalanan dinas sesuai kebutuhan dan peraturan yang berlaku.

STAFF SUMBER DAYA MANUSIA

Nama Jabatan : Staff Sumber Daya Manusia Departemen/Divisi : Sumber Daya Manusia

Atasan : Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Bawahan : -

Tugas-tugas Staff Sumber Daya Manusia :

1. Mengkoordinasikan dan membantu Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.


(56)

2. Menginventarisir biodata seluruh pegawai secara kontinue,menyimpan dan mengamankan seluruh arsip perusahaan yang berhubungan dengan kepegawaian.

3. Membuat daftar gaji rutin, kenaikan gaji berkala, honorarium, insentif, potongan Pph untuk pegawai tetap, serta uang duka cita dan bantuan formal.

4. Menyiapkan dokumen perjalanan dinas dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan bagiannya.

Tanggung Jawab Staf Sumber Daya Manusia :

1. Menyediakan data/informasi untuk membuat laporan kepada Kepala Bagian Sumber Daya Manusia.

2. Menjaga keselamatan dokumen dan arsip kepegawaian.

3. Menyelenggarakan rekruitmen pegawai sesuai strategi yang ditetapkan.

SECURITY

Nama Jabatan : Security

Departemen/Divisi : Sumber Daya Manusia Atasan : Staff Sumber Daya Manusia

Bawahan : -

Tugas-tugas Security :

1. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lain yang berhubungan dengan sub bagiannya.


(57)

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pekerja, tamu, dan kenderaan yang masuk dan keluar ke area perusahaan.

4. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, ataupun tugas-tugas lainnya yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Tanggung Jawab Security :

1. Memastikan keamanan lingkungan perusahaan.

KEBERSIHAN

Nama Jabatan : Kebersihan

Departemen/Divisi : Sumber Daya Manusia Atasan : Staff Sumber Daya Manusia

Bawahan : -

Tugas-tugas Kebersihan :

1. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lain yang berhubungan dengan sub bagiannya.

2. Melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan perusahaan. 3. Menyediakan konsumsi karyawan dan tamu perusahaan.

4. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, ataupun tugas-tugas lainnya yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Tanggung Jawab Kebersihan :


(1)

wewenang dan tanggung jawab yang jelas, kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang telah ditetapkan sesuai aturan.

4.7.5.Penaksiran Resiko

Pihak manajemen perusahaan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dalam menetapkan resiko cukup sehingga manajemen perusahaan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi akan lebih mampu menjawab tantangan di masa depan. Penaksiran resiko seperti perubahan dalam lingkungan operasi, karyawan baru, perubahan sistem informasi, pertumbuhan pesat dan teknologi baru yang terjadi di perusahaan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dapat dikurangi sekecil mungkin.

4.8 Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian Dan Sistem Penggajian

Pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :

a. Tahap Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan survei pendahuluan terhadap bagian fungsi kepegawaian dan sistem penggajian, dimana auditor mulai mencari data-data apa saja yang akan diaudit dan dalam bentuk tertulis. Auditor juga melakukan wawancara kepada pihak manajemen agar auditor dapat memahami kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Auditor pada bagian ini sebelum melakukan audit sudah diberikan pedoman internal yang telah ada di perusahaan.


(2)

b. Tahap Pemeriksaan Mendalam

Pada tahap ini auditor melakukan studi lapangan, dimana auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan kepegawaian dan penggajian. Auditor juga melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui penyimpangan antara rencana dengan realisasi dalam kepegawaian dan penggajian.

c. Tahap Pelaporan

Auditor membuat laporan hasil audit yang terdiri dari informasi mengenai objek yang diaudit serta hasil audit mencakup temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dan di tindak lanjuti.

Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian dan sistem penggajian ini telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian dan sistem penggajian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan sesuai dengan audit program yang telah ditentukan dan dalam penerapan sistem penggajian yang disusun dengan cermat harus ditunjang oleh administrasi yang lancer dan memuaskan.


(3)

4.9 Pengendalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian langsung ke PT. Agung Sumatera Samudera Abadi, kemudian menganalisa dan mengevaluasi data yang telah diperoleh, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan dari perusahaan mengenai Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian.

1. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan. 2. Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian telah sesuai dengan

yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan perusahaan.

3. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan atas sistem penggajian terhadap perusahaan.

4. Pada pengendalian intern atas sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap


(5)

Adapun yang menjadi perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang diteliti penulis, yaitu :

Untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana ditetapkan. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

5.2 Saran

Peneliti mencoba memberikan beberapa saran mengenai pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peneliti, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini.

1. Sistem pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian yang dijalankan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sebaiknya dipertahankan. Bila perlu sistem pembukuan untuk mengaudit prosedur pada perusahaan digunakan sistem komputerisasi.

2. Sistem penggajian yang dijalankan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sudah berjalan baik dalam penerapan sistem penggajian yang disusun dengan cermat, ditunjang oleh adminstrasi yang lancar dan memuaskan sehingga harus dipertahankan.

3. Sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan pengendalian intern atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian yang sudah berjalan sebagaimana mestinya agar keefektivan perusahaan dapat terus berjalan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2004.Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.Edisi Ketiga.Penerbit Fakultas Ekonomi Unversitas Trisakti. Arep, Iskak & Tanjung, Hendri.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi

Kedua.Penerbit BPFE.Yogyakarta.

Erlina.2008.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.Edisi Kedua.Cetakan Pertama.USU Press.Medan.

Guy, dkk. 2003. Perbedaan Standar Audit Operasional. http://dheddewpratiwi.blogspot.com (Mei 2013)

Hasibuan, 2002. Definisi, Peranan, Fungsi dan Tujuan Penggajian. http://jurnal-sdm.blogspot.com (Mei 2009)

Hasibuan, 2007. Pengertian karyawan. http://serviceprima.blogspot.com (Juni 2012)

Mamang Sangadji, Etta & Sopiah.2010.Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis dalam Penelitian.ANDI.Yogyakarta.

Marwan & Sulystio Budi, Awig Dwi.2000.Pengelolaan Karyawan.Penerbit BPFE.Yogyakarta.

Mulyadi.2002.Auditing.Edisi Keenam.Salemba Empat.Jakarta.

Mulyadi. 2002. Pengertian Auditing. http://ilmuakuntansi.web.id ( Mei 2012)

Mulyadi. 2008. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian.

Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. 2005

Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Tunggal, Amin Wudjaja.2004.Audit Operasional (Suatu Pengantar).Harfarindo.Jakarta.