14
instruktur, fasilitas, iklim kelembagaan, program, gaya mengajar, teman, teman sekamar, kegiatan ekstra kurikuler, dan afiliasi organisasi Astin, 1993.
Sedangkan ouput pada model Astin mengacu pada kemampuan atau bakat yang dihasilkan dari program pembelajaran yang berupa karakter, pngetahuan
sikap, keyakinan, nilai-nilai yang ada setelah menempuh proses pembelajaran. Output adalah variabel hasil yang diperoleh setelah melalui proses pembelajaran.
Teori model Astin IEO pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel dalam penelitian. Dalam teori ini, output ditentukan oleh
input dan environment, hubungan antara environment dan output juga tidak dapat dipisahkan oleh adanya pengaruh dari input. Variabel motivasi mahasiswa dan
prestasi akademik diasumsikan sebagai input, keterlibatan perkuliahan Auditing diasumsikan sebagai environment, dan kemampuan mendeteksi kecurangan
diasumsikan sebagai output. Hal ini berarti kemampuan mendeteksi kecurangan sebagai ouput penelitian dipengaruhi oleh motivasi mahasiswa dan prestasi
akademik sebagai input dan keterlibatan perkuliahan Auditing sebagai environment.
2.2 Involvement Theory
Involvement theory merupakan teori yang diperkenalkan Astin 1999 yang digunakan untuk menjelaskan tentang keterlibatan seseorang dalam suatu kondisi.
Involvement theory Astin, 1999 menjelaskan bahwa besarnya energi fisik dan kekuatan psikologis siswa yang digunakan untuk memperoleh pengalaman
akademis. Dengan demikian semakin besar keterlibatan siswa baik secara fisik
15
maupun psikologis maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa tersebut.
Teori ini juga menjelaskan bagaimana keterlibatan siswa yang dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif Astin, 1999. Secara kuantitatif
keterlibatan siswa dapat diukur dengan berapa jam siswa menghabiskan waktunya untuk belajar. Sedangkan secara kualitatif dapat diukur dengan bagaimana
pemahaman siswa tentang mata pelajaran yang telah dipelajarinya. Keterlibatan mahasiswa mengacu pada kuantitas dan kualitas fisik serta
energi psikologis pengalaman mahasiswa di perguruan tinggi. Dengan demikian, mahasiswa yang keterlibatannya tinggi adalah yang salah satunya, misalnya,
mencurahkan energi yang cukup untuk belajar, menghabiskan banyak waktu dikampus, berpartisipasi aktif dalam organisasi mahasiswa, dan sering
berinteraksi dengan anggota fakultas dan mahasiswa lainnya Astin, 1999. Program akademis yang dijalankan berperan sebagai penghubung agar
terciptanya sebuah keterlibatan antara mahasiswa dengan teman –temannya dan
dosen dalam kegiatan belajar mengajar, atau dengan kata lain ketika program akademis yang ada disusun dan terlaksanakan dengan baik maka akan tercipta
keterlibatan yang baik di dalam kelas antara mahasiswa dengan teman –temannya
dan dosen Zakir, 2015. Yanto 2012 juga mengungkapkan bahwa kualitas akademis mahasiswa
tergantung pada keterlibatannya dalam hal akademis maupun non akademis. Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dipengaruhi oleh
kegiatan yang diikuti di universitas. Misalnya, mahasiswa yang aktif berorganisasi
16
memiliki tingkat keterlibatan yang besar, karena mereka diharuskan berkomunikasi dengan teman
– teman yang lainnya Astin, 1999. Involvement theory pada penelitian ini menjelaskan variabel keterlibatan
perkuliahan Auditing terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan. Apabila seorang mahasiswa memiliki tingkat keterlibatan yang besar dalam perkuliahan
Auditng baik secara fisik maupun psikologis maka pengetahuannya dalam mendeteksi kecurangan yang diperoleh baik.
2.3 Kemampuan Mendeteksi Kecurangan Fraud