34
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, maka semakin tinggi motivasi mahasiswa dalam perkuliahan, maka semakin tinggi pula tingkat keterlibatan
mahasiswa dalam perkuliahan Auditng.
2.7.2 Pengaruh Prestasi Akademik Terhadap Keterlibatan Perkuliahan
Auditing
Prestasi akademik adalah proses belajar yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan,
daya analisis, dan evaluasi Winkle, 1996. Prestasi akademik dapat mengungkapkan tingkat keberhasilan dari suatu proses pendidikan akademik.
Artinya bahwa prestasi akademik dari suatu mahasiswa dapat menggambarkan tingkat keaktifan dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan Auditing merupakan partisipasi aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa prestasi akademik sebelumnya dapat menjadi prediktor performance academic Crede and Kucel, 2008 dalam Yanto et al, 2010. Berarti bahwa
prestasi akademik dapat memprediksi tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan.
Yanto et al 2011 mengidentifikasi pengaruh prestasi akademik mahasiswa sebelumnya di Student Engagement, dengan mempertimbangkan beberapa
proposisi. Pertama, Alvermann 2001 dalam Yanto et al 2011 menyebutkan bahwa tingkat keterlibatan mahasiswa adalah faktor mediasi melalui instruksi
kelas hasil pengaruh siswa. Kedua, ditegaskan oleh peneliti dari University of
35
Victoria, Kanada Student Engagement bisa menjadi proksi yang baik untuk kualitas pendidikan secara keseluruhan. Ini berarti bahwa prestasi mahasiswa
sebelumnya dapat mempengaruhi Student Engagement. Ketika prestasi akademik mahasiswa yang diukur dengan IPK menunjukkan nilai yang tinggi berarti tingkat
keterlibatan mahasiswa dalam proses perkuliahan tinggi. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan Auditing.
2.7.3 Pengaruh Keterlibatan Perkuliahan Auditing terhadap Kemampuan
Mahasiswa Mendeteksi Kecurangan Fraud
Involvement theory menjelaskan tentang keterlibatan seseorang dalam suatu kondisi, bahwa besarnya energi fisik dan kekuatan psikologis yang
digunakan untuk memperoleh pengalaman akademis Astin, 1999. Bahwa semakin seseorang banyak terlibat dalam suatu kondisi maka akan banyak
pengalaman yang diperolehnya. Begitu pula dengan keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan Auditing, semakin tinggi tingkat keterlibatan mahasiswa maka
semakin tinggi pula pengalaman yang diperolehnya dari perkuliahan. Kemampuan mendeteksi kecurangan berarti proses menemukan atau
menentukan suatu tindakan illegal yang dapat mengakibatkan salah saji dalam pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja Widayastuti dan Sugeng,
2009. Kemampuan mahasiswa mendeteksi kecurangan adalah seberapa besar
36
pemahaman mahasiswa tentang cara-cara yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan fraud yang telah dipelajari dalam perkuliahan Auditing.
Menurut Sanusi, dkk 2015, pengalaman juga memiliki peran bagi auditor dalam menilai kemungkinan risiko kecurangan. Berarti mahasiswa dengan
pengalaman perkuliahan Auditing yang lebih banyak akan lebih paham tentang cara-cara pendeteksian fraud. Hal ini juga sesuai dengan involvement theory yang
menjelaskan tentang keterlibatan seseorang dalam suatu kondisi. Pada teori model IEO Astin 1993 keterkaitan antar komponen akan saling memengaruhi,
keterlibatan mahasiswa yang diasumsikan sebagai environment dan kemampuan mendeteksi kecurangan diasumsikan sebagai output akan saling memengaruhi
satu sama lain. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan Auditing maka semakin tinggi pula kemampuan mahasiswa dalam mendeteksi kecurangan
fraud.
2.7.4 Pengaruh Motivasi Mahasiswa Terhadap Kemampuan Mahasiswa