Hirarki Pengaruh KERANGKA TEORI
pengalaman profesionalnya. Pengalaman professional ini akan membentuk peranan dan etika profesionalnya. Peran etika professional ini memiliki
efek langsung terhadap isi media massa, sedangkan sikap, nilai dan kepercayaan pribadi mempunyai efek tidak langsung, karena bergantung
kepada kedudukan individu sendiri dalam organisasi media yang memungkinkannya untuk mengesampingkan nilai professional dan atau
rutinitas organisasi. dengan kata lain seorang jurnalis memiliki orientasi nilai tertentu dalam berhadapan dengan realitas yang sedang terjadi.
5
2.
Pengaruh Rutinitas Media
Apa yang diterima media massa dipengaruhi oleh praktik-praktik komunikasi sehari-hari communicator orang penghubung, termasuk
deadlinebatas waktu dan kendala waktu lainnya, kebutuhan ruang dalam penerbitan, struktur piramida terbalik untuk menulis berita, nilai berita,
standar objektivitas, dan kepercayaan reporter pada sumber-sumber berita.
6
Rutinitas media berasal dari kendala yang menyangkut tiga tahap, melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini, 1 apa yang akan diterima oleh
konsumen penonton, 2 mampukah media mengolah suatu produksi, 3 dan produk apa yang tersedia dari sumber.
7
Ini merupakan gambaran dimana rutinitas media dibentuk oleh tiga tahapan tersebut. Meskipun
5
Pamela J Shoemaker and Stephhen D Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, New York, USA: Longman Publishers, 1996, h. 61
6
Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet.2, h.227
7
Pamela J Shoemaker and Stephhen D Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h. 104
demikian rutinitas media bergantung sesuai dengan kebutuhan media tersebut.
3.
Pengaruh Organisasi Terhadap Isi
Organisasi media memiliki beberapa tujuan, dan menghasilkan uang sebagai salah satu yang paling umum digunakan. Tujuan-tujuan organisasi
media ini bisa berdampak pada isi melalui berbagai cara.
8
Pada tingkat organisasi media, yang menjadi focus adalah tujuan organisasi media,
tujuan dan kebijakan organisasi merupakan kekuatan tersendiri yang tidak dapat diletakkan. Jadi, pemberitaan media bukanlah sebuah hasil kerja
yang bersifat perseorangan, melainkan kerja kelompok yang menunjukan aspek kolektivitas. Tujuan lainnya seperti memproduksi content yang
berkualitas, melayani publik dan mendapatkan pengakuan professional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan. Kekuatan organisasi
tertinggi dipegang oleh pemilik yang menetapkan kebijakan serta melaksanakannya. Pengaruh pemilik atas konten media telah menjadi
perhatian penting dalam media berita
9
. 4.
Pengaruh Terhadap Isi dari Luar Organisasi Media.
Pengaruh-pengaruh ini meliputi kelompok-kelompok kepentingan yang melobi untuk mendapatkan persetujuan atau menentang jenis-jenis
isi tertentu, orang-orang yang menciptakan pseudoevent untuk mendapatkan liputan media, dan pemerintah yang mangatur isi secara
8
Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet.2, h.22
9
Pamela J. Soemaker dan Stephen D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, , h. 165
langsung dengan
undang-undang pencemaran
nama baik
dan ketidaksopanan.
10
Pada tingkat ekstramedia, faktor-faktor yang mempengaruhi content media antara lain sumber-sumber informasi yang disajikan isi media
seperti kelompok kepentingan dalam masyarakat, sumber-sumber pendapatan media seperti pengiklan dan khalayak serta intuisi sosial
lainnya seperti pemerintah. Hal ini berarti berbagai kekuatan dan juga kekuasaan power dari pihak luar outsider sangat memengaruhi kerja
media. Kekuatan dalam pengertian ini bukan terbatas pada persoalan politik saja yang terkesan represif dan serba membatasi, seperti kekuasaan
Negara misalnya. Tetapi juga kekuatan lain yang boleh menjadi sifat intimidatif demonstrasi dan ancaman penduduk dari kelompok sosial
tertentu yang merasa dirugikan oleh pemberitaan, ekonomi-politik kepentingan financial dan permodalan dari pemilik media, maupun yang
berkaitan dengan persoalan profit pemasang iklan dan selera masyarakat.
11
Media penyiaran adalah tempat untuk beriklan, pemasaran waktu siaran airtime merupakan sumber pendapatan utama bagi media
penyiaran.
12
Mendirikan dan mengorganisasikan media massa butuh biaya mahal. Peralatan dan fasilitas membutuhkan investasi besar. Harus ada
dana untuk gaji. Media cetak harus membeli berton-ton kertas. Stasiun televisi harus membayar rekening listrik yang selangit. Untuk menutup
10
Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet.2, h.227
11
Pamela J. Soemaker dan Stephen D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, , h.210
12
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.377
biaya ini, media massa menjual produknya dengan dua cara. Mereka memperoleh pendapatan dengan menjual produk langsung ke audien
massa, seperti industry film, rekaman music, dan buku. Atau mereka meraih pendapatan dari pengiklan yang memasang iklan untuk audien
massa yang disediakan oleh media, seperti yang dilakukan koran, majalah, radio dan televisi. Singkatnya media massa beroperasi dalam lingkungan
kapitalis. Dengan sedikit pengecualian, mereka berusaha mendapatkan banyak uang.
13
5.
Pengaruh Ideologi
Ideologi menggambarkan fenomena tingkat masyarakat. Yang asasi bagi ideologi
di Amerika Serikat adalah “kepercayaan dalam sistem ekonomi kapitalis, kepemilikan pribadi, pencapaian laba dengan
wiraswasta untuk kepentingan pribadi, dan pasar bebas”. Ideologi yang
menyeluruh ini mungkin memengaruhi isi media massa dengan banyak cara.
14
Sebagai agama, televisi juga memiliki preferensi nilai dan pemihakan ideologinya tersendiri. Sebagai perpanjangan dari gurita
kapitalisme, nilai terpentingnya adalah komersial sedangkan daya hidupnya adalah
“pasar”
15
Teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk
13
Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi Delapan, Jakarta: Kencana, 2008, h.20
14
Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet.2, h.227
15
Idi Subandy Ibrahim, Sirnanya Komunikasi Empatik: Krisis Budaya Komunikasi dalam masyarakat Kontemporer Bandung: Pustaka bani Quraisy, 2004, h.20
memproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.
16
Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran pada khalayak bahwa
dominasi itu diterima secara taken for granted. Disini, menurut Van Dijk, dapat menjelaskan fenomena apa yang disebut sebagai “kesadaran palsu”,
bagaimana kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi seperti agama
tertentu yang menyebabkan suatu kerusuhan, orang kulit hitam selalu bertindak criminal, melalui control media, dan sebagainya.
17
Media massa merupakan organisasi sosial yang secara internal memiliki standar kualitas penilaian, struktur, dan hirarki dalam
menjalankan mekanisme kerjanya. Mekanisme serta pilihan politik representasi yang dijalankan media memberi penegasan bahwa secara
intra-organisasi, media pasti bersikap aktif dan bahkan penuh kontradiksi serta konflik didalamnya. Sementara secara ekstra-organisasi, media
bersifat interdependen karena saling mempengaruhi dengan berbagai institusi sosial lain di luar dirinya.
18