Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. Ruang Lingkup Penelitian

11 yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Noer 2007 menyatakan bahwa kreativitas dalam matematika lebih pada kemampuan berpikir kreatif. Karena secara umum sebagian besar aktivitas yang dilakukan seseorang yang belajar matematika adalah berpikir. Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan berpikir yang dimulai karena adanya kesadaran terhadap sesuatu masalah yang menuntut seseorang untuk secepatnya menyelesaikan masalah tersebut, sehingga diperlukan tindakan cepat dan tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Tall 1991:46 mengatakan bahwa berpikir kreatif matematika adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau perkembangan berpikir pada struktur-struktur dengan memperhatikan aturan penalaran deduktif, dan hubungan dari konsep-konsep dihasilkan untuk mengintegrasikan pokok penting dalam matematika. Menurut Livne 2008:17 berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka. Kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut mencakup aspek-aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Terdapat dua ciri-ciri berpikir kreatif, yaitu ciri-ciri kognitif dan ciri-ciri afektif. Menurut Munandar 2009:21, ciri-ciri kognitif berpikir kreatif antara lain: 1 Keterampilan berpikir lancar fluency, yaitu mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau 12 saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban; 2 Keterampilan berpikir luwes fleksibility, yaitu mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran; 3 Keterampilan berpikir original kebaharuan, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim; 4 Keterampilan memperinci mengelaborasi, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga lebih menarik; 5 Keterampilan menilai mengevaluasi, yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya. Menurut Noer 2007 kemampuan berpikir kreatif dibangun melalui pendidikan, pendidikan memungkinkan siswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Selain itu, menurut Munandar 2009:94-95, dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal serta membiarkan anak mengambil keputusan sendiri akan menumbuhkan kreativitas anak. Jadi kemampuan berpikir kreatif siswa dapat didorong melalui pendidikan yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengembang-kan daya khayal mereka sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. 13 Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif, beberapa ahli mengembangkan instrumen. Balka dalam Mann 2005:239 mengembangkan Creative Ability Mathematical Test CAMT, ia memperkenalkan kriteria untuk mengukur kemampuan kreatif matematika. Dalam test ini mencakup dua cara berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Dalam berpikir konvergen ditandai dengan menentukan pola dan melanggar dari pola pikir yang ditetapkan. Sementara dalam berpikir divergen, didefinisikan sebagai merumuskan hipotesis matematika, mengevaluasi ide matematika, merasakan apa yang hilang dari masalah, dan membagi masalah umum menjadi submasalah tertentu. Dalam test ini kreativitas matematika diukur dengan indikator fleksibilitas, kelancaran, dan orisinalitas. Kemudian Torrance mengembangkan Torrence Test of Creative Thinking TTCT. Menurut Munandar 2009:65-66 Tes Torrance dimaksudkan untuk memicu ungkapan secara simultan dari beberapa operasi mental kreatif, terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian. Tes Torrance tentang berpikir kreatif terdiri dari bentuk verbal dan figural. Bentuk verbal terdiri dari tujuh sub-tes: mengajukan pertanyaan, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki produk, penggunaan tidak lazim, pertanyaan tidak lazim, dan aktivitas yang diandaikan. Bentuk figural terdiri dari tiga sub-tes: tes bentuk, gambar yang tidak lengkap, dan tes lingkaran. Tes verbal diskor untuk kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas. Sementara tes figural ditambah dengan skor untuk elaborasi. Tes Torrance juga diberi batas waktu atas dasar pertimbangan bahwa sampai derajat tertentu harus ada tekanan untuk memicu fungsi mental kreatif dengan tetap memberikan dorongan untuk merangsang berpikir kreatif.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 55

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Trimurjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 17 68

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

0 4 68

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Kuantitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 75

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 6 67

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 12 50

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60