17
tersebut. Sedangkan menurut Widayastuti dan Sugeng 2009 kemampuan mendeteksi kecurangan berarti proses menemukan atau menentukan suatu
tindakan illegal yang dapat mengakibatkan salah saji dalam pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mendeteksi kecurangan adalah kemampuan untuk mengungkapkan adanya
kekeliruan pada laporan keuangan perusahaan serta menangkap adanya gejala- gejala yang mengindikasikan terjadinya suatu kecurangan fraud. Pada penelitian
ini kemampuan mendeteksi kecurangan digunakan untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa tentang cara-cara yang digunakan untuk mendeteksi
kecurangan fraud yang telah dipelajari dalam mata kuliah Auditing.
2.3.1 Definisi Kecurangan Fraud
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dalam Tuanakotta
2014:95 menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pngertian fraud seperti :
1. Pasal 362: Pencurian definisi KUHP:”mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dim
iliki secara melawan hukum” 2.
Pasal 368: Pemerasan dan Pengancaman definisi KUHP:”dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah
18
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapus piutang”
3. Pasal 372: Penggelapan definisi KUHP:”dengan sengaja dan melawan
hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan” 4.
Pasal 378: Perbuatan curang definisi KUHP:”dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”
5. Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit 6. Pasal 406: Men
ghancurkan atau merusakkan barang dfinisi KUHP:”dengan sengaja atau melawan hukum mengahncurkan, merusakkan, membikin tak
dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain”
7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang secara khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Undang- Undang nomor 31 tahun 1999 Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecurangan fraud
merupakan sesuatu yang bersifat material yang tidak benar yang sengaja dilakukan sehingga menimbulkan kerugian pada korbannya.
19
2.3.2 Klasifikasi Kecurangan Fraud